NovelToon NovelToon
Bidadari Di Balik Dosa

Bidadari Di Balik Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Suami Tak Berguna
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Ini kelanjutan kisah aku istri Gus Zidan ya, semoga kalau. suka🥰🥰🥰

****

"Mas, saya mau menikah dengan Anda."

Gus Syakil tercengang, matanya membesar sempurna, ia ingin sekali beranjak dari tempatnya tapi kakinya untuk saat itu belum mampu ia gerakkan,

"Apa?" Ia duduk lebih tegap, mencoba memastikan ia tidak salah dengar.

Gadis itu menganggukan kepalanya pelan, kemudian menatap Gus Syakil dengan wajah serius. "Saya bilang, saya mau menikah dengan Anda."

Gus Syakil menelan ludah, merasa percakapan ini terlalu mendadak. "Tunggu... tunggu sebentar. mbak ini... siapa? Saya bahkan tidak tahu siapa Anda, dan... apa yang membuat Anda berpikir saya akan setuju?"

Gadis itu tersenyum tipis, meski sorot matanya tetap serius. "Nama saya Sifa. Saya bukan orang sembarangan, dan saya tahu apa yang saya inginkan. Anda adalah Syakil, bukan? Anak dari Bu Chusna? Saya tahu siapa Anda."

Gus Syakil mengusap wajahnya dengan tangan, mencoba memahami situasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Kemarahan Syakil vs Kecemasan Sifa

Setelah menyelesaikan rangkaian pemeriksaan dan ternyata tidak ada masalah dengan jantung Sifa, mereka pun memutuskan untuk pulang dan Sifa hanya membawa pulang beberapa vitamin,

"Tunggu,"

Sifa yang tengah mendorong kursi roda Syakil pun segera menghentikan langkahnya, mereka menoleh ke sumber suara, ternyata dokter Nino tengah berjalan cepat ke arah mereka dan akhirnya berdiri tepat di depan Sifa,

"Ada apa, dok? Ada yang kurang? Atau terlewat?" tanya Sifa sembari mengingat-ingat sesuatu yang mungkin ia lupakan.

"Tidak! Sebanrnya ini tengah Syakil." ucap dokter Nino sembari melirik ke arah Syakil.

"Mas Syakil?" tanya Sifa penasaran.

Dokter Nino pun tersenyum saat melihat respon cepat dari Sifa, ia pun segera menjelaskan apa yang ingin ia katakan, "Kebetulan di rumah sakit ini ada sahabat saya yang ahli menangani masalah kelumpuhan seperti yang Syakil alami, kalau kalian berminat, kalian bisa datang lagi ke sini besok." ucapnya bersemangat.

Syakil diam, ia seperti mencium gelagat aneh dari pria di depannya, menurut Syakil, dokter Nino memiliki ketertarikan. Khusus terhadap Sifa, hal itu membuatnya tidak suka, sedangkan Sifa tampak tertarik dengan cepat ia menjawabnya, "Aku akan datang." ucapnya begitu yakin, tapi kemudian meralat ucapannya, "Maksudku, kami akan datang, besok." ucapnya sambil tersenyum.

Dokter Nino menganggukkan kepalanya puas, "Baiklah sampai jumpa besok."

"Assalamualaikum," Syakil dengan cepat mengucapkan salam dan memutar kembali kursi rodanya meninggalkan Sifa dan dokter Nino.

Melihat Syakil pergi, Sifa pun melambaikan tangannya pada dokter Nino dan bersiap menyusul Syakil dengan langkah cepatnya.

"Waalaikumsalam." jawab dokter Nino, ia masih berdiri di tempatnya sembari menatap punggung Sifa yang semakin menghilang di balik dinding di susul dengan helaan nafas panjang seolah tengah mengeluarkan segala kegelisahannya.

***

Sepanjang perjalanan pulang tidak begitu banyak percakapan hingga saat mereka sampai di rumah, Sifa tengah membantu Syakil masuk ke dalam rumah,

"Aku ambilkan minum dulu ya," ucap Sifa dan hendak berlalu, tapi segera Syakil menahan tangan Sifa, "Ada apa?" tanya Sifa kemudian.

"Siapa dokter Nino?" tanya Syakil dengan ekspresi yang begitu dingin.

Sifa mengerutkan keningnya, "Kenapa tiba-tiba...?"

"Jawab saja." ucap Syakil dengan tegas bahkan tanpa melihat ke arah Sifa.

"Dia, bukan siapa-siapa."

"Bukan siapa-siapa?" tanya Syakil lagi kali ini lebih mengintimidasi.

Sifa menghela nafas, "Iya, bukan siapa-siapa. Hanya kenalan papa aku."

Syakil mengerutkan keningnya, tampak ia tidak percaya, "Hanya kenalan?" tanyanya lagi.

Sifa yang mulai merasa tengah diintimidasi pun kembali mengerutkan keningnya, tapi ia juga tidak ingin membohongi Syakil lebih banyak, sudah cukup baginya kebohongan besar yang tengah ia sembunyikan, ia tidak ingin menciptakan kebohongan lagi, "Ya..., sedikit lebih dekat."

Syakil belum puas dengan jawaban Sifa, ia pun akhirnya kembali bertanya, "Sedekat apa?"

"Baiklah, aku jujur. Dia kata papa dulu temanku saat kecil, dan beberapa waktu lalu, dia pria yang hampir di jodohkan sama aku oleh papa." akhirnya Sifa pun menceritakan semuanya, dulu saat kecil sebenarnya ia tidak begitu mengingat jika mereka pernah berteman dekat tapi dokter Nino selalu membahas masa kecil mereka membuat Sifa percaya.

"Besok kita tidak akan datang." ucap Syakil tegas sembari melepaskan genggaman tangannya pada Sifa,

Sifa begitu terkejut, ia sampai berjongkok di depan Syakil tapi Syakil memilih memalingkan wajahnya, "Kenapa? Karena dokter Nino?"

"Bukan urusan kamu." ucap Syakil sembari memalingkan wajahnya.

Sifa kesal, emosinya memuncak, ia segera berdiri dan mengepalkan kedua tangannya, "Kamu jangan egois, kita akan datang besok. Tidak ada kata tidak. Ini demi kesembuhan kaki kamu."

Kali ini syakil mendongakkan kepalanya menatap Sifa, "Ya kalau kakiku sembuh, kalau tidak? Kamu akan pergi dengannya?" ucapnya seolah meremehkan kesetiaan Sifa.

Sifa tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Syakil, ia sampai membuang nafas berkali-kali dan mengibaskan tangannya di depan dada mencoba untuk mengendalikan emosinya, "_Nya?" tanyanya dengan wajah tidak percaya.

"Dokter Nino." jawab Syakil dengan suara lirih tapi masih bisa di dengar oleh Sifa.

Sifa begitu kesal, ia sampai menendang udara seolah tengah menendang sesuatu, "Kenapa jadi bawa-bawa dia sih. Urusannya kan sama dokter temennya dokter Nino. nggak ada hubungannya sama dokter Nino."

Syakil menajamkan matanya, "Apa kamu tidak lihat, dia sengaja mencari celah untuk dekat sama kamu. Termasuk memanfaatkan kakiku yang lumpuh ini."

Sifa berdecak beberapa kali, "Kamu terlalu picik, mas. Nggak semua orang berpikir seperti itu." kali ini suara Sifa lebih tinggi.

"Dan nggak semua orang berpikir seperti yang kamu pikirkan." syakil pun tidak kalah tinggi.

"Mas....., kamu egois." Sifa menyerah, ia berbalik meninggalkan Syakil dan masuk ke dalam kamar, ia membanting pintu dan menjatuhkan tubuhnya di sana,

"Egois banget jadi orang. Memang apa aku akan selamanya menjaganya dalam keadaan lumpuh. Kalau sampai dia tahu aku yang menabraknya, apa dia mau aku rawat, trus siapa yang akan merawatnya?" Sifa terus saja bergumam sembari menangis. Ia tidak bisa pergi dalam keadaan Syakil yang seperti saat ini. Ia bahkan tidak sanggup membayangkan bagaimana marahnya Syakil saat ia tahu jika dirinya yang telah menabraknya hingga lumpuh.

Syakil masih duduk di tempatnya, ia tengah memikirkan kata-kata Sifa. Beberapa kali beristigfar karena telah berbicara kasar pada Sifa tanpa alasan yang jelas. Tepat saat yang sama, tiba-tiba pintu yang belum sempat di tutup itu di ketuk dari luar, seseorang tengah berdiri di ambang pintu dengan senyum ramah.

"Assalamualaikum, Syakil." sapanya, dia ustadz Zaki. ustadz Zaki adalah murid dari abinya yang sudah meninggal dan sekarang bahkan putri ustadz Zaki telah menikah dengan pamannya.

"Waalaikumsalam, ustad. Silahkan masuk, ustad." Syakil bergegas hendak menyambutnya ke pintu, tapi segera ustadz Zaki menahannya dengan memberi isyarat tangan agar tetap di tempat.

"Tidak perlu repot, aku akan masuk sendiri."

Mereka pun bersalaman dan Syakil sebagai yang muda pun segera mencium punggung tangan ustadz Zaki.

"Silahkan duduk, Ustad." pinta Syakil dan ustadz Zaki pun segera duduk.

"Bagaimana kabar kamu?" tanya ustadz Zaki kemudian setelah duduk.

"Alhamdulillah, baik. Ustad. Bagaimana ustad sekeluarga?" tanya Syakil balik.

"Alhamdulillah, baik. Insyaallah kami juga akan segera mempunyai cucu."

."Alhamdulillah...," tampak Syakil juga bahagia melihat rona wajah bahagia ustadz Zaki.

Kemudian ustad Zaki mengedarkan pandangannya, "Kata orang-orang, kamu sudah menikah ya?"

Syakil mengangguk, "Maaf tidak memberi tahu kabar ini pada ustad dan keluarga, bukannya saya tidak memandang keluarga ustadz Zaki sebagai kerabat dekat, tapi memang menikahnya mendadak."

"Tidak masalah, jangan mengkhawatirkan hal itu, yang paling penting sekarang kamu sudah bahagia."

"Terimakasih, ustadz,"

"Jangan sungkan. saya ke sini hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Di mana istri kamu?" tanya ustadz Zaki kemudian karena tidak mendapat istri Syakil.

Syakil menoleh ke arah pintu kamar yang tertutup, "Dia sedang istirahat sebenarnya ustad, saya akan panggilkan." ucap Syakil sembari hendak memutar kursi rodanya tapi Ustadz Zaki menahan tangan Syakil, "Tidak perlu, biarkan dia istirahat."

Kemudian ustadz Zaki menangkan rona kesedihan di wajah Syakil, ia pun penasaran, "Sepertinya kamu sedang ada masalah, kalau boleh tahu ada apa?"

Syakil tampak ragu, ia merasa hal seperti ini tidak pantas untuk diceritakan tapi ia juga tidak punya solusi untuk masalahnya saat ini, akhirnya ia pun memutuskan untuk menceritakan semuanya.pada ustad Zaki.

"Mungkin yang dikatakan istri kamu ada benarnya, siapa tahu dengan lantaran ini kamu jadi punya motivasi untuk sembuh, tidak ada salahnya kamu mencoba. Lagipula jika kamu menahan istri kamu, tandanya kamu tidak percaya pada istri kamu."

Syakil mulai mengerti kesalahannya kini, ia tidak bisa mengungkung istrinya dengan hanya berbekal alasan mereka sudah saling kenal lebih dulu, atau karena pria itu adalah pria yang akan dijodohkan dengan istrinya.

"Terimakasih atas nasehatnya, ustadz." ucap Syakil kemudian.

"Berterima kasih pada istri kamu. Dia yang sudah sabar menjagamu selama ini, jadi jangan biarkan dia kecewa dengan kata-kata kamu, karena sekuat apapun seorang wanita, perasaannya begitu lembut."

Bersambung

1
Entin Fatkurina
so sweet
yuning
jangan berfikir perceraian Sifa karena suami kamu adalah salah satu manusia bijak dan hebat
Entin Fatkurina
jadi penasaran, reaksi sifa ketika tau siapa Farah.
yuning
apa kamu akan baik sama Farah kalau tau siapa Farah? sifa
Entin Fatkurina
terimakasih upnya, kak triani.
Tri Ani: sama2 kak🥰
total 1 replies
yuning
syakil
yuning
kejujuran itu lebih baik Sifa dari pada bohong,tapi boleh saja kita menutupi aib kalau untuk kebaikan
Jamil Azhari
Sifa2 aku harap jika syakil tahu biarlah dari sifa biar ngak terlalu sakit kalaupun kata cerai akan di ucapkan nanti
fee2
sifa lum tahu ya calon suami darah ya syakil yang sekarang jadi suami kamu sifa...
Adhen Idho
Kalian sudah saling cinta😁
malu 2 tapi mau🤭
saranku ya sif jujur saja kalau kamu yg nabrak syakil biar gak terlalu kecewa syakil nya
yuning
akh Sifa suami kamu butuh itu, yg peka dong
yuning
suamiku calon suami temanku yg gagal nikah wkwk
yuning: 😁😁😁😁😁
Tri Ani: mantul judulnya
total 2 replies
yuning
gak usah memaksa om, karena segala yang dipaksakan tidak akan berakhir baik
yuning
Miss you ustadz Zaki
fee2
ternyata papa sifa ada di balik semua ini... bagaimana ya sifa....
fee2
jadi zahra setiap hari dapat petuah bijak ustadz Zaki..
fee2
ustadz zaki bijak sekali....
Sri Murtini
kenapa papa jadi provokator😇😇😇
Sri Murtini: emang betul kan seharusnya didoa kan biar samawa ini nggk ,belum tahu gmn Syakil mendidik istrinya. lihat besuk hasilnya jd istri solekhah
total 1 replies
fee2
sakitnya sifa jatuh cinta kedebug love ya sifa....
yuning
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!