NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Spiritual / Iblis / Hantu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Iblis jahat

Odessa menyeringai, "Oh? Jadi kamu tahu bahwa kamu telah ditipu?" Wajah pemuda itu seketika menjadi gelap mendengar pernyataan dari Odessa, ia menatap ke arah gelang dua setengah juta yang baru saja dibelinya.

"Ini benar-benar palsu?"

Odessa terkekeh, "Menurutmu? Bagaimana?"

Pemuda itu menggertakkan giginya dan meremat gelang 'jimat' kayu di tangannya, "Bajingan!"

Odessa menyeringai, ia melambaikan tangannya, "Ayolah, kamu pasti tidak keberatan di tipu untuk sejumlah uang, kan? Lagi pula kamu terlihat seperti memiliki banyak uang di keluargamu."

Pemuda itu menggertakkan gigi, memang benar bahwa keluarganya tidak miskin, namun siapa yang tidak kesal bahwa telah ditipu untuk barang palsu dengan harga yang begitu mahal?

"Memang benar! Tapi—"

"Tapi apa? Benar-benar kesulitan karena makhluk hitam di belakangmu ya?" Odessa menyeringai, ia menatap bayangan hitam yang menjulang tinggi hampir membentuk sebuah manusia raksasa transparan. Pemuda itu tertegun, ia menoleh ke belakang dan tidak melihat apapun, ketika ia kembali berbalik Odessa tiba-tiba saja sudah berdiri di depannya dan merebut jimat gelang kayu dari tangannya.

"Haha, sebenarnya penglihatanmu tidak buruk." Odessa mengangkat alisnya tertarik sembari mendekatkan jimat gelang kayu itu ke depan wajahnya, "Barang ini memang jimat yang lumayan ampuh…"

Telinga pemuda itu berdiri dan mendengarkan ucapan Odessa, matanya berbinar seolah ia telah memiliki harapan di dalam hatinya, "Benarkah?"

Odessa mengangguk, ia menyeringai, "Ya, tapi hanya untuk melawan arwah jahat…" Odessa dengan mudah menginjak harapan pemuda itu ke tanah, "Tapi tidak dengan kasusmu."

Pemuda itu tertegun, harapan di dalam hatinya seolah diangkat tinggi namun disaat berikutnya di lemparkan tenggelam ke bawah palung. Wajah pemuda itu cukup gelap dan buruk, ia menggertakkan giginya, "Berbeda begitu menjadi kasusku, sebenarnya makhluk semacam apa yang mengikutiku?"

"Hmm…" Odessa menyentuh dagunya tertarik dan berjalan mengelilingi pemuda itu dengan raut wajah serius, tangannya terjulur dan menyentuh punggung pemuda tinggi itu. Mata Odessa secara tidak terduga sedikit terkejut, ia tidak menyangka bahwa meskipun tubuh pemuda ini terlihat tidak terlalu berotot, namun punggungnya cukup keras dan tangguh.

"Yah…" Odessa mendekat, ia menatap kabut hitam gelap yang berkumpul hampir melilit jarinya. Pemuda itu bergidik, ia melirik kepada Odessa yang menyentuh punggungnya dengan mata penuh curiga, telinganya sedikit memerah tersipu merasakan nafas hangat gadis cantik yang menawan itu berhembus di belakang telinga dan tengkuknya.

Pemuda itu memalingkan pandangannya, ia curiga bahwa gadis yang memperkenalkan diri sebagai Odessa sebenarnya adalah seorang penjaga palsu dan hanya gadis penggoda pria sepertinya. Odessa mengambil jarinya dari punggung pemuda itu dan mengibaskan jarinya jijik karena terkena kabut hitam negatif dari makhluk yang mengikuti pemuda itu.

Pemuda itu menghela nafas lega dan menegakkan punggungnya, ia kembali melirik Odessa dengan kerutan kening, "Jadi makhluk macam apa yang mengikutiku?"

Odessa melangkah mundur dan menatap makhluk tinggi besar berkabut yang sepertinya menatapnya juga, "Aku tidak tahu pasti apa ini, tapi yang jelas ini pasti bukan arwah jahat biasa."

"Selain arwah jahat, hanya ada dua pilihan. Antara jin … atau iblis."

"Iblis?" Pemuda itu tanpa sadar mengulang, matanya terbelalak terkejut. Ia tidak percaya bahwa bagaimana bisa keluarganya telah di buntuti oleh makhluk setingkat iblis? Lagi pula hal macam apa yang telah keluarganya dan ia lakukan untuk dapat memikat iblis untuk mengikuti dan meneror keluarganya!

"Ya." Odessa mengangguk, "Yang jelas makhluk yang mengikutimu saat ini bukanlah sebuah entitas biasa dengan energi yang kecil, ini mungkin saja iblis tingkat menengah yang memiliki kekuatan yang cukup besar dan kuat."

"Iblis tingkat menengah yang kuat…" Pemuda itu bergumam, ia mengerutkan keningnya, "Jadi gelang itu benar-benar tidak akan berfungsi sama sekali padaku?"

"Bisa dikatakan begitu." Odessa mengangguk dengan tenang, ia berhenti sejenak dan menyeringai, "Jadi, apakah kamu perlu bantuanku? Aku pikir kamu mungkin membutuhkannya."

Pemuda itu menunduk dan tampak berpikir, Odessa awalnya berpikir bahwa pemuda itu pasti akan menyetujui tawarannya untuk membantu, namun jawaban pemuda itu justru tidak pernah diduga oleh Odessa.

"Tidak, aku tidak butuh bantuanmu." Pemuda itu menolak dengan tegas, ia menggelengkan kepalanya dan menggertakkan gigi. Tangannya terkepal dengan kuat, entah apa yang ia pikirkan namun pemuda itu tidak mau menerima bantuan sama sekali dari penjaga, paling tidak penjaga yang bernama Odessa.

Odessa mengangkat sebelah alisnya dengan heran, "Kenapa?"

"Aku masih bisa menyelesaikannya sendiri." Pemuda itu berbalik dan pergi dengan cara berjalan yang cukup tergesa-gesa, Odessa tertegun dan tanpa sadar berjalan beberapa langkah dengan cepat untuk mengejar.

"Hei! Tapi yang mengikuti kamu bukan iblis tingkat rendah yang biasa!" Odessa berteriak, ia tampak heran melihat pemuda itu yang terus berjalan tanpa berbalik sama sekali. Tatapan Odessa tertuju pada bayangan hitam besar bertanduk yang memiliki mata merah menyala, Odessa tertegun ketika melihat bahwa bayangan hitam besar itu memberikan seringai yang jahat dan licik pada Odessa. Seolah mengolok-olok usahanya yang mencoba menolong.

Odessa menggertakkan giginya, ia menginjak tanah dengan keras dan berteriak kembali, "Baiklah! Terserah kamu jika tidak mau dibantu! Sombong sekali, jangan harap aku akan membantumu jika kamu datang kepadaku bahkan jika kamu berlutut memohon!"

Odessa berbalik dengan marah melihat pemuda itu tidak merespon dan menghilang di ujung belokan pasar, Odessa dengan marah mengutuk merasa kesal oleh ejekan iblis itu, ia segera menaiki bus begitu sebuah bus berhenti di halte tempat ia menunggu. Odessa segera pulang ke tokonya dengan empat lima kantong belanjaan berisi bahan dasar untuk makan.

Begitu Odessa sampai di rumah, ia disambut oleh Ajeng. Odessa menyerahkan plastik-plastik berisi bahan dasar itu kepada Ajeng dan dengan wajah gelap berjalan naik ke lantai dua menuju kamarnya. Ajeng memiringkan kepala bonekanya dengan kaku, ia heran mengapa tuannya itu pulang dengan wajah cemberut dan memiliki mood yang buruk.

Ajeng menunduk dan membuka kantong plastik belanjaan, setelah memastikan bahwa semua bahan-bahan benar telah dibeli ia mengabaikan rasa penasaran itu dan berjalan ke dapur di toko dengan bersenandung riang, "Paling tuan hanya tidak sengaja menginjak tahi burung di jalan." Ucap Ajeng sembari membersihkan kotoran pada daging ayam dan ikan.

Setelah mengawetkan semua bahan makanan Ajeng bersenandung dan lanjut membersihkan kembali toko dengan rajin dan kembali ke gudang toko untuk mengobrol bersama arwah-arwah lain yang ada di dalam topeng, meskipun sudah mati Ajeng masih tidak menyerah untuk mencari rekomendasi arwah pria tampan dari arwah-arwah perempuan lain yang ada di dalam topeng.

Odessa membuka pintu kamarnya dengan ledakan, ia melangkah masuk dengan wajah yang gelap, ia mendengus keras dan masih mengutuk. Odessa berbaring di tempat tidur singlenya dan menyalakan ponsel, ia menghabiskan waktu dengan berseluncur medsos khusus para penjaga untuk belajar bagaimana cara menangani arwah tertentu atau melihat cerita dan lelucon dari penjaga lain yang tengah mengerjakan misi.

Sementara itu, di tempat lain.

Pemuda itu yang telah kembali ke rumahnya di sambut dengan hangat oleh ibunya dan kepala pelayan, "Tuan muda Amir, apakah anda telah menemukan jimat yang anda cari?"

Pemuda aneh itu atau yang disebut sebagai Amir, menghela nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar, "Awalnya iya, namun tidak."

Ibu Amir menatap khawatir anak laki-lakinya yang tampak gelisah, "Apa maksudmu nak? Awalnya iya lalu tidak, jadi kamu benar-benar menemukannya atau tidak?"

Amir menggelengkan kepalanya dengan frustasi, "Aku menemukan jimatnya, namun katanya jimatnya sebenarnya tidak berfungsi sama sekali dalam kasusku."

Ibu Amir memiringkan kepalanya dengan sedih, "Kenapa begitu? Ada apa nak?" Amir menunjukkan jimat gelang kayu di tangannya dan meremasnya dengan erat, "Gelang ini hanya bisa menangani arwah jahat biasa, sedangkan katanya yang mengikuti dan meneror keluarga kita bukanlah Arwah biasa ibu."

"Lalu apa?"

"Itu iblis tingkat menengah yang kuat, Bu."

Ibu Amir tertegun tanpa sadar melangkah mundur, wanita paruh baya yang cantik dengan sentuhan elegan itu menyentuh dadanya tampak terkejut, "Apa…? Iblis tingkat menengah?!"

Amir menatap khawatir ibunya yang tampak terkejut dan ditopang oleh kepala pelayan keluarganya, tanpa sadar ia melangkah maju beberapa langkah dan berhenti ketika ibunya mulai tenang, "Ugh … iya, jadi aku harus memikirkan caranya lagi untuk dapat menyingkirkan makhluk yang mengganggu kita semua."

Ibu Amir menatap anaknya dengan sedih, ia menjulurkan tangannya dan menyentuh wajah tampan anaknya itu, "Nak, ibu tahu kamu pasti lelah. Namun ibu masih ingin bertanya, apakah kamu tidak apa-apa?"

Amir tersenyum kecil, meskipun alisnya tampak sedih namun ia mengangguk dengan keras kepala, "Aku baik-baik saja Bu, kalau begitu aku akan kembali ke kamarku terlebih dahulu." Amir berpamitan dengan ibunya dan melangkah naik ke lantai dua, meninggalkan ibunya yang akhirnya bisa berdiri tegak didampingi oleh kepala pelayan wanita di rumahnya.

Ibu Amir menatap punggung anaknya yang terlihat kuat namun sebenarnya telah lama rapuh karena menanggung semua siksaan teror iblis sejak lama, Ibu Amir menghela nafas dan mengusap air mata yang sedikit berkumpul di ujung matanya. Tatapan tua itu menatap ke langit-langit rumah yang bercat putih gading keemasan.

"Oh tuhan … apa lagi yang harus aku lakukan agar bisa mengusir makhluk jahat dan takdir menyedihkan ini dari Amir, ya tuhanku?"

Ibu Amir menggelengkan kepalanya dengan muram dan sedih, "Anakku yang malang, sungguh terlalu berat untukmu menanggung semua ini dari sejak kamu lahir dan memiliki ramalan sialan itu."

Kepala pelayan di samping Ibu Amir hanya bisa menghela nafas mendengar keluhan dari pemiliknya, kepala pelayan menunduk mau tidak mau ikut bersedih melihat keadaan anak dari nyonyanya yang telah ia dampingi pertumbuhannya sejak kecil.

Kepala pelayan wanita itu telah lama menganggap Amir sebagai anaknya sendiri, sehingga melihat takdir yang harus dihadapi oleh Amir ia juga merasa bahwa tuhan tampaknya begitu kejam terhadap mereka.

Kepala pelayan meletakkan kesedihan dan kekhawatirannya ke belakang kepalanya, ia membantu Ibu Amir untuk kembali beristirahat ke kamar tidur.

Amir membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk ke kamar tidurnya, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya dengan lelah, ia menutupi matanya dengan lengannya. Hati Amir saat ini gelisah, ia terpikir oleh ucapan gadis bernama Odessa itu yang ia temui pagi tadi.

Sebelumnya ia tidak pernah menyangka bahwa yang mengikutinya sebenarnya adalah iblis dan bukannya arwah biasa. Terlebih lagi dari ucapan gadis itu yang mengikuti tubuhnya sebenarnya bukanlah iblis rendahan melainkan iblis dengan kekuatan yang cukup kuat, iblis tingkat menengah.

Amir saat ini menghela nafas dengan frustasi, seluruh aura di tubuhnya terlihat sangat rapuh seolah ia benar-benar terlalu lelah untuk menghadapi semua ini selama bertahun-tahun. Amir memukul kasur di bawahnya dengan kepalan tangannya cukup kuat, ia merasa sangat marah.

Amir merasa marah kepada dirinya, ia merasa marah kepada takdir, dan ia juga merasa marah kepada iblis yang mengikuti tubuhnya sejak ia lahir. Mengapa semua hal ini terus mengikutinya tanpa henti dan tidak membiarkannya hidup tenang sama sekali?

Terlebih lagi mengapa peramal tua itu harus datang ke rumahnya bertahun-tahun yang lalu untuk hanya sekedar mengatakan bahwa tubuhnya telah ditargetkan oleh iblis kuat yang memiliki niat buruk, beresiko akan mengambil alih begitu usia dan waktunya telah tiba?

Sialnya bahkan tidak memberi solusi sama sekali!

Seandainya peramal tua itu tidak datang, Amir yakin kehidupannya saat ini pasti tidak akan dilanda oleh kekhawatiran. Namun, pemikiran seperti tubuhnya akan digunakan untuk melakukan hal yang jahat oleh iblis tetap saja membuat Amir khawatir dan enggan.

"Sekarang … apalagi yang harus aku lakukan? Apakah aku benar-benar harus bertemu dan meminta bantuan pada gadis bernama Odessa itu?" Amir bergumam pelan dengan rasa frustasi yang kuat. Namun ia merasa percuma untuk meminta tolong, sebelumnya ia telah menolak dua kali tawaran pertolongan dari gadis itu, gadis bernama Odessa itu pasti tidak akan mau untuk menolongnya.

Lagi pula ego dan harga diri Amir yang kuat dan tinggi pasti tidak akan membiarkannya bergerak untuk meminta tolong dan menerima hinaan serta tatapan mengejek dari gadis yang bernama Odessa itu.

1
Hariyanti Katu
😂😂
Ediherianto
kok blm update ya thor.
Ediherianto
tetap semangat ya thor, walaupun lelah, kami tetap setia menunggu author update.
Ediherianto
terimakasih thor, seh double up
A.K: Sama-sama❤️
total 1 replies
Ediherianto
menarik dan bagus
Ediherianto
semoga lekas sembuh ya thor, dan selamat atas diterimanya disekolah yg diimpikan.
A.K: Aamiiin terima kasih banyak kak Edi!🔥❤️
total 1 replies
bbyylaa
Thank you author. Semoga lolos PPDB tahap selanjutnya, dan tetap jaga kesehatan ya. Aku tetep nunggu kapanpun updatenya kok~
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa!❤️🔥🎉
total 1 replies
bbyylaa
Semangat author💘
A.K: Terima kasih bbyylaa! 🎉❤️🔥
total 1 replies
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
bbyylaa: ayooo thor semangat updatenyaa
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 2 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!