NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari

Terlambat Menyadari

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anissa Ruth

Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.

"Tolong beri aku kesempatan."

"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Base Camp

Dityan Niar kali ini membawa teman-temannya bermain di rumah, hal itu berlanjut hingga akhirnya rumah mereka menjadi base camp Dity dan teman-teman sekolahnya. Ibu dan Bapak mengizinkan rumahnya yang seringkali ramai. Rumah nyaman dan bersih, makanan dan minuman yang bisa disantap kapan saja, itu lebih cukup untuk membuat teman-teman Dity betah di rumah.

Alasan Dity menjadikan rumahnya sebagai base camp adalah karena dia kesepian, Melati sibuk kuliah dan segala aktivitas di luar rumah hampir tidak ada waktu, pulang hanya menjelang Magrib terus lanjut tidur. Jika hari libur tiba, Melati selalu pergi bersenang-senang dengan Raf.

Terus saja begitu, Dity kesal tidak bisa sedekat dulu bersama sang Kakak, akhirnya membawa teman-teman ke rumah.

Bapak sibuk bekerja sedangkan Ibu menjaga toko kue yang baru dirintisnya. Hal itu membuat Dity benar-benar kesepian. Hari ini seperti biasa lelaki itu dan teman-temannya berada di rumah, lima orang lelaki tengah asik di ruang tamu satu orang bermain gitar, sisanya bernyanyi dan bergoyang. Suara bising memenuhi isi ruangan.

Melati masuk ke rumah dengan wajah lelah. Hari ini dia pulang lebih awal. Tangannya menyerahkan kantong keresek berisi martabak telor pada Dity, melangkah ke dispenser dengan gelas beling di tangannya.

“Makasih. Tumben pulang lebih cepat, Kak?” tanya Dity.

Salah satu teman Dity menatap Melati dengan pandangan sulit diartikan, matanya terus menatap lekat wajah Melati, entah itu rasa suka atau kagum, laki-laki itu bernama Regi. Melati memang cantik dengan rambut panjang berwarna hitam, lurus hampir sepinggang, siapa pun yang melihatnya pasti akan tertarik.

“Iya, mulai hari ini dan seterusnya gak akan ada aktivitas di luar.” Gadis itu menjawab setelah menghabiskan satu gelas air putih.

“Kenapa?”

“Sekarang teman Kakak udah sehat, jadi dia kembali kerja.”

“Selain ngampus, berarti Kak Mela bakalan terus di rumah?”

“Iya, tapi bakalan sering ke toko bantuin Ibu.”

“Oh. Aku juga, deh, bakalan bantuin Ibu.”

“Dih, dari kemarin ke mana aja? Baru sekarang bantu Ibu.”

Melati pergi setelah mengucapkan itu, ia berjalan ke kamar lalu mandi, setelahnya duduk di meja makan, perutnya terus berbunyi minta diisi. Satu bulan yang lalu melati berkerja menggantikan temannya yang sedang sakit, gadis itu menjadi barista disebuah kafe, lumayan membuatnya lelah harus memutar otak antara kuliah dan kerja.

Ketika Melati sedang makan, laki-laki tadi alias Regi menghampirinya, langsung duduk begitu saja tanpa minta izin darinya terlebih dahulu. Gadis itu menatap sekilas dan lanjut makan tanpa menghiraukan makhluk di sampingnya.

“Hay, Kak. Boleh kenalan gak?”

Melati menghentikan makan mendengar itu, halisnya menyatu, perkataan orang di sampingnya terdengar aneh di telinga Melati.

Gak salah gitu, kenalan? Kak? Emangnya dia siapa? Batin Melati.

“Gak usah panggil gue ‘Kak' gue bukan Kakak lo.”

“Hmm, okay. Kenalin Regi.”

Laki-laki itu mengulurkan tangannya, mau tidak mau Melati harus menjabatnya, dia tidak enakan orangnya, takut dibilang sombong. Kembali melanjutkan makan, meski Regi sedari tadi menatapnya, tetapi lama-kelamaan ia merasa risih, biarlah Melati tetap abaikan orang itu.

“Aku mau ngajak kencan mau gak?”

Spontan gadis itu menyemburkan air yang baru saja masuk ke mulut. Terkejut, dia tidak menyangka laki-laki itu berani mengajaknya kencan padahal baru pertama kali bertemu. Melati tertawa pahit. “Gak bisa, sibuk.”

Alih-alih terima, laki-laki itu kembali bertanya, bukan bertanya, sih, lebih ke ngajak, tapi maksa. “Kalau ada waktu harus mau, ya, diajak kencan atau nonton gitu.” Belum sempat Melati menjawab, untungnya Dity datang diwaktu yang tepat. Sebenarnya gadis itu sudah malas menghadapi teman dari adiknya.

“Loh, katanya mau ke kamar mandi, kok, malah di sini, Gi? Teman-teman yang lain udah pada balik, lo ditinggalin.”

“Kapan?”

“Barusan. Lo lama banget, sih, di kamar mandinya.”

“Oh, oke, deh. Gue juga mau balik. By Dit, Mela.”

Regi terburu-buru pergi, tetapi masih sempatnya tersenyum pada Melati. Sementara gadis itu, merespon dengan wajah datar, menandakan ketidaksukaan. Setelah kepergian Regi, Dity duduk di samping sang Kakak. Sebenarnya Dity dari tadi mendengar perbincangan Melati dan Regi, dirinya tidak menyangka temannya akan suka pada Melati, tahu gitu dia tidak akan mengajak Regi main ke rumah.

“Teman aku tadi gangguin Kakak, ya?”

Melati berdehem.

“Maaf. Nanti aku suruh mereka jangan ke sini lagi.”

“Kamu makan belum?” tanya Melati mengalihkan pembicaraan, dia malas membahas yang tadi, menurutnya itu tidak penting.

“Belum, tapi aku udah kenyang makan martabak.”

Melati mengangguk. Sementara Dity, kembali bertanya, lebih tepatnya mengobrol, sudah lama sekali mereka tidak berbincang satu sama lain, sampai hal sekecil pun mereka omongkan, sesekali Melati tertawa ketika Dity membuat lelucon. Mereka kembali mengingat sesuatu dimasa kecil mereka.

Hari itu Dity sempat hilang di pasar, dan membuat Ibunya panik. Ibu mencari kemana-mana satu tangannya memegang Melati dan satunya membawa belanjaan. Setelah beberapa menit, akhirnya ditemukan. Laki-laki berusia 5 tahun itu sedang jongkok, menangis di pinggir gerobak basreng.

Haha. Melati tertawa mengingat wajah Dity saat itu, cuaca panas di pasar membuat ingusnya mencair barengan dengan air mata. Laki-laki itu mendelik pada sang Kakak, saat itu dirinya masih bocil, jadi tidak bisa menjaga penampilan agar tetap tampan.

“Udah, jangan ketawa mulu, Kak, ih.”

“Oke, oke.” Melati menghentikan tawaannya. Dia meneguk segelas air putih, tenggorokannya terasa kering.

“Eh, Kak. Besok libur kuliah, Kak Raf ke sini?”

“Gak tahu, dia jarang ngabarin mau ke sini atau nggaknya. Tunggu besok aja.”

Laki-laki itu mengangguk, sudah tidak ada perbincangan lagi, teringat kalau ruang tamu belum dibereskan, segera dia kembali dan merapikan semuanya, gawat jika Ibu pulang melihat berantakan gini, pastinya akan ngomel-ngomel.

Selesai semua, baru akan minum segelas air, suara ketukan pintu terdengar. Dia urungkan untuk minum, berjalan ke arah pintu dan membukanya. Ternyata kiriman bunga, dia sudah yakin bunga itu untuk Melati, sudah sering sekali kiriman bunga datang ke rumah.

Laki-laki itu menyerahkan bunga pada Melati. Alangkah terkejutnya Dity ketika sampai di meja makan, dia meninggalkan telepon genggam di meja makan tadi sebelum beres-beres ruang tamu, alhasil Melati memainkannya, gadis itu melihat-lihat galeri.

Dity berdehem keras membuat Melati berbalik badan menghadapnya. Pandangan Melati tertuju pada bunga, lantas ia langsung menyimpan ponsel milik Dity di meja, setelahnya meraih bunga itu, gadis itu sudah yakin, pasti dari Raf. Sementara Dity, segera mengambil ponselnya, Ia masukan dalam saku.

“Bunga dari Raf, ya?” tanya Melati memastikan.

“Iyalah, dari siapa lagi coba, kalau bukan dari dia?”

Melati menghirup dalam-dalam bunga itu, lalu mengambil surat yang terselip di dalamnya. “I LOVE YOU, MELATI MAWARNI.” Hanya itu kata yang ada di kertas kecil, tetapi selalu bisa membuat gadis itu tersenyum.

Tidak lama sebuah pesan masuk dari ponsel Melati. “Hay, Sayangku, Melati Mawarni. Buat besok aku gak bisa main ke rumahmu, ada acara keluarga yang gak bisa aku tinggalkan. Kapan-kapan lagi aku ke rumahmu, tunggu aja, ya. Pesan ini dari Raf untuk Melati.”

Melati mendesah kecewa, padahal sudah mengharapkan akan bertemu besok. Sementara Dity, dari tadi memerhatikan dengan teliti, disaat melihat perubahan wajah sang Kakak, dia heran.

“Kenapa gitu wajahnya? Padahal baru dapet kiriman bunga.”

“Raf gak akan ke sini besok.”

“Ohh. Pacar Kakak orang kaya, ya? Dia selalu kirim bunga. Banyak banget duitnya.”

“Iya mungkin. Eh, bentar.” Melati mengingat sesuatu, dia ingin bertanya soal foto yang ada di ponsel sang Adik. “Tadi aku lihat ada foto cewek cantik di galeri hp kamu. Hayoo siapa itu?” tanya Melati menggoda Adiknya.

“Bukan siapa-siapa, kok.” Dity menjawab, tangannya sudah berkeringat dingin, dia takut ketahuan menyukai seseorang, tetapi lebih takut kalau Melati melaporkannya pada Bapak.

“Masa, sih? Kamu bohong, ah, gelagatmu sudah bisa aku ketahui. Mendingan jujur, tenang aja, Kakak gak akan laporin ke Bapak, kok.”

Laki-laki itu pasrah, tidak bisa berbuat apa pun lagi. “Itu cewek yang aku suka, tapi aku belum tahu namanya, aku ambil foto itu diam-diam saat di pertandingan. Cewek itu pemain voli juga, cantik pertama kali aku lihat. Dan aku belum pernah nyapa dia sama sekali.” Akhirnya dia jujur.

“Kenapa?”

“Kayaknya dia udah punya pacar, deh.”

Haha, Melati tertawa kencang.

1
Amelia
bagus harus di kasih pelajaran tuh....
Amelia
sampai sini dulu ya bsk sambung lg ❤️👍
Anissa Ruth: oke ka. makasih sudah berkenan baca ceritaku
total 1 replies
Atha Diyuta
sbar sbar
Amelia
wong anak Pak pir ikih😀😀
Amelia
hahaha mision completed😀😀
Amelia
kan ada kuman tengil nanti nular🤭🤭
Amelia
hahaha ada yang cemburu 😀😀
Elfrida Nahak
lanjutkan
Anissa Ruth: sudah kak
total 1 replies
Amelia
hahaha jail nya pool😀😀
Amelia
hahaha tom and Jerry 😀😀
Amelia
adiknya random banget 🤭🤭
Amelia
eh kalau orang marah nya diam malah menakutkan loh😀😀
Amelia
ngambek kan😀😀
Amelia
jangan sedih tumbang satu datang sepuluh ribu 😀😀
Putri Galuh
cinta boleh, bodoh jangan
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Anissa Ruth: Terima kasih
total 1 replies
Putri Galuh
htor ketemuin pas melati udah jadi janda aja biar impas
Anissa Ruth: /Rose/
total 1 replies
Amelia
sahabat nya paket komplit ❤️❤️❤️
Anissa Ruth: iya komplit banget
total 1 replies
Atha Diyuta
ih ngri siapa tuh
Aidha Dhum
Keren kak🤗😍 jangan lupa mampir karyaku juga, mohon suportnya untuk penulis baru ini🙏🥰
Aidha Dhum: MasyaAllah makasih kak.🤗
Anissa Ruth: Sudah kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!