"kenapa kamu setujui mereka angkat rahim aku?" teriak Nindi pada Juna sang suami. Nindi telah menikah dengan idola tampan, yang merupakan aktor terkenal. Ia harus menghadapi kenyataan pahit saat rahimnya di angkat. "Punya rahim ataupun tidak. Kamu tetap istriku" kata Juna. Itu hanya kata-kata penenang yang akhirnya hilang bersamaan tuntutan cucu dari keluarga besarnya. Punya istri simpanan atau jujur menikah untuk yang kedua kalinya adalah pilihan yang harus Juna ambil. Tapi dari kedua pilihan tersebut sama sekali tidak ada yang menguntungkan untuk Nindi. Jadi apakah yang harus juna lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bapak Koma
Nindi sedang membantu ibunya di dapur, iya sedang mengadu makanan di dalam penggorengan.
sejak bermasalah dengan Juna, Nindy lebih memilih tinggal dengan orang tuanya. Nindy memutuskan akan mengajukan gugatan cerainya ke pengadilan.
"Bukkkk" suara sesuatu jatuh dengan kuat dari arah kamar
"Suara apa buk?" tanya Nindi
"Pak, bapak" panggil itu tiba-tiba perasaannya tidak enak. Ia bergegas meninggalkan dapur dan masuk kamarnya.
"Nindi, Tama tolong bapak" teriak ibuk.
......................
Nindi sedang berusaha menenangkan ibuk di ruang tunggu IGD. Bapak di temukan terjatuh dan pingsan di kamar tidur
"Gimana bapak nak?" tanya Ibuk dengan wajah panik
"Tenang buk, bapak sedang di tangani dokter"
"Keluarga pak Riswan" panggil seorang perawat memanggil dari arah pintu.
"Ya kami" kata Tama dan Nindi.
"Silahkan masuk, dokter akan menjelaskan kondisi pak Riswan" jelas perawat perempuan itu.
Ibuk, Nindi dan Tama bergegas masuk, mereka menghadap ke meja dokter.
"Ini dok keluarga pak Riswan" kata perawat tadi.
"Bapak, ibu keluarga pak Riswan?" tanya seorang dokter laki-laki dengan sneli putihnya
"Ya, saya anaknya dan ibu saya" kata Nindi.
"Bapak Riswan mengalami stroke, kondisinya bisa di bilang cukup parah. Pecahnya pembuluh darah di otak membuat pak Riswan koma, sehingga kita akan merawat pak Riswan di ruang ICU" jelas si Dokter
Nindi paham betul kondisi bapaknya saat ini, itu yang ia takutkan selama ini. Bapaknya pengidap hipertensi.
"Kita mungkin bisa melakukan operasi, tapi tunggu kondisi pak Riswan sedikit membaik dulu, sekarang tensinya masih 180/110 mmhg" jelas si dokter lagi.
"Dalam kondisi seperti ini, pak Riswan akan kami pasang alat yang namanya Ventilator karena pak Riswan kemungkinan akan mengalami gagal nafas"
"Jadi kami butuh persetujuan dari keluarga untuk tindakan tersebut" lanjut si dokter
"Gimana nak?" tanya Ibuk pada Nindi.
"Lakukan yang terbaik dok" kata Nindi.
"Baik, silahkan isi surat penyataan persetujuannya, sus bantu" katanya pada perawat disampingnya.
Akhirnya Bapak Riswan dirawat di ruang ICU, berita itu entah bagaimana sampai ke telinga Juna
"Nindy" panggil Juna pada perempuan yang masih istrinya itu.
Nindi, ibuk dan Tama sedang menunggu Bapak di ruang tunggu ICU.
"Ngapain sih dia kesini?" gerutu Tama
"Jangan cari Ribut" pinta ibuk mengingatkan
"Buk" sapa Juna salim dengan mertuanya.
"Gimana Bapak?" tanyanya.
"Bapak koma" jawab Nindi
"Astaghfirullah"
"mas ngapain disini, mending mas pulang. Nanti mama mas cari ribut lagi" kata Tama
"bapak sudah seperti bapak mas sendiri tam" kata Juna.
Seperti yang Tama barusan bilang, tak lama sebuah pesan masuk ke handphone Juna. Ia menatap sebentar hapenya, kemudian terlihat gelisah.
"Pergilah mas, pasti ada sesuatu sama Tiara kan" tebak Nindi
Juna terdiam menatap Nindi, tebakan Nindi memang tepat sasaran. Mamanya memang menghubunginya dengan mengatakan kalau perut Tiara kram.
"Pergilah nak, terimakasih sudah membesuk bapak. Doa kan bapak ya" kata Ibuk.
"Maafin Juna ya buk, nin" kata Juna dengan tampang bersalah.
Kemudian Juna pergi dari ruangan itu, ibuk mengusap punggung anaknya lembut. Betapa besar hati dan kuatnya ia.
"Ibuk pulang sama Tama ya" kata Nindi.
"Ibuk mau di sini jagain bapak" tolak ibuk
"Biar Nindi yang jaga Bapak malam ini, besok baru ibu" kata Nindi lagi
"Ya buk, ibuk harus istirahat" kata Tama setuju.
"Kalau ibuk sakit nanti makin sudah jagain bapaknya" lanjut Nindi
"Baiklah, ibuk pulang. Tapi kalau ada apa-apa kabari ibuk cepat ya" pesan ibu
Nindi mengangguk
...****************...
Jadi yu buruan gabung karena kapasitas kami terbatas
Caranya hanya cukup Follow akun saya, maka saya akan undang kalian masuk. Terima Kasih