NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari CINTA

Terlambat Menyadari CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.6
Nama Author: Isti arisandi

"Aku hamil, Rey." Kalimat itu akhirnya lolos dari bibir Kirana, meski dia mengatakan penuh keraguan.


Reyhan bukannya senang, justru dia melontarkan kalimat yang sangat menyakitkan. " Hamil! Bayi siapa yang kau kandung? Kalaupun itu anakku, jangan berharap aku akan membiarkan dia lahir kedunia ini."



Tanggapan negatif dari Reyhan membuat Kirana ingin mempertahankan bayinya seorang diri, meski dirinya tengah divonis kanker stadium akhir.



Ya, Reyhan menikahi Kirana karena paksaan dari keluarga wanita, pernikahan mereka yang berumur tujuh tahun tidak mampu menghadirkan CINTA . Reyhan memiliki kekasih yang setiap saat hadir mengacaukan hubungan mereka. Namun, saat Kirana benar-benar pergi, Reyhan merasakan sesuatu yang berharga telah hilang dari hidupnya.


Akankah mereka kembali bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan?


Ataukah mereka berpisah dan menyisakan penyesalan?


Ayuk! ikuti kisahnya sampai tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Ana, Reyhan bukan jodoh terbaik untukmu, dia terlalu bodoh untuk bisa melihat berlian yang berkilau di dekatnya."

"Sejak dulu Za, dia selalu seperti itu, baginya semua adalah Clara, Apalagi Clara pandai sekali mengalihkan fakta yang ada, dan aktingnya sungguh luar biasa," kata Kirana sambil tersenyum pahit.

Kirana menatap Aezar dengan mata berkaca. "Maaf jika aku terlalu banyak bicara, entah kenapa aku ingin cerita semuanya sama kamu." Kirana menjatuhkan bulir kristal dan dengan sigap Aezar menangkap tetesan air mata Kirana dengan saputangan.

"Kau pasti akan bahagia, percayalah, Tuhan pasti akan tunjukkan semuanya." Aezar ikut bersedih mendengar cerita Kirana, dia tidak mau membuat wanita disebelahnya larut dalam kesedihannya.

"Pesta belum selesai, sepertinya akan ada yang mencari kita." Aezar beranjak, dia mengusap pantatnya lalu mengulurkan tangan ke arah Kirana.

"Siapa?"

"Papa, dia pasti akan mencari kita."

Kirana menyambut uluran tangan Aezar dan dan menggamitnya, ketegangan yang sempat terjadi mulai mereda. Para tamu yang tadi ikut tegang oleh ulah Clara kini berubah menatap Kirana dengan sendu.

"Mau minum!" Aezar menawarkan minuman pada Kirana, barang kali Kirana mau untuk meredakan ketegangan otaknya.

"Tidak, aku tidak biasa minum minuman beralkohol." Kirana menolak minum-wine, lalu dia beranjak dari deretan alkohol. Kirana memilih juice yang tersedia juga disana, Aezar memilih mengambil minuman yang sama dengan Kirana.

Aezar melihat beberapa orang tengah sibuk berdansa di ballroom, begitu romantis. Aezar ingin mengajak Kirana bergabung dengan mereka.

"Ana, apa kamu bersedia?"

"Emm," Kirana menggeleng manja.

"Please," mohon Aezar.

"Ayolah, kalian berdua tidak usah malu-malu," celetuk salah seseorang di dekat mereka.

"Ok, Seperti yang kamu inginkan, aku datang untuk menjadi pasangan dansa malam ini." Kirana mengalah, dia tidak tega membuat mimpi Aezar untuk dansa dengannya malam ini menjadi kandas.

Aezar mengulurkan tangan pada Kirana, semua orang melihat dengan takjub termasuk Tuan Abraham yang sibuk berbicara soal bisnis dengan kawannya itu juga menoleh, pria paruh baya itu menyempatkan diri untuk melihat putranya berdansa dengan wanita pujaan hatinya.

"Siapa dia? Sepertinya Tuan muda sangat menyukainya."

"Kekasihnya, baru kali ini aku melihat putraku terus tersenyum dan begitu semangat dalam pekerjaan. Benar kata orang, cinta membuat segalanya berubah."

"Tapi aku dengar dia seorang janda."

"Tidak ada yang buruk dengan status janda, aku tidak mau karena statusnya wanita malang itu tidak menemukan kebahagiaannya. jika putraku saja jatuh cinta, berarti dia memiliki kelebihan yang istimewa."

"Tuan Abraham, kau sangat bijaksana, pantas kau menjadi orang yang sukses." Kolega Tuan Abraham menyadari kalau kesuksesan itu selain bisa diraih dengan kegigihan, tapi harus ada hati yang tulus.

Di ballroom....

Pesta dansa masih berlanjut. Karena musik yang sedang diputar tergolong musik romantis slow, jadi gerakan mereka cenderung pelan dan santai. Aezar merengkuh pinggang Kirana, dan Kirana menyandarkan lengannya di tengkuk Aezar.

Dalam jarak sedekat saat ini, Aezar bisa memandangi lekuk indah wajah Kirana yang beberapa hari ini membuat tidurnya tidak nyenyak.

"Ana, apakah yang terjadi selanjutnya," tanya Aezar.

"Banyak, tapi aku tidak mau mengingatnya lagi."

"Baiklah, aku tidak memaksa." Aezar kembali fokus menatap wajah Kirana. Akan tetapi Kirana tidak nyaman dilihat sedekat ini oleh Aezar.

"Reyhan lebih percaya kalau Clara yang menjadi penyelamatnya. Dan selama ini Clara berhasil mempertahankan kebohongan yang dia rangkai sendirinya."

"Kenapa tidak kamu katakan saja yang sebenarnya pada Reyhan, jika kamu mengatakan semuanya, dia pasti akan mendengarkan cerita mu juga sebagai pertimbangan, dan mungkin wanita yang dicintai saat ini adalah kamu." Aezar tidak tega dengan Kirana yang terlihat menderita, pengorbanannya sama sekali tidak dihargai, harusnya Kirana berhak mendapat ucapan terima kasih dari Reyhan.

"Kamu masih mencintai Reyhan. Kamu harus perjuangkan cintamu." Aezar berkata seperti ini pada Kirana karena dia juga cinta. Cinta akan lebih indah jika melihat wanita yang dicintai akan terus tersenyum bahagia. Meski tidak harus bersamanya.

"Rasa cinta itu sudah tak ada lagi semenjak bayiku tersia-siakan, Za. Semenjak aku gagal jadi ibu, yang ada tinggallah kebencian dan dendam. Aku benci Reyhan sampai kapanpun. Amarahku tidak akan pernah padam meski dia berlutut dan memohon dikaki ini."

Aezar merasa bersalah telah membuat Kirana bersedih dengan mengingatkan luka itu lagi. Lelaki itu tidak lagi banyak bertanya. Aezar memilih menikmati musik romantis yang masih setia mengalun lembut.

Tak terasa malam semakin larut dan para tamu sudah banyak yang berpamitan dan meninggalkan ruang pesta.

"Aku harus pulang."

"Baiklah, Biar aku antar." kata Aezar

"Tidak perlu, aku bisa telepon sopir."

"Ana, jangan keras kepala, aku yang menjemputmu, maka aku punya kewajiban mengantarmu."

Aezar melepaskan tangannya dari pinggang Kirana, lalu menggandeng keluar ballroom

Aezar dan Kirana meninggalkan pesta dan langsung meluncur pulang.

Aezar menatap rumah Kirana yang baginya besar itu. Aezar membayangkan Kirana pasti akan sangat kesepian tinggal dirumah sebesar itu sendiri.

"Za, sudah malam, kamu mending langsung balik aja ya."

"Nggak disuruh mampir nie?" Aezar menggoda.

"Lain kali aja, aku capek. Pengen langsung tidur."

"Baiklah, selamat malam Ana, selamat tidur, semoga mimpi indah."

"Iya Makasi, semoga kamu juga mimpi indah."

"Tapi aku pengennya mimpiin kamu."

"Udah cepat balik, jangan ngegombal aja malam-malam."

Kirana menunggu Aezar masuk mobil, setelah keempat roda mobil itu mengarah pada gerbang, Kirana melambaikan tangan.

Aezar membuka kaca dan melambaikan tangan pula, Lelaki itu kembali menggoda Kirana dengan gerakan cium jauh.

Kirana hanya bisa menggeleng ringan sambil tersenyum. Dokter Aezar memang suka sekali membuatnya tersipu.

Kirana masuk rumah besar yang ditinggalkan Reyhan untuknya usai perceraian itu, rumah itu memang pemberian orang tua Kirana, Reyhan baru merenovasi bagian depan sedikit saja.

Rumah tampak sepi, biasanya ada kata ketus dari Reyhan, cemoohan atau bahkan hinaan yang dia dengar, tapi sekarang tak akan pernah ditemuinya lagi lelaki itu.

Kirana menaruh tasnya di atas meja rias, lalu dia duduk sambil menghapus sisa make up. malam hari pori-pori wajahnya butuh bernapas, Kirana tidak malas membersihkan wajah sebelum tidur.

Kirana menatap foto USG bayinya yang seharusnya sudah membuat perutnya membuncit di kehamilannya yang menginjak empat bulan.

" Nona, anda harus tidur dan minum obatnya." Asisten rumah tangga Kirana datang untuk mengantar air putih dan obat.

"Ya terimakasih sudah mengingatkan." Kirana beranjak lebih dulu untuk mencuci wajahnya. Sebelum minum obat yang baginya sangat membosankan.

***

Ditempat lain, Reyhan dan Clara sedang dalam posisi sangat intim. Reihan menindih tubuh wanita itu diatas ranjang sang wanita, mata mereka saling beradu pandang seiring nafas yang saling berbenturan.

Akan tetapi Clara merasa takut dan tidak nyaman, Reyhan seolah memiliki maksud lain dibalik sikapnya yang romantis.

1
Mariaangelina Yuliana
udah lama nunggu kelanjutannya tapi belum di kasih udah penasaran bgt sebenarnya
Maya Hendra Ha'is
semoga kau menepati janjimu Rey dan bisa membuat Kirana percaya lagi padamu dan kau benar-benar mencintai Kirana bukan hanya karena ingin membalas Raka
stela aza
makan tue cinta emang bisa kenyang apa 🤦
Fitrian Delli
orang tua jabatannya bgs lo seperti anjing jejepit Kirana, reyhan masa lalu lo jgn mau d bohongin lo
Fitrian Delli
reyhan awak miskin lo derajat lo seperti sampai lo
Fitrian Delli
clara jalang sm kyk orang tuanya, binal lo
Umy Ghisya
Luar biasa
Mariaangelina Yuliana
akhirnya up juga sekian lama aku menunggu 😁 sampai lumutan ini Thor,
Nay
fobia rumah sakit tdi kok bisa tranfusi darah,,,agak gimana gitu ceritanya
Maya Hendra Ha'is
kau memaksakan kehendak mu Rey hanya karena tidak ingin Kirana dibawa oleh Raka hingga kau langsung merencanakan pernikahan ini...aku penasaran apa orang tuanya Reyhan gak tau kalau anaknya yang bernama Raka saudara kembar Reyhan ada didekat mereka dikota yang sama🤔🤔
Wiwin Vivo
lanjut
Wiwin Vivo
di tunggu lanjutannya kakak semangat
Wiwin Vivo
di tunggu lanjutannya kakak
Wiwin Vivo
di tunggu lanjutannya kakak semangat
Wiwin Vivo
di tunggu lanjutannya kakak
Maya Hendra Ha'is
tidak semudah itu Rey ibarat sebuah kaca yang sudah retak walaupun disatukan tidak akan sama hasilnya seperti semula 😏
ArchaBeryl
lanjut kak💪💪💪
Merry Merr
Lumayan
Merry Merr
Kecewa
Si Penjahat
udah 2 tahun kagak kelar² nih novel/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!