Aisyah Hadirah Nazifa seorang gadis cantik yang sering di sapa Aish datang ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas ternama. Tetapi, saat hari pertama kuliah harus dipertemukan oleh pria dewasa berwajah bule bernama Malvyn Carlson Abraham dalam sebuah kejadian yang mengharuskan Aisyah masuk ke dalam penjara pria itu.
Penjara yang tidak mampu membuat Aish keluar begitu saja.
Mau tahu kelanjutan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Aisyah tidak tahu mengapa sampai sekarang belum pernah melihat bibi yang bertugas membersihkan apartemen Malvyn. Terutama memasak.
Tetapi ia tentu tahu bila bekal yang disediakan Malvyn untuknya adalah masakan rumahan.
Ia mengedikkan bahu acuh kemudian memakan menu makan siang nya hari ini. Meta harus pulang lebih dahulu karena urusan keluarga. Tidak masalah baginya karena sudah ada John dan Johan menemani.
"Hai," sapa Gio duduk di hadapan Aisyah.
Aisyah tersenyum disertai anggukan.
"Bawa bekal lagi?"
Aisyah menutup kotak bekalnya. "Iya."
"Kamu terbiasa makan selalu dijaga, ya?"
Aisyah nyengir kuda mendengar pertanyaan Gio disertai anggukan saja. Memang benar papi Askar dan kakaknya, Satria selalu melarang memakan sembarangan. Tetapi masih bisa makan sembarangan secara diam-diam bila berada di sekolah.
Namun, keadaan nya sekarang berbeda. Aisyah dijaga ketat oleh dua pengawal. Ia pun hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Gio.
"Bang Gio sudah selesai kuliahnya?" tanya Aisyah tetapi John langsung berdehem dan membuatnya menoleh ke arah salah satu pengawalnya.
"Maaf. Saya sedang batuk," kata John berbohong karena melihat Gio juga tengah menatapnya.
Gio hanya mengangguk dan Aisyah melengos menatap kedua pengawalnya.
"Kak Gio. Aku pulang duluan, ya. Mari?!!" terang Aisyah karena sudah waktunya pulang.
Gio sendiri tak akan pantang menyerah agar dapat memenangkan hati Aisyah. Gio adalah salah satu pria tampan di Kampus mereka. Pasti banyak para gadis mendekatinya.
Tetapi, tidak ada yang dapat menarik perhatian nya sebelum bertemu dan mengenal Aisyah.
Apalagi saat melihat Aisyah sama sekali tidak tahu-menahu seberapa terkenal dirinya di kampus. Sedari kemarin Gio berpikir, apakah Aisyah tidak terlalu suka pria tampan?
*
*
Sesampainya di apartemen Aisyah segera membersihkan diri lebih dahulu. Setelah itu tidur siang karena merasa mengantuk.
*
*
Di Kantor Malvyn senyum-senyum sendiri mengingat tingkah Aisyah pagi tadi. Bukan nya marah justru merasa gemas pada istri kecilnya itu.
Mata nya terus tertuju pada MacBook yang menampakkan Aisyah sedang tertidur pulas.
"Lihat apa, bos?" tanya Mario yang baru saja masuk ke dalam ruangan nya.
Dengan cepat Malvyn menutup MacBook nya. "Tidak ada," sahut Malvyn malas.
Mario berdecak. "Ada Jesica ingin bertemu."
Malvyn hanya mengangguk dan tak berapa lama Jesica masuk tanpa diberi izin lebih dahulu.
Malvyn dan Mario menghela nafas hampir bersamaan ketika melihat Jesica masuk ke dalam ruangan.
"Honey.. Aku kangen!" ucap Jesica langsung duduk di pangkuan nya.
"Turunlah, Jes!" titahnya dingin tapi sepertinya Jesica tidak terpengaruh oleh nya.
Jesica mengalungkan kedua tangan dileher Malvyn. Tetapi ia langsung menatap Mario yang masih berdiri tegak menatap mereka.
"Hei. Apa kamu tidak lihat kalau bos kamu sedang bersama kekasihnya? keluar!" desis Jesica tetapi Mario bergeming dan tetap berdiri pada posisi yang sama.
"Keluarlah, Rio. Saya bisa mengatasinya!" ucap Malvyn membuat Mario menatap nya dengan tajam.
"Saya akan tetap disini untuk membela yang lebih berhak, tuan. Ingat perjanjian kita atau aku akan segera bertindak," ancam Mario membuat Malvyn geram.
"Turunlah, Jes!" titahnya tetapi sekali lagi Jesica tidak takut.
"TURUN!!!" Kata Malvyn dingin membuat Jesica kesal akhirnya turun dari pangkuan nya.
"Kamu datang kesini ada perlu apa?" tanya Malvyn pada Jesica.
"Aku ingin belanja ditemeni kamu, honey. Dan aku ingin kamu datang ke apartemen ku lagi, aku kangen sama kamu!" terang Jesica karena sudah lama Malvyn tidak memiliki waktu untuknya.
Malvyn segera mengambil ponselnya dan tidak berapa lama terdengar suara notifikasi masuk ke ponsel Jesica yang membuat wanita itu tersenyum puas setelah membaca isi pesan itu.
"Aku sudah mentransfer uang untukmu berbelanja. Pergilah, aku sangat sibuk!" ucap Malvyn.
"Honey. Kenapa kamu gak kasih salah satu kartu kreditmu saja padaku? kenapa selalu mentransfer saja?" Jesica cukup penasaran dengan hal ini.
"Karena bukan kamu yang berhak menerima fasilitas yang dimiliki tuan Malvyn. Pergilah!" bukan Malvyn yang menjawab, melainkan Mario.
Malvyn tidak menggubris karena harus mengangkat telepon dan menjauh dari dua orang itu.
Jasica menggeram. Ia menunjuk Mario dengan jemarinya. "Saat aku sudah menjadi nyonya Jesica Carlson Abraham, kamu adalah orang pertama yang aku usir dari sini!" ancam Jesica.
"Coba saja dan nikmati mimpi mu itu. Pergi!!" kata Mario dingin hingga membuat Jesica benar-benar pergi.
Malvyn kembali duduk di kursi kebesaran nya. Tetapi agaknya dua orang itu masih sama-sama menyimpan kekesalan.
"Jangan coba-coba bawa istriku pergi," kata Malvyn.
"Sesuai perjanjian," sahut Mario.
Belum sempat mereka beradu mulut, Malya masuk ke dalam ruang kerja Malvyn.
"Vyn. Kamu masih berhubungan dengan wanita itu?" tanya Malya memastikan.
Malvyn berdecak. "Dia yang datang kesini tanpa ku minta. Ngapain kamu kesini? datang bulan lagi?" pertanyaan Malvyn yang selalu pada intinya membuat Malya salah tingkah, ditambah ada Mario di ruangan itu.
"Ngaco! aku kesini nemeni Putri untuk bertemu calon suaminya," cicit Malya menipiskan bibirnya.
Sementara Mario permisi undur diri karena tidak ingin berada di diantara saudara kembar itu.
Malvyn menatap Malya dengan seksama. "Are you, okay?"
Malya mengangguk pelan. "Aku akan mengalah, Vyn!" ucapnya tetapi air mata itu mengalir membuat Malvyn bangkit dari duduk dan menghampiri saudari kembarnya. Memberikan pelukan hangat untuk gadis yang sangat dilindunginya, walau pada akhirnya ia kecolongan.
❤️
Disini aku sertain sepenggal kisah Malya, ya..
malvyn emang genderuwo bule nyebelin ..bilangnya cinta tapi terus menyakiti Aisyah ..