Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.
Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.
"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.
Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.
Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.
Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan
#### Flashback off ####
"Lea tunggu, aku ingin bicara denganmu." Hendra memanggil Chatlea yang sedang berjalan bersama teman-temannya keluar dari halaman kampus.
"Ada apa?" Tanya Chatlea.
"Bisa kita bicara berdua di taman?" tanya Hendra.
Chatlea melihat teman-temannya lalu mengangguk.
"Ririn, Melda, gw duluan ya, ada yang mau Hendra omongin." Pamit Cathlea.
"Ia, gw ngerti kok! pergilah." Ucap Ririn.
Hendra menarik tangan Chatlea menuju taman, lalu mereka duduk berdampingan di kursi.
"Lea sebenarnya... sebenarnya...." Hendra gugup tidak tau memulai dari mana.
"Sebenarnya apa?" Tanya Aulia penasaran.
Hendra berlutut di depan Chatlea.
"Lea, sebenarnya aku sudah lama suka denganmu. Aku tahu mungkin ini mengejutkan bagimu karena kita tidak saling mengenal, tapi berikan aku kesempatan untuk kita saling mengenal lebih dekat lagi. Aku akan berusaha menjadi pria yang terbaik untukmu, menjagamu, mencintaimu segenap jiwa dan ragaku. Kamu mau kan jadi pacarku?" Hendra mengutarakan isi hatinya.
"Deg"
Chatlea tertegun mendengar kata-kata Hendra, ini adalah saat-saat terindah dalam hidupnya. sebenarnya dia juga sudah menaruh hati pada Hendra sejak mereka sering bertemu di salah satu acara kampus. Namun ia tidak pernah berani mendekati jika dia menyukai seorang pria. Ia selalu merasa tidak pantas untuk pria yang kaya dan memiliki keluarga yang lengkap karena dia hanya anak yatim piatu yang tidak jelas orang tuanya.
"Bagaimana? Kamu mau kan jadi pacar aku?" Tanya Hendra kembali.
Chatlea berpikir sejenak lalu mengangguk.
"Makasih sudah menerima cinta ku, Jadi
mulai sekarang kita pacaran kan?" Tanya Hendra untuk memperjelas hubungannya.
"Iya." Singkat Cathlea.
Hendra langsung menggenggam tangan Chatlea lalu mencium punggung tangannya.
Setelah itu mereka resmi menjadi sepasang kekasih.
Mereka menikmati masa-masa pacaran selama 6 bulan dan mereka di juluki sebagai pasangan paling romantis dan serasi di kampus. Hingga pada akhirnya Hendra memantapkan pilihannya pada Cathlea, namun kedua orang tua Hendra menentangnya karena Cathlea anak dari panti asuhan yang tidak jelas asal-usulnya.
Hendra tidak menyerah begitu saja, seiring berjalannya waktu, ia sering membawa Cathlea kerumahnya dan saling mengenal satu sama lain dengan kedua orang tuanya, hingga mereka luluh dan akhirnya merestui hubungan Hendra dan Cathlea.
Setelah mendapat restu dari kedua orang tuanya, Hendra memutuskan melamar Cathlea di sebuah taman kampus. Sebuah taman tempat Hendra dan Cathlea jadian sebagai sepasang kekasih.
"Ayo sayang ikut aku, tapi mata kamu aku tutup dulu." Ajak Hendra kemudian menutup mata Cathlea.
Setelah itu Hendra menutup mata Cathlea dengan kain hitam yang sudah Hendra sediakan. Hendra menuntunnya menuju pusat taman yang alasnya sudah dihiasi bunga mawar merah berbentuk hati yang sangat besar, dengan dekorasi balon berwarna merah muda dan putih.
"Kita sudah sampai, sekarang aku buka penutup matanya, satu, dua, tiga, buka mata mu." Ucap Hendra.
Cathlea tertegun melihat taman yang sudah di hiasi dengan bunga dan balon berbentuk hati.
"Ini untuk kamu sayang." Ucap Hendra langsung berlutut di depan Cathlea.
"Untukku? indah skalii." Ucap Cathlea sambil mengedarkan pandangannya bahkan banyak mahasiswa dan mahasiswi kampus yang sedang membantu mempersiapkan semua kejutan Hendra. Sahabat-sahabat Cathlea dan Hendra juga ikut menyaksikan momen tersebut.
Hendra memegang cincin dan balon berbentuk hati warna putih di tangannya, kemudian duduk berlutut di depan Cathlea.
"Aku tau ini terlalu cepat untuk kita memulai hubungan yang lebih serius lagi, tapi aku juga tidak mau lagi untuk menundanya, karena aku tidak mau kehilangan wanita yang paling aku cintai. Cathlea, maukah kamu hidup denganku, bersama dan berbagi denganku dalam suka dan duka, susah dan senang, menjadi pelengkap hidupku, ibu dari anak-anakku kelak, menjadi penyemangat hidupku.
Jadilah pembawa cahaya di rumah kita nantinya.
Maukah kamu menikah dengan ku?" Hendra menyerahkan cincin dan balon yang di tangannya.
"Jika kamu memilih cincin itu artinya kamu menerima lamaran ku, jika kamu memilih balon itu artinya kamu menolak lamaran ku." Jelas Hendra.
Cathlea meneteskan air mata karena terharu, ia tidak sanggup lagi berkata apa-apa.
"Terima, terima, terima, terima." Sorak para mahasiswa dan mahasiswi yang berada di sana.
Cathlea tersenyum dengan sangat manis dengan berlinang air mata bahagia lalu mengangguk.
"Iya aku mau." Jawab Cathlea lalu mengambil cincin yang ada ditangan Hendra.
Hendra mengambil cincin itu kembali lalu menyematkannya di jari manis Cathlea.
"Makasih sayang sudah menerima lamaran ku yang sederhana ini, aku janji akan selalu memprioritaskan mu, aku akan selalu membahagiakan mu, mencintai dan menyayangimu, aku tidak akan menyakiti hatimu, duniaku adalah duniamu, aku juga janji akan menjadi imam yang baik untuk keluarga kita, hanya kamu yang akan menjadi ibu dari anak-anak ku, hanya kamu yang akan menjadi istriku sampai kita menua hingga maut memisahkan kita, hanya ada cerita cinta dan keluarga kecil kita, aku akan menjadi Daddy yang terbaik untuk anak-anak kita. Kita akan bersama membesarkan anak-anak kita dan menyekolahkan mereka." Hendra meyakinkan Cathlea.
Cathlea mengangguk sambil tersenyum.
"Yes! Aku diterima." Teriak Hendra kegirangan. Sontak semua orang yang ada di sana langsung bertepuk tangan.
Hendra langsung memeluk Cathlea lalu mencium keningnya.
"Aku sayang kamu Lea." Lirih Hendra kemudian melepas pelukannya.
"Ayo kita sapa temen-temenku." Ajak Hendra sambil menggandeng tangan Cathlea.
"Cieee, cieee, yang baru saja di terima lamarannya." Ejek Dirga.
"Traktir dong, kita harus merayakannya." Usul Ricky.
"Ide bagus, sayang ajak aja temen- temen kamu, kita rayain bareng-bareng." Ucap Hendra pada Cathlea.
"Sayang banget ya, Kenan nggak di sini bersama kita." Ucap Aditya kurang semangat kemudian melirik Cathlea.
Sontak Cathlea merasa canggung saat melihat Aditya, ada rasa bersalah di hatinya pada Kenan karena menolak nya. Apa lagi sekarang ia akan segera menikah dengan Hendra.
'Maafkan aku Ken, mungkin kita nggak berjodoh, aku berdoa mudah-mudahan suatu saat kamu mendapatkan jodoh yang lebih baik dari ku.
****** Flashback On******
"Hikss.. hikss.. kenangan itu sangat indah tapi juga menyakitkan mas, aku sudah pasrah dengan hidupku.
Cathlea kembali menatap anak-anaknya yang sedang terlelap, lalu mengelus kepala Zarah dan Zidan secara bergantian.
"Kalian sabar ya? tunggu sedikit lagi, Mommy akan menggugat cerai Daddy, Daddy sudah berubah nak, sudah tidak ada lagi cinta dan kasih sayang untuk kita, begitu hak asuh kalian sudah di tangan Mommy, maka saat itu juga kita akan pergi meninggalkan rumah ini." Gumam Cathlea, ia menghapus air matanya lalu berbaring di samping Zidan dan Zarah.
'Entah apalagi yang akan terjadi esok hari, Ya Tuhan, kuatkan aku menghadapinya.' Batin Cathlea, lalu menutup mata menyusul Zidan dan Zarah ke alam mimpi.
.
.
.
Bersambung....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
.