Kembalinya Perempuan Buangan

Masih subuh hari saat Samudra masih lelap dalam tidurnya ketika ia merasakan seseorang bergerak disampingnya.

Begitu membuka mata, dilihatnya putranya sudah bangun dan pria kecil itu terisak di pinggir ranjang sambil memeluk foto Laila.

Menangis tanpa suara, getaran tubuh pria itu membuat Samudra merasa sangat tersakiti.

"Andra," kata Samudra segera bangun dan mendekati putarannya.

Begitu mendengar ayahnya memanggilnya, Andra mengangkat wajahnya dengan air mata membasahi seluruh wajah Andra, menatap ayahnya dengan kesedihan mendalam.

"Tante mu akan datang sebentar lagi. Jangan menangis atau matamu akan bengkak.

Apa kau mau membuat tantemu sedih karena mengetahui kesayangannya baru saja menangis?" Tanya Samudra berusaha mempengaruhi pemikiran putranya.

Dan benar saja, pria kecil yang berada didepannya terlihat menahan air matanya yang hendak keluar.

Andra mendongakkan kepalanya dan mengedipkan matanya berkali-kali sembari memperbaiki raut wajahnya yang sedari tadi ditekuk.

Terlihat pria kecil itu berusaha semampunya menahan perasaannya yang sedang kacau supaya tidak berimbas pada jatuhnya air matanya.

"Ini masih jam 3 subuh, tidurlah kembali supaya bengkak di matamu menghilang, lalu bangunlah nanti pukul 5 pagi dan bersiap menyambut tantemu.

Ingat, jangan sampai dia mengetahui kalau kau baru saja menangis, atau dia akan bersedih!" Ucap Samudra sebelum meninggalkan putranya yang kini menarik selimut dan berbaring sambil memeluk foto Laila.

Memastikan anaknya sudah tenang, Samudra meninggalkan putranya dan memilih duduk di depan rumah menunggu perempuan itu tiba.

Selama 2 jam duduk, Samudra memikir matang-matang bagaimana caranya menghadapi Laila.

Dan akhirnya tepat pada pukul 5 subuh, seorang perempuan datang menyeret sebuah koper kecil.

"Tuan," ucapan Laila yang terkejut sembari memberi hormat pada Samudra.

"Hmm, masuklah." Kata Samudra menahan diri supaya tidak melompat ke arah Laila dan memeluk perempuan itu.

"Kalau begitu, saya permisi Tuan." Ucap Laila meninggalkan Samudra.

Sembari membawa koper kecilnya, Laila berusaha menjaga langkahnya supaya tidak menghasilkan suara sekecil apapun.

Tapi saat membuka pintu kamarnya, perempuan itu terkejut mendapati seorang pria kecil sedang duduk di tempat tidurnya.

Baru saja melihat Laila, Andra yang sudah bersiap dari 20 menit yang lalu akhirnya bisa melompat ke pelukan Laila.

Laila langsung memeluk pria kecil itu dengan hangat, "Sayang, apa kau merindukanku?" Tanyanya.

Mendengar Laila memanggilnya dengan sebutan sayang, Andra diliputi kegembiraan besar.

Andra dengan semangat mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum lebar.

"Tante punya hadiah untukmu!" Ucap Laila meriah kopernya.

Tapi baru saja ia hendak membuka kopernya saat melihat wajah Andra terlihat murung.

"Ada apa?" Tanya Laila.

Dengan wajah yang ditekuk, Andra langsung berlari meninggalkan Laila lalu mengambil catatan kecilnya untuk menulis.

KAKAKKU, BUKAN TANTE!

Laila melongo melihat tulisan anak kecil itu, "Kau tidak suka menjadi ponakanku?" Tanyanya.

Andra mengangguk.

"Kenapa?" Lagi tanya Laila.

AKU DENGAR KEPONAKAN DAN TANTE TIDAK BISA MENIKAH, TAPI ADIK DAN KAKAK BISA MENIKAH DAN SALING MENCINTAI.

Laila melongo melihat tulisan di catatan yang dipegang Andra.

Bagaimana bisa seorang pria kecil berumur 5 tahun membahas hal-hal tentang menikah?

"Sayangku, siapa yang memberitahumu tentang semua itu?" Tanya Laila.

PAMAN KENDRA

Dalam hatinya, Laila memaki Kendra yang sudah mengajari hal-hal buruk pada keponakannya.

Tapi dia menahan diri sembari tersenyum memegang kedua pundak Andra.

"Sayangku, menikah adalah urusan orang dewasa.

Pria kecil yang imut, menggemaskan dan paling tampan sepertimu tidak boleh memikirkan hal-hal seperti itu.

Kau mengerti?" Tanya Laila.

Berpikir sejenak, Andra akhirnya mengangguk.

"Bagus, Tapi karena kamu menyukai panggilan kakak dan adik maka kita masih bisa menggunakannya.

Lagi pula, panggilan itu memang tepat untuk kita berdua karena Kakak masih sangat muda!" Ucap Laila tersenyum membuat pria kecil itu juga ditulari senyum Laila lalu mereka berdua membongkar koper Laila.

Semua benda yang mengisi koper Laila adalah pakaian imut-imut yang dipilihkan perempuan itu untuk Andra.

"Lihat! Ini semua Kakak belikan secara khusus untukmu.

Kakak sudah muak melihat semua baju yang ada di lemari mu, apakah ayahmu berpikir kalau lemarimu adalah pemakaman hingga mengisi lemari itu dengan barang-barang berwarna serba hitam?

Ckk,, ck,, bahkan ibumu tidak memperhatikanmu!" Ucap Laila menggelengkan kepalanya sembari menarik satu baju dari dalam koper dan meletakkannya di badan Andra.

"Ayo coba yang ini, kau pasti terlihat imut dengan baju ini!" Ucap Laila segera membantu Andra memakai baju berwarna biru dengan gambar keroppi.

@Interaksi

2 Bab lagi nanti malam ya...

Kerenan otornya lah,, 😂😂🤭