NovelToon NovelToon
Hamil Anak CEO

Hamil Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Hamil di luar nikah / Duda / Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hanela cantik

Dara yang baru saja berumur 25 tahun mendapati dirinya tengah hamil. Hidup sebatang kara di kota orang bukanlah hal yang mudah. Saat itu Dara yang berniat untuk membantu teman kerjanya mengantarkan pesanan malah terjebak bersama pria mabuk yang tidak dia ketahui asal usulnya.

"ya Tuhan, apa yang telah kau lakukan Dara."

setelah malam itu Dara memutuskan untuk pergi sebelum pria yang bersamanya itu terbangun, dia bergegas pergi dari sana sebelum masalahnya semakin memburuk.
Tapi hari-hari tidak pernah berjalan seperti biasanya setelah malam itu, apalagi saat mengetahui jika dia tengah mengandung. apakah dia harus meminta pertanggungjawaban pada lelaki itu atau membesarkan anak itu sendirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanela cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu, Pernikahan mereka akan dilakukan hari ini. Dara tengah menahan gugupnya di kamar yang di sediakan di rumah orang tuanya Reihan. Para perias juga sedang merias wajahnya. Tampak sekali perbedaannya, Dara yang biasanya tampil biasa kali ini sangat terlihat berbeda.

"menantu mama cantik banget sih. Pasti Arkan bakalan kagum liat kamu" ucap Ratna yang datang dari pintu disana.

Dara tersipu malu. “Jangan dilebih-lebihin, Tante ,” katanya pelan, menunduk. Jemarinya sibuk meremas ujung selendang kebayanya yang menjuntai ke lantai.

Ratna melangkah masuk perlahan, "panggil mama dong kyak Arkan, kan bentar lagi sah"

"i-i-iya ma" jawab dara kikuk.

Ratna duduk di kursi kecil di sebelah Dara, lalu menatap wajah calon menantunya itu dengan ekspresi serius namun penuh kasih. “Dara, boleh Mama bicara sedikit?”

“Boleh, Ma.”

Ratna menarik napas pelan. “Mama cuma mau kamu benar-benar siap. Arkan itu anak yang baik, tapi kamu juga tahu, dia bukan laki-laki tanpa masa lalu.”

Dara terdiam, menunduk pelan. Ia tahu ke mana arah pembicaraan itu.

“Dia duda, Sayang,” lanjut Ratna lembut. “Dan dia punya satu anak yang masih kecil, Rafa. Mama tahu kamu sudah mengenalnya, tapi menikah dengan seorang pria yang sudah punya anak itu nggak sama dengan menikah dengan lelaki yang belum pernah menikah.”

Dara menatap Ratna lewat cermin, matanya sedikit bergetar.

Ratna tersenyum lembut, lalu melanjutkan, “Kamu nggak cuma jadi istri Arkan nanti, tapi juga jadi bunda buat Rafa. Kamu harus siap, bukan cuma menerima Arkan apa adanya, tapi juga masa lalunya, keluarganya, bahkan kenangan tentang almarhum istrinya.”

Dara terdiam cukup lama, lalu menjawab lirih, “Aku tahu, Ma. Aku udah mikirin itu. Aku tahu Arkan punya masa lalu, dan aku nggak akan berusaha menghapusnya. Aku cuma mau jadi bagian dari hidupnya sekarang.”

Ratna mengangguk puas. “Bagus. Itu yang Mama mau dengar. Rumah tangga itu nggak cuma soal cinta, Sayang. Tapi juga soal menerima, memaafkan, dan belajar setiap hari. Kadang, kamu bakal nemu hal-hal yang bikin kamu nggak nyaman, tapi jangan pernah lari. Hadapi bareng Arkan, ya?”

Dara mengangguk pelan. “Iya, Ma. Aku janji bakal berusaha jadi istri yang baik. Dan… semoga juga jadi bunda yang baik buat Rafa.”

Ratna tersenyum haru, menepuk lembut tangan Dara. “Mama yakin kamu bisa. Kamu anak yang lembut, sabar, dan penuh kasih. Rafa bakal sayang banget sama kamu. Arkan juga beruntung punya kamu.”

Senyum kecil merekah di bibir Dara, rasa gugupnya perlahan tergantikan dengan ketenangan.

Disisi lain Arkan duduk di depan penghulu, mengenakan setelan jas putih dengan senada dengan yang dipakai Dara. Wajahnya tampak tenang, namun matanya tak bisa menyembunyikan sedikit gugup.

“Saudara Arkan Hanaya Mahendra,” suara penghulu terdengar jelas, “apakah Anda siap untuk melaksanakan akad nikah hari ini dengan saudari Dara Pratama?”

Arkan mengangguk mantap. “Insya Allah, saya siap.”

“Saya nikahkan dan kawinkan saudari Dara Pratama binti—” penghulu sempat berhenti sejenak, lalu menatap Dara dengan lembut, “—karena orang tuanya telah tiada, maka wali hakim yang mewakili—dengan saudara Arkan Hanaya Mahendra dengan mas kawin seperangkat alat salat dan cincin emas dibayar tunai.”

Arkan menarik napas dalam, tangannya menggenggam erat tangan penghulu.

“Saya terima nikahnya Dara Pratama binti almarhum Bapak Pratama dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai.”

"SAH"

"Alhamdulillah" ucap para tamu undangan.

Dara berjalan ke arah Arkan. Begitu sampai di depan, Arkan menatapnya lama. Ada keheningan singkat yang terasa begitu dalam, sebelum Dara akhirnya duduk di tempatnya.

Mata Arkan tak lepas dari penampilan dara yang sangat cantik menurutnya saat ini.

"Silahkan saudara Arkan agar menyematkan cincinnya kepada saudara Alya"

Jemarinya sempat bergetar halus saat memegang benda kecil itu. Di hadapannya, Dara duduk dengan kepala menunduk malu, kedua tangannya bertaut di pangkuan kebayanya.

Arkan menatapnya sejenak. Entah kenapa, saat itu dunia seakan hening—hanya ada dirinya dan wanita yang kini sah menjadi istrinya.

Dengan gerakan hati-hati, Arkan meraih tangan kanan Dara, mengangkatnya sedikit, lalu menyematkan cincin itu ke jari manisnya.

Sentuhan singkat itu membuat darah Dara berdesir. Ia tak berani mengangkat kepala, tapi bisa merasakan sorot hangat mata Arkan yang tertuju padanya.

Begitu cincin itu terpasang sempurna, Arkan menatap Dara lembut.

“Alhamdulillah,” bisiknya pelan, nyaris seperti doa.

Tanpa perlu komando, Arkan kemudian menangkup kedua pipi Dara dengan lembut.

Ia menunduk sedikit, dan dalam hening yang penuh makna, bibirnya mendarat di kening Dara — pelan, penuh rasa syukur.

Para tamu menatap dengan senyum haru. Ratna menutup mulutnya sambil menahan tangis bahagia, sementara Damar menepuk pundak Arkan dengan bangga dari jauh.

Saat Arkan mengangkat wajahnya kembali, ia menatap Dara dengan senyum kecil yang jarang sekali terlihat di wajahnya.

“Sekarang kamu sudah resmi jadi istri aku, Dara.”

Dara berdiri di samping Arkan, menyambut satu per satu tamu yang datang menyalami mereka.

Senyum tersungging di wajahnya, tapi tatapannya mulai terlihat lelah. Dari pagi ia berdiri tanpa istirahat, kebaya yang membalut tubuhnya terasa makin berat. Walaupun tamu tidak terlalu banyak tapi cukup melelahkan.

“Selamat ya, Nak Arkan… akhirnya nikah juga,” ucap salah satu rekan bisnis Arkan sambil menjabat tangannya.

“Terima kasih, Pak,” jawab Arkan sopan

Dara menunduk sedikit, tersenyum ramah. “Terima kasih sudah datang, Pak.”

Hingga akhirnya, suara kecil yang familiar terdengar di antara kerumunan.

“Bunda!” Dara cukup kaget saat Rafa memanggilnya dengan sebutan itu.

Dara menoleh cepat. Di antara kaki para tamu, tampak Rafa berlari kecil menuju pelaminan, memakai kemeja putih kecil dan celana kain hitam. Rambutnya yang disisir rapi sedikit berantakan karena angin. Ratna yang berada tak jauh di belakangnya ikut tersenyum melihat tingkah cucunya itu.

“Rafa…” Dara menunduk, membentangkan tangan, dan bocah itu langsung memeluknya erat di depan banyak orang.

Arkan ikut menatap mereka, dan kali ini senyumnya tak bisa disembunyikan.

Dara terlihat begitu alami saat mengelus kepala Rafa.

“Rafa, sini sama Papa,” panggil Arkan lembut.

Bocah itu menoleh, tapi masih memeluk pinggang Dara. “Rafa di sini aja, sama Bunda.” ucapnya menatap ke arah Dara.

"Bolehkah Rafa manggilnya Bunda. Soalnya papa bilang kalo papa udah nikah sama Tante harus manggil bunda"

"Boleh sayang"

“Kamu capek, ya?” tanyanya pelan.

Dara menggeleng, meski senyumnya pudar. “Nggak apa-apa kok, tamunya juga masih banyak"

Ratna yang baru saja datang menghampiri, tersenyum melihat keduanya. “Suruh aja istirahat sebentar, Kan. Dari pagi belum duduk tenang.”

“Iya, Ma. Saya juga udah suruh,” jawab Arkan sambil menatap Dara lagi. “Kamu denger sendiri kan, titah dari Mama.”

Dara terkekeh kecil, mencoba tetap sopan di depan mertua barunya. “Iya, Ma. Abis ini aku istirahat.”

1
Holma Pakpahan
lanjut,Dara tetaplah menjadi ibu yg baik.
knovitriana
update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!