NovelToon NovelToon
Tuan Alpha, Sang Bayangan

Tuan Alpha, Sang Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Si Mujur / Cinta Murni
Popularitas:214
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Arga, seorang remaja yang lahir dari darah daging ayahnya sendiri, tumbuh di rumah besar yang justru terasa asing baginya. Kehangatan keluarga yang seharusnya menjadi tempat berlindung berubah menjadi penjara dingin — penuh tatapan acuh, hinaan, dan kesepian.

Ayah yang dulu ia panggil pelindung kini tak lagi memandangnya. Cinta dan perhatian telah dialihkan pada istri baru dan anak-anak tiri yang selalu dipuja. Sementara Arga, anak kandungnya sendiri, hanya menjadi bayangan yang disuruh, diperintah, dan dilukai tanpa belas kasihan.

Namun di balik luka dan penghinaan yang menumpuk, Arga menyimpan api kecil dalam hatinya — tekad untuk bertahan, dan bangkit dri penderitaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Pengkhianatan di Podium

​Pagi itu, sebelum rapat darurat Dewan Proyek, ketegangan di antara unit Arga dan Laila terasa mencekik. Arga telah menghabiskan malam di server, sementara Laila mencoba memahami tuntutan pengkhianatan yang harus ia lakukan.

​Mereka bertemu di safe zone. Arga sudah mengenakan setelan jas perang. Laila mengenakan setelan hitam yang membuatnya tampak dingin dan berjarak. Tidak ada sapaan, tidak ada sentuhan, hanya keheningan yang berat.

​"Aku sudah siapkan alur ceritanya, Laila," kata Arga, meletakkan tablet di meja. "Kau akan bersaksi bahwa kau curiga Tuan Alpha menggunakan kode yang sama dengan yang dulu kau kenal di Adhiyatma. Kau akan menunjukkan penolakan emosionalmu, mengatakan bahwa kau tidak bisa menikah dengan pria yang mencuri."

​Laila menatap Arga, matanya sakit. "Kau memintaku menghancurkan dirimu sendiri, Arga. Setelah semua yang kita lalui tadi malam?"

​"Pengkhianatan ini harus meyakinkan, Laila. Rendra tidak akan lengah jika dia melihat kita masih mesra," jelas Arga, suaranya dipenuhi rasa sakit yang tersembunyi. "Aku harus membuatnya percaya bahwa dia memenangkanmu kembali sebagai saksi. Hanya dengan begitu, dia akan memfokuskan serangan hukumnya kepadaku, dan mengabaikan Nusantara."

​Laila meraih tangan Arga, melanggar aturan menjauhi sentuhan. Genggaman itu dingin, putus asa.

​"Bagaimana aku bisa melakukan ini? Bagaimana jika aku benar-benar menghancurkanmu? Bagaimana jika Dewan membatalkan seluruh kontrak Aurora Tech?"

​"Mereka tidak akan membatalkannya," Arga menatap mata Laila, tatapannya kini dipenuhi kehangatan Arga yang tulus. "Karena di balik itu, kita punya backdoor yang sudah kita siapkan. Kau hanya perlu mengkhianatiku di depan umum. Tugasku adalah menyelamatkan kode. Tugasmu adalah menyelamatkan reputasi kita di mata Rendra."

​Arga memegang tangan Laila, mengusap cincin berlian palsu di jari manisnya.

​"Ingat janji kita, Laila. Kau dan aku, kita akan membangun kota ini bersama. Pengkhianatan ini hanya jembatan yang harus kita bakar. Setelah ini selesai, jangan pernah tinggalkan aku lagi."

​Itu bukan lagi permintaan kontrak. Itu adalah janji emosional yang mendalam.

​Laila mengangguk, air mata menggenang. "Aku akan melakukannya. Demi Nusantara. Dan demi kau, Arga."

​Ruang rapat Dewan Proyek kali ini dihadiri oleh perwakilan dari Kejaksaan Agung (Kejagung) dan pengacara Rendra. Suasana sangat formal, dingin, dan tegang.

​Rendra, yang diizinkan hadir melalui konferensi video dari tahanan rumahnya, tersenyum licik. Ia yakin akan menyaksikan kehancuran Tuan Alpha.

​Setelah Dewan membuka sidang, pengacara Rendra langsung memanggil Laila sebagai saksi kunci.

​"Nona Diandra, Anda adalah arsitek utama, dan Anda juga fiancée Tuan Alpha. Sekarang, jujurlah," desak pengacara Rendra. "Saat Anda menjadi Arsitek di Adhiyatma Karya, apakah Anda mengenali pattern kode AI Predictive Logic yang digunakan Tuan Alpha di Aurora Tech?"

​Laila menatap Dewan, lalu beralih ke layar di mana Rendra tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya, Laila menoleh ke Arga, yang duduk di sampingnya, memasang wajah sedingin es.

​Ini adalah momen pengkhianatan itu.

​Laila menarik napas dalam-dalam. "Ya," kata Laila, suaranya tenang, tetapi terdengar patah hati. "Saya harus jujur, Dewan. Ada pattern kode yang sama. Pattern yang dikembangkan almarhum Tuan Dharma saat Tuan Alpha masih menjadi engineer di Adhiyatma."

​Seluruh ruangan gaduh. Rendra di layar tersenyum lebar. Arga hanya duduk diam, menatap ke depan.

​"Tolong jelaskan," desak pengacara. "Apakah Tuan Alpha mencuri kode itu?"

​Laila menyeka air mata yang sengaja ia keluarkan. "Saya... saya tidak tahu. Tapi sebagai fiancée-nya, saya kecewa. Saya telah mengorbankan segalanya demi integritas. Dan melihat Tuan Alpha mungkin mencuri dari Ayahnya... Saya tidak bisa menikahinya."

​Laila berdiri, menatap Arga dengan air mata, dan melepas cincin berlian palsu itu, meletakkannya di meja.

​"Saya mencabut pertunangan ini, Dewan. Saya tidak bisa membangun kota masa depan dengan pria yang tidak jujur," kata Laila, lalu berjalan keluar ruangan.

​Pengkhianatan itu sempurna.

​Rendra tertawa terbahak-bahak di layar. "Lihat! Bahkan tunangannya pun mengkhianatinya! Tuan Alpha, game over! Kode Anda ilegal! Nusantara harus dibatalkan!"

​Dewan bingung. Mereka tidak bisa membatalkan Proyek Nusantara, tetapi Tuan Alpha jelas dalam masalah besar.

​Laila menunggu di unitnya. Setelah satu jam yang terasa seperti setahun, Arga kembali. Ia masuk ke safe zone tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

​"Dewan percaya padamu," kata Arga, akhirnya. "Mereka telah membuka penyelidikan resmi terhadap kode AI Logic Aurora Tech, tetapi mereka tidak membatalkan proyek. Mereka hanya menangguhkan Tuan Alpha dari semua pengambilan keputusan, dan menyerahkan kontrol teknis penuh kepada Laila Diandra."

​Laila terkejut. "Aku? Tapi kenapa?"

​"Karena kau bersaksi melawan saya, kau membuktikan integritasmu, Laila. Rendra senang. Dia berpikir dia telah memenangkanmu. Dia berpikir dia akan memenangkan gugatan ini dan membuatmu menjadi boneka yang menjalankan Nusantara tanpaku," jelas Arga.

​Arga tersenyum tipis, senyum kemenangan yang kejam.

​"Tapi itu semua bagian dari backdoor yang aku siapkan," kata Arga, mengeluarkan flash drive kecil, yang kali ini berwarna hitam pekat.

​"Tadi malam, saat kau menciumku, aku sedang melakukan ini: Aku membuat mirror image dari kode AI Logic Aurora Tech, dan menempatkannya di flash drive ini. Di dalamnya, ada signature Tuan Dharma yang telah dienkripsi ulang dengan hak cipta resmi yang baru, yang terdaftar atas nama Laila Diandra, sebagai Arsitek Nusantara."

​Laila menatapnya, tidak percaya. "Kau mendaftarkan kode itu atas namaku?"

​"Ya. Rendra akan menyerang Aurora Tech. Tapi dia tidak akan menyerang Nusantara yang dikendalikan oleh Laila Diandra. Jika dia menyerangmu, dia menyerang proyek negara yang sekarang ada di bawah integritasmu. Aku memindahkan asetku ke aset yang paling tidak bisa disentuh: dirimu, Laila."

​Arga menyerahkan flash drive itu kepada Laila. Jemari mereka bersentuhan. Kali ini, sentuhan itu adalah tanda terima kasih, kepercayaan, dan janji.

​"Sekarang, tugasmu: Kau harus menginstal mirror image kode ini ke server Nusantara, dan mengganti signature kode yang digugat Rendra. Kau harus bekerja sebagai Double Agent di siang hari, seolah-olah kau adalah penyelamat Nusantara yang baru, yang berhasil menyingkirkan hacker arogan Tuan Alpha."

​Laila memegang flash drive itu, merasa kewalahan. Arga telah mempertaruhkan segalanya untuk melindunginya, bahkan reputasi dan perusahaannya.

​"Kau benar-benar gila, Arga," bisik Laila. "Kau menyerahkan seluruh AI Logic milikmu kepadaku."

​"Aku tidak menyerahkannya," Arga membalas, berjalan ke jendela kaca. "Aku hanya mengamankannya. Karena aku tahu, kau tidak akan mengkhianatiku, Laila. Pengkhianatanmu tadi pagi adalah yang terberat yang pernah aku lihat. Aku tahu itu menyakitimu, dan itu menyakitiku juga."

​Arga berbalik, menatap Laila, matanya dipenuhi passion yang dalam.

​"Sekarang, di depan publik, kita musuh. Kita dilarang berinteraksi. Tapi di sini," Arga menunjuk lantai safe zone. "Kita adalah Mitra Abadi. Malam ini, dan setiap malam. Aku butuh kau di sisiku, Laila. Bukan sebagai fiancée, tapi sebagai satu-satunya orang yang bisa berbagi beban ini."

​Laila berjalan mendekat, memeluk Arga dengan erat. Itu adalah pelukan yang tulus, penuh emosi yang campur aduk antara rasa bersalah, kelegaan, dan cinta yang baru lahir.

​"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Arga," janji Laila, suaranya teredam di bahu Arga. "Aku akan membersihkan namamu. Dan kita akan membangun Nusantara ini bersama, di balik layar."

​Arga membalas pelukan itu, memejamkan mata. Untuk pertama kalinya, ia membiarkan persona Tuan Alpha sepenuhnya hilang.

​"Lakukan sekarang, Laila. Rendra sudah merayakan kemenangannya. Kita harus bertindak sebelum dia menyadari dia baru saja menyerahkan Proyek Nusantara ke wanita yang paling dia benci, yang kini berada di bawah kendaliku," bisik Arga.

​Laila melepaskan pelukan itu. Ia mengambil flash drive dan kembali ke unitnya. Ia kini adalah agen ganda—arsitek terkemuka di siang hari, penyelamat Arga di malam hari.

​Pengkhianatan yang sempurna. Sekarang, mari kita lihat, Rendra. Kau pikir kau menang? Kau baru saja memberikan kunci kerajaanmu kepadaku.

1
Rabi'ah
ceritanya lumayan bagus loh, kok gak rame
putri lindung bulan: mungkin karena baru,semoga kedepannya lebih rame lagi,makasi ya,selalu suport
total 1 replies
putri lindung bulan
Rumah seharusnya tempat berlindung, tapi baginya rumah adalah penjara.
Dihina, disakiti, diabaikan — hingga akhirnya ia memilih pergi, membawa luka yang berubah jadi kekuatan.
Bertahun-tahun kemudian, dunia berbalik.
Anak yang dulu diremehkan, kini berdiri di atas cahaya keberhasilannya.
mari masuk ke dunia Tuan alfa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!