Kisah ini mengisahkan tentang kehidupan kedua gadis kembar bernama Zahra dan Zavina keduanya memiliki karakter yang cukup berbeda, Zahrayang memiliki sifat bar bar dan tangguh, berbeda dengan Zavina yang memiliki sifat pandiam dan irit bicara, keduanya terlibat cinta pada ketua pemimpin organisasi keduanya yang suka tantangan jelas tak merasa takut, tapi satu tragedi membuat salah satu dari cinta mereka pergi, bisakah keduanya terus bahagia atau malah sebaliknya?
YUK..... IKUTI KISAH TWINS Z....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
"Zah aku dengar Bang Daren nuruni jabatan mbak Nadia?", Zavina bertanya sambil mulai memakan menu makan siangnya.
"Iya, dan loe harus tau Mas Arga minta divisi akutansi untuk jadi sekertarisnya",
"Alasannya? Bukan karna dirimu kan?", Zahra yang mendengar perkataan Zavina sontak menoleh lalu dia mengangkat kedua bahunya, dalam hati dia bahagia jika memang Arga mementingkan perasaannya dengan menjadikan dia sebagai sekertaris.
Semoga aja sesuai dengan harapan ku, ucap Zahra dalam hati.
Ting.... Sebuah notif masuk ke ponsel keduanya
(TIM Protector)
Andra:( Malam ini kumpul di markas)
Keduanya saling tatap tanpa membalas mereka beranjak pergi meninggalkan kantin, ditengah perjalanan mereka berpapasan dengan Daren dan juga Arga keduanya tanpak begitu panik.
"Mereka berdua kenapa ya Zav?", Zahra bertanya karna dia melihat keduanya yang berjalan terburu-buru.
"Ikut ke ruangan aku Zah", Keduanya pergi menuju ruangan IT, saat masuk ruangan masih kosong sebab masik jam makan siang. Tak ingin membuang waktu Zavina langsung menghidupkan laptop khusus miliknya, dia mulai mengecek dari markas Red Eye's hingga markas Orion tapi tak menemukan apa pun.
"Semua aman", Zavina berucap pelan tapi masih di dengar oleh Zahra.
"Coba tanya mbak Ai", Zahra berucap tapi pikirannya benar-benar gelisah.
Tuttt tuttt... Panggilan terhubung namun tak kunjung di jawab.
Saat keduanya sedang merasa gelisah, para rekan Zavina mulai kembali karna jam makan siang hampir selesai.
" Loh ada neng Zahra toh", ucap salah seorang teman satu tim Zavina. "Tambah cantik aja neng, tapi neng Vina gak kalah cantik kok", mereka terus saja berceloteh mengoda keduanya, Zavina yang memang sudah hafal tabiat para rekannya hanya mendengus malas, baginya gombalan mereka sudah seperti obat yang wajib di minum 3x sehari.
Zahra sendiri hanya tersenyum saat mendengar gombalan para tim IT, sebab di divisinya kebanyakkan perempuan sedangkan prianya hanya ada dua orang.
"Zav aku kembali keruangan ku dulu, nanti kita bahas lagi sepulang kerja", Zahra berucap sambil menepuk bahu sang adik. Zavina sendiri hanya mengangguk sebagai jawaban.
Saat keluar dari ruangan divisi IT Zahra tak sengaja berpapasan dengan Nadia dia menuju ke lantai 2 ruangan HRD.
Kenapa ini perempuan? Jutek bener mukanya?, Zahra hanya membatin tanpa berucap.
Ting saat pintu lift terbuka Zahra langsung masuk begitu pun dengan Nadia, tak ada obrolan dari keduanya hingga mereka sampai di lantai tujuan masing-masing.
"Zah kamu dari mana? Tadi buk Susi nyari kamu", ucap Adel salah satu teman satu timnya.
Zahra mengerutkan kening dalam hati dia betanya-tanya soal kepala divisi yang mencarinya.
Ngapain lagi itu mak lampir nyari gue? Rapatnya kan masih 1 jam lagi? Lagian mas Arga sama Daren juga lagi keluar, Zahra bergumam tapi hanya di dalam hati.
"Nanti aku temui beliau", Zahra menjawab sambil melangkah menuju meja kerjanya.
"Kayaknya kita gak jadi rapat deh? Soalnya pak Arga ada ke perluan mendadak di luar"
"Jadi kok rapatnya makanya tadi buk Susi nyari Zahra karna nanti yang mimpin rapat pak Sanjaya langsung", jelas ucapan Wita membuat mereka yang berada di ruangan itu sontak melotot.
" Whattt? Pak Sanjaya?", Adel berteriak sangking kagetnya. "Iya, kenapa?", Wita yang terkenal memang paling lemot di dalam menyimpulkan sesuatu jika bukan tentang pekerjaan wajar kalau dia gak sepanik dan kaget seperti yang lain.
" Ya allah Wit😩😩😩, kamu tau gak sih yang mau mimpin rapat itu tuan Sanjaya pembisnis yang terkenal dengan ketegasannya, kamu paham gak sih", kali ini bukan Adel yang berucap tapi Riki cowok paling absurd di tim mereka.
"Udah-udah gak usah debat lagi, sekarang mending periksa lagi setiap berkas laporan kita jangan sampai nanti kita di kritik", ya Zahra memang anak manggang waktunya hanya kurang dari dua bulan lagi tapi sejauh ini Zahra memang yang paling unggul.
Saat mereka masih fokus dengan kertas di meja masing-masing tiba-tiba Intan sekertaris kepala divisi masuk dan mengambarkan bahwa rapatnya di maju kan 15 menit lagi.
"Kalian siap-siap rapat di majukan 15 menit lagi", ucap Intan sambil menatap mereka dengan serius.
" Huhh... Untung tadi Zahra minta kita meriksa lagi setiap berkas", ucap Adit sambil memberikan berkas kepada Zahra.
"Semua sudah kan?", Zahra bertanya pada rekan-rekannya sebab kali ini dia dan Wita yang akan mewakili divisi akutansi.
"Beres👍👍👍", ucap mereka serentak.
Sementara itu Arga dan Daren serta para kelompok lainnya tengah bersiap mereka akan menuju pulau kembar, Arga hanya meminta pada Andra sebagai ketua tim Protector agar mereka menyusul malam nanti dengan tim Alpa milik Zino.
"Kami akan berangkat terlebih dahulu kalian menyusul malam nanti dan kamu Ndra saya pinta lindungi Zahra dan Zavina", ucap Zero dia tidak mau ambil resiko karna saat ini sang paman Ardi sedang masa pemulihan.
"Siap bang Andra berucap sambil berdiri tegak di hadapan para pemimpin dunia bawah itu".
Setelah berunding mereka pun berangkat mengunakan heli dan juga kapal, saat ini yang menyerang pulau kembar adalah mafia kelas atas entah siapa yang menjadi sekutunya untuk saat ini mereka hanya akan mengamati situasi terlebih dahulu.
\*\*\*\*\*\*\*
"Apa kau yakin mereka sudah menuju kesana?", ucap seorang pria yang saat ini tengah duduk sambil menghisap cerutu di tangannya.
"Yakin bahkan saya melihat ada sekitar 1000 pasukan yang mereka bawa", ucap pria berbadan tegap dan tato di lengannya.
"Baiklah sepertinya mereka sudah siap berperang", senyum licik terukir di bibir pria paruh baya itu.
"Apa kau yakin kita bisa mendapatkan tambang mas itu Lex?", wanita paruh baya itu berucap sambil menyesap minuman di tangannya.
" Tenang lah sayang, semua sedah kami susun dengan rapi, anak lelaki mu kali ini pasti akan menyerahkan tambang itu dengn suka rela", jawabnya sambil menghampiri wanita itu.
"Kau jagan lengah Lex, Arga memiliki sekutu yang cukup kuat dan kau harus ingat gadis incaran Arga tak selemah gadis lainnya"
Pria paruh baya bernama Alex Frinder itu hanya menangapi ocehan wanita itu dengan seyum nakal.
"Apa kau tau sayang ternyata suami dan anak tirimu juga menjadi tawanan putra mu", Alex berbisik mengoda wanita di sebelahnya.
" Maksudmu mas Adinata dan Romeo ada di tangan Arga? Kau serius Lex? Sejak kapan mereka menjadi tawanan Arga?"
"Sejak kau menghubungi Sander untuk meminta bantuan melenyapkannya"
Wanita itu menengang perasaannya langsung mendadak gelisah, jika sedari awal Alex tau bahwa rencana telah di ketahui Arga lalu mengapa pria ini mau berkerja sama.
"Apa yang sebenarnya kalian rencana kan Lex?", pria itu hanya tertawa di langsung melangkah pergi meninggalkan Yolanda di ruangan itu.