NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Percintaan Panas

Tanpa diminta dua kali, Damien langsung merengkuh pinggang Crystal. Tak ada keraguan lagi dalam diri pria itu untuk menikmati bibir polos, tapi tetap terlihat menggoda. Damien melu•matnya. Melahap sepuas hati, seakan ingin memenuhi seluruh hasratnya dalam pertautan manis tersebut.

"Apa kau menginginkanku?" tanya Crystal, setelah Damien puas menciumnya.

"Pertanyaan bodoh," jawab Damien, seraya mencengkram pelan pipi Crystal. Meskipun terlihat agak kasar, tapi dia justru kembali melu•mat bibir gadis itu.

"Bawa aku," ucap Crystal, memberikan tantangan pada Damien. Tangannya bergerak lincah menaikkan T-Shirt  yang pria itu kenakan, kemudian melepas dan melemparkan ke lantai.

"Oh," de•sah Crystal pelan, saat meraba pahatan kokoh tubuh atletis Damien. Crystal begitu kagum akan kegagahan pria tampan tersebut.

Jemari lentik Crystal bergerak perlahan, menelusuri setiap inci tubuh Damien. Gadis itu tersenyum, saat meraba lengan, kemudian berpindah ke dada dan perut.

"Kau sangat luar biasa, Tuan De Santis," ucap Crystal penuh rayuan. Tanpa melepas senyum manis nan menggoda.

"Gadis nakal," ucap Damien datar, lalu menurunkan tubuh Crystal sehingga berlutut di hadapannya. Damien membuka pengait celana jeans, kemudian menurunkan resleting. "Tunjukkan kebolehanmu," tantangnya, seraya menahan kepala bagian belakang Crystal.

Entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Setelah menghabisi nyawa Eleanor dan menyingkirkan jasadnya dengan cara teramat sadis, sejoli itu masih bisa berasyik-masyuk tanpa beban sama sekali. Tak ada rasa bersalah yang tampak dari wajah Damien dan Crystal. Mereka justru sangat menikmati percintaan panas yang tengah dilakoni. 

Detik berlalu begitu cepat. Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi, saat mereka menyelesaikan ritual panas di tempat tidur. Lelah serta rasa kantuk mendera hebat, membuat keduanya langsung terlelap di bawah selimut yang sama. 

Tak berselang lama, mentari muncul menampakkan sinarnya. Namun, Damien dan Crystal tetap terlelap, sampai terdengar dering panggilan di ponsel milik Damien. 

“Ah, sial!” gerutu Damien, yang berusaha membuka mata. Dia melihat deretan angka di layar sebagai pemanggil. 

Damien memicingkan mata. Hanya beberapa orang yang mengetahui nomor teleponnya. Walaupun nomor itu sengaja tidak disimpan, tapi dia dapat menebak siapa pemilik nomor tersebut. 

Damien meletakkan kembali telepon genggam di meja sebelah tempat tidur, lalu memejamkan mata. Namun, tak berselang lama ponselnya berdering lagi. 

"Siapa yang menghubungimu pagi-pagi begini?" tanya Crystal parau. Gadis itu menggeliat pelan, sambil berusaha membuka mata. 

"Bukan siapa-siapa," jawab Damien datar, seraya menoleh. Dia menatap Crystal yang memandangnya sayu. Tak pernah terbayangkan, dirinya akan bercinta dengan gadis itu. 

“Kenapa?” tanya Crystal keheranan karena Damien menatapnya dengan sorot aneh. 

“Tidak apa-apa,” jawab Damien datar, kemudian mengalihkan perhatian ke arah lain. 

“Kenapa tidak diangkat?” tanya Crystal lagi, saat telepon genggam Damien kembali berdering. 

“Bukan panggilan penting.” Damien tampak malas meladeni perbincangan. Dia menyibakkan selimut, lalu turun dari tempat tidur. Pria itu tak peduli, meskipun tubuh polosnya terekspos sempurna. 

“Astaga,” gumam Crystal, seraya ikut bangkit. Dia bergerak cepat meraih tangan Damien, menahannya agar tak ke manapun. 

Damien menoleh, menatap penuh tanda tanya. 

“Kau mau ke mana?” tanya Crystal, seraya berlutut di tepian kasur sambil menghadap Damien. Tangannya bergerak perlahan menelusuri lengan, lalu pindah ke dada. Crystal seperti tengah memberikan isyarat untuk melakukan sesuatu.

Sebagai pria dewasa, Damien memahami betul makna dari sikap Crystal. Dia tersenyum kecil, kemudian mendorong tubuh gadis itu hingga terjerembab ke kasur dalam posisi terlentang. Tanpa banyak bicara, Damien merangkak naik. Ditahannya kedua tangan Crystal di atas kepala.

“Apa yang kau inginkan?” Damien menatap buas, gadis yang justru tersenyum penuh tantangan. “Apa kau belum puas?” seringainya. 

Crystal terus tersenyum. Namun, tak berselang lama, senyuman itu berubah jadi ringisan kecil. Crystal memejamkan mata. Sesaat kemudian, gadis cantik tersebut kembali menatap Damien sambil menggigit bibir bawahnya. Lenguhan pelan terdengar, seiring dengan tubuh yang terguncang cukup kencang. 

......................

“Tuan Emanuele menghubungiku pagi ini,” lapor Santiago, saat Damien sudah duduk di meja makan. Dia keheranan karena Crystal lah yang menyajikan sarapan untuk mereka. “Di mana Eleanor?” tanya pria paruh baya itu.

“Nyonya Eleanor harus kembali ke kotanya. Karena itulah, aku yang menggantikan dia untuk melayani Tuan Damien,” jawab Crystal tenang.

Santiago langsung melayangkan tatapan penuh tanda tanya terhadap gadis itu. Dia seperti mencurigai sesuatu. Terlebih, saat melihat ekspresi Crystal, yang tampak jauh lebih ceria dibanding beberapa hari sebelumnya. 

“Apa yang Crystal katakan benar. Lagi pula, dia sudah terlalu tua untuk bekerja di sini,” timpal Damien, seraya mencicipi makanan buatan pelayan barunya.

“Kau bilang tidak pandai memasak,” ujar Damien, seraya menoleh pada gadis cantik yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada. 

“Aku tidak suka menyombongkan diri,” balas Crystal lembut. 

Damien menggumam pelan, lalu mengalihkan perhatian pada Santiago yang terlihat kebingungan. “Apa yang kau ketahui tentang Saviero Mazza?” 

“Saviero Mazza?” ulang Santiago. Dia terdiam sejenak, sebelum kembali bicara. “Satu yang pasti, Saviero jauh lebih hebat dibanding Patrizio. Dia memimpin organisasi, yang saat ini sudah menguasai hampir seluruh wilayah Eropa Timur. Mazza Universo merajai perusahaan tambang logam di Rusia. Selain itu, mereka juga mulai merintis perusahaan yang memproduksi persenjataan,” papar pria paruh baya itu. 

“Begitu rupanya,” gumam Damien datar.

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!