Dinodai Mantan Sahabat

" Anda kelewatan sekali ! Kami hanya meminta anak saya di bebaskan, buka meminta hal yang lainnya. Kenapa permintaan anda untuk saya dan keluarga saya mengemis di bawah kaki Om dan Tante mu ? " seru Erlan tak terima atas permintaan Salma barusan. Mau di taruh dimana muka dia dan keluarga kalo harus bersujud di kaki orang.

" Haha anda ini sangat lucu. Tadi anda bilang cuman ? Dimana otak anda di taruh Tuan Erlan yang tak terhormat " ucap Pakde Cakra dengan sarkas.

" Putra anda yang sudah membuat keponakan saya Depresi. Apa pantas kamu meminya belah kasihan pada kami ? Jawabannya tidak. Anak anda harus membayarnya semua di dalam sana. Mau dia cacat maupun lumpuh seumur hidup saya tidak peduli. Hukuman harus tetap berjalan. Lagian hukuman Arjuna tidak lama hanya sampai 2 tahun kurang "

" Jadi nikmati  saja prosesnya. Suatu saat kalian akan merasan ada di posis kami saat ini. Lebih baik jaga putri mu baik - baik, jangan sampai mendapatkan hal buruk seperti keponakan saya alami "

ucap Pakde Cakra sangat begitu pedas, membuat kedua orang tua Arjuna hanya diam membisu di tempatnya.

Pakde Cakra membawa ibu serta bude Ratih pergi dari hadapan manusia tidak tahu malu tersebut. Ia sudah cukup muak selama hampir tiga minggu ini harus berhadapan pada mereka.

" Penawaran saya tadi masih berlaku untuk selama - lamanya " ujur Salma sebelum pergi dari hadapan Sarah dan Erlan.

Salma berjalan menyusul langkah kaki kedua orang tuanya dan juga neneknya menuju parkiran. Hari ini mereka akan bersiap - siap untuk keberangkat besok menuju Amerika.

Ya. Pakde Cakra, Bude Ratih, Nenek serta Salma akan bertolak ke Amerika untuk bertemu dengan keluarga ayah Rama disana.

Pakde Cakra sudah berjanji pada mereka bertiga. Kalo persidangan sudah berakhir, pakde Cakra akan membawa mereka untuk melihat kondisi Kayra saat ini.

🌹🌹🌹🌹

4 Tahun Kemudian....

Tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya. Banyak kejadian demi kejadian yang di alami oleh keluarga Maheswara.

Mulai dari perusahannya maupun dari putri sulung nya. Perusahannya sempat kolep beberapa bulan. Karena banyak investor yang membatalkan kerja samanya. Belum lagi perusahan juga harus mengganti rugi beberapa proyek yang mereka tangani.

Tidak sampai di situ saja masalah yang harus di hadapi keluarga Maheswara. Dua tahun lalu, setelah Arjuna keluar dari penjara. Mereka di kejutkan dengan kabar kalo Arshila mendapatkan pelecehan seksual oleh salah satu OB yang bekerja di perusahaan nya.

Sialnya, orang yang telah memperkosa Arshila pada saat itu. Malah kabur entah kemana, sampai saat ini. Arjuna berserta Erlan sempat mencoba mencari dan melacak keberadaan pria tersebut tetapi hasilnya nihil. Pria itu kabur bak di telan bumi, sampai mereka tak bisa menemui nya.

Satu bulan setelah kejadian malam naas itu. Membaut Arshila dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksakannya. Membuat seluruh keluarga sangat begitu shock di buatnya.

Tapi mereka semua tetap mempertahankan ke hamilan Arshila saat itu dan menjaganya penuh kasih sayang . Kini anak tak berdosa itu tumbuh menjadi bocah lucu.

Sedangkan Arjuna pria itu kini sudah bisa berjalan kembali seperti sedia kala. Usai keluar dari penjara, dirinya langsung  melakukan terapi khusus untuk memulihkan kakinya kembali. Atas permintaan kedua orang tuanya, ia melakukan hal itu semua.

" Arjuna " panggil sang Mami dengan lembut ketika melihat anak bungsunya nya itu turun dari lantai atas.

" Mau kemana kamu, pagi - pagi begini sudah rapih ? " tanya Sarah sambil menelisik Arjuna dari atas kebawah.

" Arjuna ada janji main golf sama Bayu, Mam " jawab Arjuna.

" Sarapan dulu kalo gitu, sayang. Ini Mami sudah menyuruh Mbok Encum untuk memasakan sambel goreng kentang sama sop buntut buat mu "

" Wih sepertinya enak, Mam. Kalo gitu Arjuna langsung makan ya "

" Iya kamu duluan saja. Mami manti saja, mau nunggu Papi turun dulu "

Arjuna mengangguk lalu mengambil piring yang berada di depannya. Ia mengambil nasi serta sambel goreng kentang ke dalam piringnya. Untuk sop buntut Arjuna taruh ke dalam mangkuk. Karena ia tak suka makan nasi di campur kuah banyak.

Ketika Arjuna sedang menikmati sarapan. Dirinya menangkap sosok Arshila yang baru saja turun dari lantai atas sambil menggodong sang anak di dalam gendongannya.

" Selamat pagi " sapa Arshila pada Arjuna dan juga sang Mami.

" Pagi kak. Sini Laura biyar sama Mami, kamu makan saja. " ucap Sarah sambil mengambil  Laura dari gendongan Arshila.

" Memang nya Mami tak makan ? Nanti repot makan sambil mangku Laura "

" Mami sarapannya nanti saja, nunggu Papi mu turun "

" Oh ya udah, Arshila makan duluan ya, Mam " ucap Arshila mengambil duduk tepat di samping Arjuna.

Mata Arjuna terus menatap bocah kecil berusia 1 tahun yang berada di pangkuan sang Mami. Entah kenapa dirinya tiba - tiba memikirkan Kayra.

Apa Kayra hamil seperti sang kakak setelah kejadian malam naas ?

" Kenapa kamu menatap Laura seperti itu, Jun ? " tanya Sarah pada Arjuna. Ketika melihat Arjuna menatap Laura terus.

" Mam, Apa Kayra sama seperti kakak yang hamil anak hasil kejadian malam naasnya ? " Bukan menjawab pertanya sang mami Arjuna malah memberikan pertanyan pada Sarah.

Sarah terdiam tak bisa menjawab sama sekali. Sedangkan Arshila langsung menghentikan makannya begitu saja mendengar pertanyaan sang adik barusan.

" Kalo Kayra hamil anak ku. Betapa berdosa nya diri ku ini Mam, pada Kayra. Bener kata kakak sepupunya, aku ini lelaki brengsek dan pengecut " ucap Arjuna dangan nada lirih. Matanya sudah berkaca - kaca.

" Itu karena ke bodohan mu, Arjuna. Jadi terimalah apa yang akan terjadi nantinya. Kalo sampai Kayra hamil anak mu, bersiap lah tak di kenali oleh anak mu sendiri " ucap Arshila dengan nada kesal bercampur marah.

Arjuna terdiam tak bisa berkata - kata lagi. Ia menundukan kepalanya sambil memaki dirinya sendiri dari dalam hati. Atas kebodohan yang ia perbuat pada Kayra berserta keluarganya.

Sarah hanya mendengarkan percakan kedua anaknya itu saja. Kejadian yang di alami keluarganya ini juga ada pada dirinya dan juga sang suami. Coba saja pada hari dimana Kayra berserta keluarga nya datang untuk meminta pertanggung jawaban pada putranya.

Ia langsung menerima dan menyuruh sang putra untuk bertanggung pada gadis tersebut. Tak perlu sang putra sampai masuk penjara kalo saat itu Arjuna mau bertanggung jawab.

🌹🌹🌹

Sedangkan Di Negara dengan julukan Negeri Paman Sam....

Di sebuah halaman rumah yang tak begitu luas terdapat seorang wanita muda sedang menonton seorang bocah kecil berlarian kesana - kemari mengejar bola yang di tendang oleh sang kakek.

Suara tawa dan kebahagian jelas terpancar di wajah bocah berusia tiga tahun kurang. Ketika bermain bersama sang kakek.

" Ava ape, Akung " rengek bocah tersebut dengan suara cadel yang sangat  menggemaskan dan membuat candu di dengernya.

Namanya Madhava Arkatama Pramudya atau bisa di panggil dengan Dhava. Namanya di ambil dari bahasa sansekerta yang  bermakna berjiwa muda, segar dan permata yang menerangi keluarga. Nama tersebut merupakan nama pemberian dari sang kakek dan kakek buyutnya.

" Oh cucu Akung yang tampan ini, cape. Kalo begitu kita istirahat dulu ya " ucap pria paruh baya pada cucu tampannya tersebut.

Pria paruh baya itu menggendong tubuh gempal sang cucu lalu berjalan ke arah teras rumah mereka.

" Una, Ava ape. Mau enen Syusyu " ucap boca endut tersebut Ketika sudah berada di depan sang Bunda.

Enen yang dimaksud bocah itu, minum susu memakai botol dot kesayangan nya. Soalnya sejak Dhava berusia 8 bulan 2 minggu, bocah itu sudah berhenti meminum ASi sang Bunda.

" Masa baru main sebentar sama Akung sudah cape aja sih, sayang " ucap wanita tersebut dengan lembut pada putranya.

" Ava tadi lali - lalian telus, Una. Jadi tape banget deh " ujur bocah tampan tersebut sambil merengek pada sang Bunda.

" Ya, sudah Bunda bikinkan susu buat anak tampan Bunda dulu ya, kalo gitu " ucap wanita tersebut lalu bangkit dari duduknya. Berjalan masuk menuju dapur.

☘☘☘

" Lagi buat apa, Kay ? " tanya wanita paruh baya yang tak lain Mama Rika, ibunda kandung dari Kayra.

Ya. Wanita muda itu Kayra. Ibunda yang sudah melahirkan boca kecil nan tampan bernama Madhava Arkatama Pramudya. Kayra melahirkan buah hatinya penuh dengan perjuangan di tengah Depresi yang dia alaminya.

Ketika mendengar suara tangisan pertama serta wajah tampan tanpa dosa milik buah hatinya. Membuat Kayra berusaha  menyembuhkan Depresi yang di alaminya demi buah hatinya tersebut.

" Ini lagi buatin Susu Dhava, Mah " jawab wanita tersebut.

" Owalah cucu gembul Mama itu udah haus habis bermain sama Ayah mu "

" Iya Mah. Dhava langsung minta di bikinin Syusyu. Saking cape dan haus nya "

" Ya sudah kamu buatkan. Mama mau kemerka berdua dulu " wanita paruh baya itu berjalan menuju halaman belakang rumahnya untuk bertemu dengan suami dan cucu kesayangan nya.

Kayra membuatkan satu botol susu berukuran besar untuk sang putra. Anaknya itu sangat begitu kuat meminum susunya. Tidak hanya susu bocah endut itu juga doyan makan. Sagala macam makanan yang di buatkan sang nenek pasti akan langsung habis Dhava makan tanpa sisa.

Usai membuat susu Dhava. Kayra berjalan menuju teras dimana sang putra masih bermain bersama ayah Rama dan juga mama Rika disana.

" Tara, ini susu terenak buat anak tampan Bunda Kayra " ucap Kayra sambil mengangkat botol susu ke udara. Menunjukan pada Dhava kalo susu permintaannya sudah di buatkan olehnya.

Dengan cepat bocah berbandan gempal itu turun dari pangkuan Ayah Rama lalu berlari menuju Kayra yang berdiri tak jauh dari mereka semua.

" Atu mau, atu mau " ucap Dhava sambil berlompat lompat kecil di depan Kayra.

" Bilang apa dulu sama Bunda ? "

" Minta Una. Dhava cudah  cangat menginginkan syusyu " jawab bocah endut itu dengan nada yang sangat lucu.

" Baik, ini buat anak tampan Bunda " Kayra menyerahkan botol susu tersebut pada Dhava. Dengan cepat bocah kecil itu menerima botol susu nya.

" Telimakasih, Una " usai mengucapakan terimakasih Dhava langsung melahap susu tersebut dengan rakus.

Kayra menggendong sang anak lalu mendudukkannya di sofa yang berada di teras belakang rumah mereka.

" Minum susu nya pelan - pelan saja sayang, tidak akan ada yang mau mengambil susu Dhava " ucap Mama Rika ketika melihat Dhava meminum susu nya dengan tidak sabaran.

Dhava tak mendengarkan perkataan sang nenek. Dia tetap asik menghisap susunya dengan rakus hingga tandas tak tersisa sedikit pun.

" habis syusyu nya, Una " ucap Dhava sambil perlihatkan botol susunya yang sudah tak tersisa pada Kayra.

" Pintar anak Bunda. Minum susu nya nanti malam lagi ya. Pas Dhava bobo, oke "

" Oce Una, tantik " ucap Dhava sambil mengangkat ibu jarinya pada sang Bunda.

Kayra mengacak rambut sang putra dengan gemas. Ia sering merasa gemasan pada putranya itu. Terkadang saking gemasnya Kayra pernah sampai mengigit pipi tembam milik Dhava.

Ayah Rama dan mama Rika melihat interaksi ibu dan anak tersebut, tersenyum haru. Semenjak kedatangan Dhava di dunia ini, membuat Kayra berangsur membaik.

Senyum dan canda tawa dari putri tunggalnya itu kembali terdengar di rumah mereka. Membuat Ayah Rama serta Mama Rika merasa bersyukur.

Bersambung....