Aku memang mencintainya, tapi aku tak mau menjadi bodoh karnanya, bagiku jika tak anggap oleh orang-orang di sekitar mu, maka carilah tempat dimana orang-orang akan menganggap mu.
*******
Arzeta Asafa wanita berusia 25 tahun sudah membina rumah tangga selama kurang lebih 3 tahun, namun belum memiliki momongan bukan karna mandul tapi karna sang suami yang mengalami impoten hingga Zeta harus bersabar dengan hinaan serta cacian dari keluarga besarnya.
Tapi siapa sangka rumah tangga yang dia jaga selama ini, menyimpan DURI di dalamnya.
yuk ikuti kisah Arzeta dan siapa DURI yang merusak ke bahagiaan rumah tangga Zeta...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngidam atau Dendam.
"Ganteng apanya sih sayang? Mas merasa biasa aja kok, lagian mana mungkin mas tebar pesona, pesona mas hanya untuk bumil cantik mas doang kok! Jawab Ardi" dia takut kalok sampai nanti Zeta nangis lagi bisa repot entar gak turun-turun dia bakal di omelin oleh ke dua wanita penguasa istana.
"Bener ya Hubby gak akan tebar pesona? Awas aja kalok sampek Hubby tebar pesona Hubby gak akan dapet jatah selama 1 BULAN, ucap Zeta" lalu mengandeng tangan Ardi keluar dari kamar.
"Nah kan! Memang bumil satu ini sulit di tebak pemikirannya, cuma gara-gara penampilan ngancem ngeri bener, gumam Ardi dalam hati"
Saat Ardi yang masih membatin sambil tetap menurut saat tangannya di tarik oleh Zeta hingga dia menyadari bahwa mereka melawati pintu lift, sontak Ardi langsung bertanya.
"Loh!! Kita mau kemana Yang? Tanya Ardi pada Zeta"
"Kita lewat tangga! Biar sehat, jawab Zeta" sambil membawa Ardi menuju arah tangga.
Padahal aslinya bukan karna itu Zeta membawa Ardi turun mengunakan tangga, Zeta tau bahwa salah satu pelayan oma Sila menyukai Ardi! Dan biasanya pelayan itu akan berdiri di dekat pintu lift sebelah kiri yang posisinya dekat dengan ruang keluarga menuju rung makan sedang kan tangga di sisi kanan langgsung berhadapan dengan ruang keluarga.
Tak tak tak
Begitu Ardi dan Zeta sampai di bawah mereka sudah di sambut oleh keluarga Wijaya.
"Loh pak Zaidan kok disini? Tanya Zeta pada Zaidan"
"Kenapa emangnya kalok saya di sini? Jawab Zaidan pada Zeta"
"Ea.... Gak apa-apa sih, pak? Ucap Zeta pada Zaidan"
"Cih.... Kamu itu sekarang adek ipar saya! Jangan panggil saya bapak? Ucap Zaidan.
"jadi saya harus panggil apa? jawab Zeta" lalu dia menatap ke arah Ardi.
"Kamu bisa panggil bang Zaidan atau mas Zaidan, Jawab Ardi" sambil mengelus kepala Zeta dengan sayang.
"Ya udah kalau gitu aku pqnggil kakak aja deh biar beda! Kan sebutan kakak gak melulu harus seorang wanita, jawab Zeta" lalu ke duanya duduk di sofa kosong dekat bunda Gepita.
Pada akhirnya mereka menghabis kan waktu sore itu dengan bersendau guru, tanpa mereka tau bahwa Zeta sesekali melihat ke arah pelayan wanita yang menurutnya terlalu CAPER untungnya Ardi dan Zaidan tak ada yang peduli.
Tanpa keluarga Wijaya sadari ada salah satu pelayan yang selalu menatap Ardi dan Zaidan dengan tatapan kagum, hingga saat Ardi membawa Zeta ke kediaman Wijaya wanita itu merasa tersaingi.
"Sialan wanita itu! Bisa-bisanya dia yang menjadi nonya WIJAYA! Kehadirannya membuat semua tencana yang sudah ku susun jadi berantak kan, gumam wanita itu sambil mentap Zeta penuh dendam bahkan dia sampai mengepalkan ke dua tangannya, dia benar-benar merasa dendam pada Zeta".
Sedang kan Zeta yang sedari tadi melihat wajah dari pelayan itu sudah bisa menebak bahwa mata wanita itu memancarkan dendam dan ke bencian terhadapnya, tapi tenang Zeta tak akan bermain kasar dia malah akan bermain cantik, tak perlu sampai emosi cukup membuat lawan panas dingin saat melihat kemesraannya dan sang suami, Zeta akan merasa senang.
"Jangan harap kau bisa mengoda suami ku! Itutak akan pernah terjadi MENDUSA akan aku buat kau pergi dari keluarga Wijaya dengan sebuah dendam di hati mu, gumam Zeta dalam hat".
"Hubby....? Pengen jus alpukat di campur buah naga ucap Zeta di telinga Ardi"
Ardi yang mendengar itu langsung siap siaga, dia berniat untuk menelpon Rudi asisten sang kakak untuk membelikan apa yang di ingin kan oleh bumil cantiknya, tapi semua menjadi urung saat Zeta meminta Ardi yang membuatkan langsung untuknya.
"Hubby mau ngapain? Tanya Zeta" pada Ardi saat sang empuh malah mengambil ponsel bukannya bangkit menuju dapur.
Pertanyaan dari mulut Zeta membuat Ardi lansung mengalih kan perhatiannya dari layar ponsel menuju ke arah Zeta.
"Bukannya kamu bilang pengen jus alpukat di campur buah naga? Jadi mas mau telpon Rudi asisten mas Zai buat sekalian membeli jus ke inginan mu, sekalian karna Rudu sedang menuju ke sini, jawab Ardi sambil masih memegang ponsel"
"Aku gak mau jus dari luar! Ucap Zeta" dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Hah.... Gimana maksudnya Sayang? Kamu mau jus tapi gak mau belik dari luar? Terus jusnya dari mana jawab Ardi" setelah mendengar penuturan dari mulut Zeta.
"Aku mau jus tapi pelayan itu yang buatin ucap Zeta" sambil melihat ke arah pelayan yang masih setia menatap Zeta dengan mata tajamnya.
Ardi tanpak bingung dengan perkataan Zeta hingga suara dari sang bunda yang memperjelas maksud dari keinginan sang istri, baru lah dia paham.
"Oh... Maksudnya pengen jus buatan Dara! Habisnya tadi dia cuma bilang pengen minum jus gak bilang pengen minum jus buatan pelayan kan aku gak perlu repot mau telpon Rudi, untung nya belum sempat aku telpon, gumam Ardi" yang hanya bisa geleng-geleng kepala akibat permintaan gidam bumil cantiknya.
"Eh... Maksudnya Zeta ingin jus buatan Dara? Tanya bunda Gepi pada sang menantu".
Sedang kan Zeta hanya mengangguk sebagai jawabaan.
"Dara Sini! Pangil bunda Gepi" pada pelayan yang mereka ketahui keponakan dari bik Mina pelayan senior di kediaman tua Wijaya.
"Nyonya Gepi panggil saya! Jawab Dara" saat sudah berada di antara keluarga Wijaya.
"Iya! Kamu tolong buat kan jus alpukat di campur buah naga untuk Zeta! Tapi ingat gulanya kamu ganti dengan susu full creem, ucap bunda Gepita" pada Dara.
Dara sendiri yang mendengar perintah sang nyonya yang di minta untuk membuat kan minuman untuk rivalnya merasa geram, tapi tak mungkin dia tunjuk kan bisa-bisa dia di pecat dari rumah itu.
"Cihh... Awas saja kau wanita sialan! ucap Dara dalam hati" sambil pamit menuju ke arah dapur.
"Baik nyonya kalau begitu saya permisi ke dapur dulu, jawab Dara" dengan menunduk kan kepalanya setelah mendengar perintah dari Gepi.
"Jangan lama-lama Dar? Kasian cicit saya mereka pasti sedang haus, sahut Oma Sila" yang sedang bersendau gurau dengan anak cucunya.
"Aku sengaja meminta wanita itu membuat kan jus, agar wanita itu sadar dia disini hanya lah pelayan, tapi semua akan berbeda jika kak Zaidan mau menikah dengan nya maka dia bisa menyandang sebagai nyonya WIJAYA, gumam Zeta dalam hati", lalu dia melihat ke arah Zaidan yang tengah fokus pada ponsel di tangannya sesekali pria itu akan tertawa. "Entah apa yang di lihat dalam ponsel itu hingga membuat pak Zaidan senyum-senyum sendiri batin Zeta"
(Kayaknya Zeta mulai curiga pada Zaidan sebab setelah pulang dari ke diaman Renita, Zaidan tanpak lebih sering tersenyum, Author aja sampek heran ada apa dengan ke duanya 🤔🤔🤔🤔🤔)
Kalau Zeta sedang merencanakan membuat Dara menyadari posisinya sebagai pelayan di kediaman Wijaya, berbeda dengan Renita dan Zaidan setelah masalah kemarin selesai kini ke duanya semangkin dekat padahal mereka baru berbaikan belum genap 1 hari.
Hay.... Hay pembaca setia
Maaf ya Author baru apdute soalnya Author sibuk banget hampir gak punya waktu buat nulis...
Terimakasih para sahabat manga toon atas dukungan dan sarannya
Sekali lagi maaf ya karna apdute telatnya
🙏🙏🙏🙏🙏
jacob udh jd bpk trnyta....mskpn areta msh ga ngaku siiihh....
cpt smbuh y zeta,smua orng mnntimu .....