Perfection System

Setelah kembali ke rumah, Furya yang berkeringat hebat langsung mandi.

Pagi itu tubuhnya benar-benar sudah sembuh total dan tak ada rasa sakit sedikit pun.

Setelah mandi dan bersiap-siap, seperti biasa Furya langsung membangunkan kedua adiknya.

Ren dan Yuki yang di bangunkan juga langsung mandi.

Menggunakan tas dan sepatu baru tentu saja membuat kedua adiknya bersemangat ke sekolah.

Ren yang sering di ejek dan mengeluh soal sepatunya yang bolong tak perlu mengkhawatirkan apa-apa lagi.

Bahkan kini ia sudah memiliki hp baru sama seperti bocah lainnya.

Setelah memanaskan pizza sisa kemarin malam, Furya duduk di meja depan rumahnya.

Sambil bersantai ia yang lupa Check In langsung mengklik tombol login harian.

[Ding! Selamat tuan telah menyelesaikan misi Check In hari ke 3]

[Selamat tuan mendapatkan hadiah 3.000 Perfection Poin]

“Hehehe, dapet poin lagi.”

Setelah menunggu sesat, akhirnya kedua adik Furya datang ke meja depan.

Melihat wajah Ren yang masih mengantuk langsung menyadarkan Furya kalau adiknya pasti begadang sampai semalaman.

“Pagi kak...”

“Hoi, kok masih ngantuk sih? Jangan bilang kamu begadang sampai malem?”

“Hehehe, maklum kak Ren keasikan maen game.”

“Hadeh, kakak gak larang main game, tapi jangan sampai kemaleman karena paginya kamu harus sekolah!”

“Iya, iya berisik lah kakak nih.” kata Ren sambil duduk dan mengambil pizza.

Melihat sifat adiknya yang seperti itu Furya hanya bisa menghela nafas.

Dirinya yang menjadi kakak sekaligus wali di umur yang masih muda memang tak terlalu tegas.

Bukan tak tegas, hanya saja Furya tak ingin sampai adik-adiknya memikirkan kondisi orang tua mereka kembali.

Karena itu ia sama sekali tak pernah melarang ini itu yang di inginkan kedua adiknya.

Yang jelas asalkan adiknya senang, Furya juga ikutan senang.

Setelah sarapan, mobil jemputan sekolah Ren dan Yuki akhirnya datang.

Ren yang melihat mobil pak Mamat berhenti di depan rumah mereka langsung bertanya ke kakaknya.

“Wih, Ren naik bus sekolah lagi nih kak?”

“Iya, dah sana berangkat sekolah sama Yuki.”

“Asik...yaudah Ren pergi ya kak.”

Karena sudah memiliki uang, Furya yang sempat menunggak pembayaran bus sekolah adiknya kembali menggunakan antar jemput.

Meskipun agak mahal, tapi itu lebih baik karena kedua adiknya bisa pergi dan pulang di antar sampai ke depan rumah.

Jadi ia tak perlu khawatir lagi soal keselamatan adiknya yang pulang sendirian.

Setelah Ren dan Yuki naik bus, Furya langsung mendekat dan menyapa pak Mamat di bagian supir.

“Pak, titip adik saya ya.”

“Iya, santai aja.”

“Ohh iya pak, bayaran antar jemput udah saya trasfer. Sekalian yang nunggak kemaren udah saya lebihin.”

“Iya tau, udah masuk tadi malem uangnya.”

“Yaudah kami jalan ya.”

“Iya pak hati-hati.”

Melihat bus sekolah yang pergi dan kedua adiknya yang tetawa bersama anak lain di dalam bus, Furya hanya bisa tersenyum.

Saat melihat adik-adiknya senang sudah pasti ia juga senang.

Setelah mengunci pintu rumah dan meletakkan kunci di bawah pot bunga, Furya yang ingin berangkat ke sekolah tiba-tiba saja mendengar suara sistem.

[Ding! Selamat tuan mendapatkan misi baru]

[Berlari sampai sekolah tuan dalam waktu 30 Menit, hadiah 6.000 Perfection Poin]

Mendapatkan misi baru, Furya langsung tersenyum dan berlari.

Meskipun agak sulit, tapi ia yang membutuhkan banyak poin justru sangat senang.

Jangankan berlari, merangkak saja akan Furya lakukan.

100 ribu poin, itu adalah tujuannya saat ini dan tanpa basa-basi Furya langsung berlari sekuat tenaga.

“Hahaha, terima kasih misinya sistem.”

Furya yang tau sekolahnya cukup jauh langsung berlari dengan kencang.

Ia yang sudah hapal seluk beluk kota Jakarta lebih memilih jalan tikus yang dapat memotong banyak waktu.

Dengan bersemangat ia berlari melewati komplek perumahan dan gang-gang sempit.

Karena tubuhnya yang sudah pulih bahkan menjadi lebih bertenaga, tak butuh waktu lama bagi Furya menyelesaikan misi.

Dan benar saja, hanya butuh waktu 25 menit bagi Furya untuk sampai di depan gerbang sekolah.

[Ding! Selamat tuan telah berhasil menyelesaiakn misi]

[Selamat tuan menerima hadiah 6.000 Perfection Poin]

[Selamat tuan telah naik level]

“Huuh, akhirnya selesai.”

Karena berlari kencang selama 25 menti tanpa henti, badan Furya langsung di penuhi keringat.

Setelah mengambil nafas teratur dan mengelap keringat yang bercucuran, Furya dengan santai berjalan memasuki kelasnya.

Saat sampai di kelas, keadaan kelas sudah sangat bising dan Furya duduk lalu beristirahat sejenak.

Karena jam pelajaran pertama hari itu adalah olahraga, semua murid pria langsung di usir dari kelas dan pergi ke toilet untuk ganti baju.

Jamal yang berjalan bersama Furya akhirnya sadar ada yang aneh dengan sahabatnya itu.

“Loh...loh...loh...kaki kamu udah gpp?”

“Hehehe, kakiku udah sembuh.”

“Lah kok bisa?”

“Bisa dong, hehehe.”

Jamal yang pernah melihat luka mengerikan di sekujur tubuh Furya tentu saja di buat kaget. Apalagi luka di kaki kirinya yang sangat dalam.

Bahkan ia pernah mendengar sendiri dari mulut Furya kalau kaki kirinya pincang permanen.

Lalu tiba-tiba saja sahabatnya itu bisa berjalan normal kembali tentu saja membuat Jamal bingung.

Beberapa teman Furya yang ada disana juga heran dan mulai ribut.

“Bener kan kataku, kemaren sore aku juga heran cuman yang lain gak sadar ya aku diem aja.” kata Boby.

“Bener juga katamu, udah sembuh kaki mu Fur?” Lanjut Angga teman sekelas Furya yang lain.

“Udah.” jawab Furya singkat.

Melihat teman mereka sudah sembuh dari luka mengerikan yang pernah menimpanya tentu saja membuat semua orang bingung.

Tapi karena melihat sendiri Furya yang sudah berjalan normal semua orang hanya bisa menerima fakta itu.

Keajaiban, hanya itulah yang ada di benak semua orang.

Setelah ganti baju, semua murid kelas 2D langsung pergi menuju gedung olahraga.

Sekolah bertaraf internasional itu memiliki gedung olahraga yang sangat besar.

Furya yang sudah lama tak mengikuti pelajaran olahraga dan selalu duduk di pinggir kini menjadi sangat bersemangat.

“Udah, kumpul...kumpul.”

“Sebelum mulai olahraga kita pemanasan dulu.” kata guru olahraga yaitu pak Fatir.

Dengan instruksi pak Fatir, semua murid memulai pemanasan.

Setelah pemanasan selesai, karena hari itu akan ada penilaian fisik, pak Fatir langsung absen dan memulai penilaian.

“Yang lain duduk dulu, kita mulai dari anak perempuan.”

“Pertama kita ambil nilai tes lari dulu ya, jadi yang lain persiapkan diri masing-masing.”

Akhirnya pagi itu murid kelas 2D memulai pelajaran olahraga kesukaannya para lelaki.

Para wanita yang di panggil juga langsung berdiri di garis masing-masing.

Karena di kelas mereka hanya ada sedkit anak perempuan, semua lelaki yang ada di sana terlihat sangat bersemangat.

“Hehehe, lihat tuh badan si Dinda. Gila mentok banget coy.”

“Yaelah, lebih mantep si Dewi. Tuh lihat bobanya sampai mau keluar.”

“Eleh, selera kalian rendahan. Jelas-jelas Ayu yang lebih bagus.” kata beberapa pria jomblo yang kesepian.