NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:427.7k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pijat Urut

Malam semakin larut, setelah makan mie bersama, pasangan pengantin baru itu masih duduk di kursi meja makan, keduanya saling diam, tak ingin terjebak dalam situasi canggung itu, Ega memutuskan untuk naik ke kamarnya, belum sampai di tempat tujuan sang istri rupanya membuntuti di belakang.

Keduanya berada di depan pintu kamar masing-masing, Ega masih enggan bicara, rasanya sesuatu yang besar mengganjal di tenggorokannya, namun melihat istrinya terus menguap membuat Ega akhirnya bersuara.

"Tidurlah, sudah malam," ucapnya lembut, semarah apapun Ega, pria itu tak akan pernah mengeraskan suaranya di depan Indhi.

"Kakak juga, kakak pasti lelah," sahut Indhi seraya menoleh ke arah suaminya.

"Hem," gumam Ega, ia membuka pintu kamarnya dan bergegas masuk, namun langkahnya terhenti saat Indhi meraih tangannya.

"Kenapa tidur di situ? Katanya kakak khawatir ibu akan curiga?" Tanya Indhi penasaran, rasanya baru siang tadi Ega memaksa untuk tidur di kamarnya, lalu kenapa pria itu tiba-tiba berubah fikiran?

"Apa kamu yakin mengizinkan aku tidur di kamarmu?" Bukannya menjawab Ega justru kembali bertanya kepada instrinya.

"Kenapa kakak bertanya begitu? Bukankah kita sudah sepakat tadi pagi? Apa kakak keberatan tidur di sofa?Kalau begitu biar aku yang tidur di sofa, kakak bisa tidur di kasur," gadis itu menatap wajah suaminya intens, entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan suaminya, semenjak pulang tadi Ega belum juga menunjukan senyumnya, senyum yang selalu ia berikan kepada Indhi, gadis kesayangannya.

Ega kembali menutup pintu kamarnya, ia melewati Indhi dan masuk ke dalam kamar istrinya, Ega menggambil bantal dan selimut lalu membawanya ke sofa, ia bersiap untuk tidur saat istrinya menyusul masuk ke dalam kamar.

Indhi melirik Ega sekilas, gadis itu menghela nafas panjang sebelum akhirnya menyusul sang suami ke alam mimpi.

***

Lewat tengah malam Ega terbangun karena tenggorokannya terasa kering, pria itu terpaksa bangun, ia berjalan ke arah nakas dan meminum air mineral yang selalu Indhi bawa ke kamarnya.

Dahaganya terobati sudah, sejenak ia menatap wajah pulas yang istri, perhatiannya teralih pada selimut yang tersibak hingga menampakkan paha mulus istrinya. Tidak normal namanya jika Ega tak bernafsu melihat paha mulus itu, belum lagi ia kembali mengingat kejadian pagi ini, dimana ia hampir memiliki Indhi sepenuhnya.

"Sial, kenapa kau bangun?" Gumamnya pelan, sebelum hasratnya semakin membara, pria itu segera ke sofa dan mencoba untuk tidur kembali. Matanya kini tertutup rapat, namun kepalanya di penuhi bayangan saat ia mencumbu Indhi, mammary glands yang menjadi spot favoritnya berhasil membuat pedang panjangnya tegak sempurna.

"Astaga, apakah aku harus mengurutnya?"

Ega menyibak selimutnya dengan kasar, ia berlari ke kamar mandi untuk mengurut pedangnya yang sudah tegak, sungguh malang nasib pria itu, meski sudah beristri ia masih harus berjuang sendiri untuk menidurkan benda pusakanya.

******

Hingga pagi menyapa, pria berusia 40 tahun itu masih terjaga, setelah mengurut pusakanya ia tak bisa kembali tidur,  pria itu memutuskan untuk menonton beberapa vidio operasi yang pernah di lakukannya. Suara burung mulai terdengar menandakan pagi segera datang, Ega menutup laptopnya, pria itu beranjak dari sofa dan berjalan menuju balkon.  Bibir Ega sedikit terangkat, melihat matahari mulai terbit dari ufuk timur, sungguh panorama luar biasa, pria itu memejamkan matanya sejenak, menikmati udara pagi yang menyejukkan.

Setelah puas menonton pertunjukan pagi yang Tuhan suguhkan, Ega bergegas ke kamar mandi karena pagi ini ia memiliki jadwal operasi, saat Ega keluar dari kamar mandi, ia sedikit terkejut saat melihat istrinya berdiri di depan pintu dengan rambut acak-acakan.

"Kakak masuk pagi?" tanyanya dengan suara parau, khas suara orang baru bangun tidur.

"Ya, aku ada jadwal operasi pagi ini. Cepat mandi, kita berangkat bersama!"

Indhi mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi, sementara Ega, setelah rapi dengan setelah jasnya, ia turun ke bawah untuk sarapan bersama, sebuah tradisi wajib bagi keluarga itu. Tak lama setelahnya, Indhi turun dengan tergesa-gesa, ia segera duduk di sebelah kakaknya dan menyambar segelas air hangat dan meminumnya hingga habis.

"Istri macam apa kamu ini? Bukannya bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk suamimu, ini malah baru turun," cibir bu Tika tanpa menoleh ke arah putrinya.

"Bu, kenapa aku merasa seperti sedang di sindir oleh ibu mertuaku?" jawab Indhi sambil tersenyum.

"Ck, untung saja mertuamu adalah ibu, jika bukan, kamu pasti sudah di pecat menjadi menantu," 

"Kak Ega saja tidak masalah Indhi bangun telat, kenapa ibu yang sewot?" Goda Indhi dengan wajah serius.

"Ibu malu, menantu laki-laki ibu sangat pengertian, sayang sekali istrinya berandalan yang tak bisa bangun pagi dan memasak!"

"Berandalan? Teganya ibu menyebut putrinya sendiri berandalan."

"Kalau begitu, mulai besok bangun pagi dan siapkan sarapan untuk suamimu," tantang bu Tika sambil menatap tajam ke arah putrinya.

"Ada bi Sumi, untuk apa aku repot bikin sarapan, lagi pula apa kalian mau keracunan masakanku?" Omel Indhi masih tak mau kalah dari ibunya.

"Sudah hentikan, makan sarapanmu, kita sudah telat," Sela Ega di tengah perdebatan ibu dan  anaknya.

Indhi menjulurkan lidahnya ke arah ibunya, setelah itu ia fokus melahap sarapannya yang lezat. Sarapan Indhi belum juga habis, namun Ega sudah berdiri dan bersiap untuk berangkat.

"Kak, tunggu, makananku belum habis!" Seru Indhi dengan mulut penuh terisi makanan.

"Cepatlah, aku sudah telat," Ega meraih tangan ibunya dan mengecup punggung tangan yang mulai keriput.

"Hati-hati nak," ucap bu Tika.

Bersusah payah Indhi menelan makanannya, setelah itu ia berpamitan kepada sang ibu dan menyusul suaminya yang sudah ada di dalam mobil. Indhi segera masuk ke dalam mobil, belum juga ia memasang sabuk pengaman, namun Ega sudah melajukan mobilnya.

Indhi hanya diam, ia merasa ada yang aneh dengan suaminya, baru kali ini ia melihat Ega bersikap seperti itu, apa yang salah dengannya, mengapa Ega seolah tengah menghindarinya?

"Kak," panggil Indhi mengakhiri keheningan di dalam mobil.

"Hem," Ega menjawab sekenanya.

"Apa aku berbuat salah? kenapa aku merasa kakak marah padaku? tanyanya setelah lama diam.

"Apa karena kejadian kemarin, karena kita tidak jadi bercinta?" ucapnya lagi karena tak mendapat jawaban dari Ega.

Ciiittt..

Ega membanting setir ke kiri, di injaknya rem secara mendadak sehingga menghasilkan bunyi dari gersekan antar ban dan aspal.

"Kakak gila?" Teriak Indhi dengan dada naik turun saking takutnya.

"Kamu yang gila? Untuk apa membahasa masalah bercinta jika kau saja menyesal menikah danganku?"

BERSAMBUNG..

1
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
Yusi Lestari
pasti pak hendrawan yg melindungi Indhi semoga pak hendrawan dan Indhi baik2 saja dan tidak terluka parah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!