"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Kemunculan ayah kandung Enza secara tiba-tiba mengungkapkan satu rahasia besar yang selama ini keluarga besar Arnold maupun Gultom tutup-tutupi.
Enza tiba-tiba meminta cerai kepada Orlando karena suatu hal dan setelah perceraian itu. Enza tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Keesokkan harinya Orlando terbangun dengan wajah lelah. Ia tidak bisa tidur tadi malam karena memikirkan ucapan keluarga besar Arnold.
Flashback On
"Orlando... Usia Kakak ipar tidak akan lama lagi. Kakak ipar ingin melihat kamu menikah dengan wanita yang kamu cintai. Abang ipar didiagnosa menderita kanker hati stadium 4. Ia hanya memiliki waktu 1 bulan sebelum pergi untuk selama-lamanya. Karena dokter sudah menyerah dan tidak bisa berbuat apa-apa menyembuhkan penyakit Abang ipar."
Deg
Tubuh Orlando membatu mendengar penuturan David.
"Bagaimana bisa?" lirih Orlando dengan tatapan kosong.
"Sejak kematian kakak. Kakak ipar lebih sering mengurung diri di dalam kamar. Ia merasa bersalah atas kematian kakak dan juga Sean."
"Uncle harap kamu mempertimbangkan ucapan Uncle hari ini. Bagaimanapun hanya kamu yang belum menikah diantara kedua saudaramu. Sementara Sean..."
Mata David berkaca-kaca mengingat keponakan pertamanya.
"Jika kamu belum memiliki pasangan, Uncle bisa mengenalkan beberapa putri rekan bisnis Uncle padamu. Mereka berasal dari keluarga terhormat dan berpendidikan." celetuk Darren tiba-tiba mengalihkan kesedihan saudara kembarnya.
"Tidak usah, Uncle. Orlando sudah memiliki kekasih dan akan mengenalkan wanita pilihan Orlando kepada kalian." ujar Orlando tiba-tiba.
Tanpa Orlando sadari ucapannya barusan membuat hati Enza sedih.
Flashback Off
Di kampus
Enza masuk ke dalam kelas dengan wajah murung dengan kepala menunduk. Sang sahabat yang melihat kedatangan Enza langsung menghampirinya.
Enza duduk di salah satu kursi kosong dengan kepala menunduk.
"Hai Princess keluarga Arnold! Mengapa wajahmu terlihat seperti gadis muda yang mendapatkan banyak tekanan?" tanya Fidelis duduk di sebelah Enza.
Enza mengangkat kepalanya dan menatap sahabatnya dengan mata berkaca-kaca.
"Ternyata dia sudah memiliki kekasih. Keluarga kami memintanya untuk segera menikah sebelum kondisi kesehatan Uncle semakin memburuk. Karena Uncle hanya memiliki waktu 1 bulan untuk bertahan hidup." lirih Enza membuat Fidelis ikut sedih mendengar ucapan Enza.
Fidelis tahu bagaimana perjuangan Enza mendekati Orlando. Namun, sikap dingin dan cuek pria itu membuat cinta Enza bertepuk sebelah tangan.
"Bagaimana jika ucapannya tadi malam beneran? Apa dia akan menikah dengan kekasihnya?" lirih Enza dengan suara bergetar.
Fidelis menatap kedua mata Enza dengan perasaan iba. Ia tersenyum tipis dan berucap dengan lembut. "Bukankah kamu masih memiliki waktu untuk menyakinkan Orlando kalau kamu mencintainya."
"Tapi kami tidak mungkin bisa bersama, Fidel. Keluarga kami juga tidak akan setuju dengan hubungan kami. Bagaimanapun status kami sebagai sepupu akan menjadi salah satu alasan Orlando menolak perasaan ku." lirih Enza dengan wajah sedih.
Fidel tersenyum tipis dan membisikkan sesuatu di dekat telinga Enza.
"What!! Apa kamu gila! Aku tidak mau melakukannya! Jika rencana yang kamu bisikkan ketahuan, kedua orang tuaku bisa murka!" tegas Enza dengan wajah kesal membuat beberapa puluh pasangan mata mengalihkan pandangan mereka kearah Enza dan Fidelis.
"Hanya dengan cara itu kamu bisa mendapatkan pria dingin sepertinya." bisik Fidelis membuat Enza terdiam.
"Apa kamu tahu. Barusan aku melihat pak Gultom mengajak salah satu dosen muda populer di kampus kita dinner nanti malam. Coba kamu tebak apa yang ingin pak Gultom sampaikan kepada dosen populer itu." celetuk Fidelis kembali menghasut Enza.
Entah mengapa Enza tiba-tiba gelisah mendengar penuturan Fidelis.
"Bagaimana jika Miss Clarissa yang akan dibawa Orlando dalam pertemuan keluarga Minggu depan?" gumam Enza dengan wajah cemas.
Enza bisa memprediksi kalau keluarga besarnya pasti akan sangat setuju dengan wanita pilihan Orlando. Lalu bagaimana dengan perasaannya. Enza sudah terlanjur mencintai Orlando sejak mereka remaja.
Tiba-tiba dosen masuk dan menghentikan obrolan keduanya. Selama perkuliahan berlangsung, Enza tak henti-hentinya melamun memikirkan perkataan Fidelis beberapa saat lalu. Penjelasan dosen yang mengajar seakan seperti angin lalu di telinganya.
Tak terasa hari sudah sore. Enza memutuskan melangkah menuju parkiran kembali ke mansion. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi terdengar heboh saat melihat perlakuan romantis dosen dingin di kampus mereka kepada salah satu dosen perempuan yang paling populer di kampus mereka.
Deg
Langkah Enza terhenti saat melihat Orlando secara terang-terangan membukakan pintu mobil untuk Miss Clarissa. Miss Clarissa merupakan salah satu dosen tercantik dan termuda di kampus Enza. Pria mana yang akan menolak pesona memikat wanita itu. Bahkan pemuda dingin seperti Orlando terpikat dengan pesona wanita itu.
Enza melanjutkan langkahnya setelah mobil yang dikendarai Orlando bersama Clarissa berlalu dari sana. Enza masuk ke dalam mobil dan duduk beberapa saat menenangkan perasaannya.
"Mengapa hatiku sakit setiap kali melihatnya dekat dengan perempuan lain. Mengapa mencintainya sesakit ini." gumam Enza tidak bisa menahan air matanya.
Hiks
Hiks
Hiks
Setelah puas menangis. Enza meninggalkan parkiran kampus dan mengemudi menuju salah satu tempat kesukaannya.
Tak beberapa lama Enza tiba di salah satu pantai terbaik di Roma.
#
#
#
Pantai Mediterranean
Enza keluar dari mobilnya dan melangkah menuju salah satu butik yang ada disana membeli pakaian pantai yang sedikit transparan dan seksi.
Enza tersenyum tipis setelah mengenakan pakaian pantai yang diinginkannya. Enza lalu keluar dari butik dan melangkah menuju salah satu restoran outdoor di sekitar pantai.
Sejam telah berlalu, Enza terlihat masih betah disana menunggu sunset muncul. Sembari menunggu sunset tenggelam bersama gelapnya malam. Enza memutuskan berjalan sekitar pinggir pantai menikmati sunset dan mengabadikan beberapa moments indah.
Enza ber-selfie dengan background sunset di tepi laut Mediterranean. Ia tersenyum manis menatap kamera dan memamerkan leher jenjangnya.
Enza memposting foto itu di story Instagramnya dan menambah caption manis.
"Tempat teristimewa tetaplah tempat yang sama. Sama halnya dengan hati. Sekuat apapun hati mu mengacuhkannya, tujuannya akan tetap kearah yang sama."
Enza melanjutkan langkahnya setelah memposting foto cantiknya.
#
#
Disisi lain
Setelah selesai makan malam bersama Clarissa. Orlando langsung mengantar Clarissa kembali ke kediaman orang tua wanita itu.
"Kamu tidak perlu menjawab pertanyaan ku dengan terburu-buru. Aku masih memiliki waktu selama 3 hari sebelum acara pertemuan keluarga tiba." ujar Orlando menatap wajah cantik Clarissa.
Clarissa hanya mengangguk sebelum membalikkan tubuhnya. Namun, jauh di lubuk hatinya wanita itu juga tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya.
Ting
Sebuah notifikasi tiba-tiba muncul di layar ponsel Orlando. Ia langsung membuka notifikasi itu dan menatap datar kearah layar ponselnya. Warna wajahnya tiba-tiba berubah merah dan rahangnya mengeras tanpa alasan yang jelas.
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya