NovelToon NovelToon
MISTERI PUSTU TUA

MISTERI PUSTU TUA

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Cintapertama
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Desy kirana

Dini Ariani seorang dokter muda harus rela untuk mengemban tugas di sebuah desa terpencil. Ia di tugaskan menjadi seorang tenaga medis di sebuah Pustu Tua yang berada di kampung terpencil.
Di hari pertamanya bekerja, Dini mendapatkan shift malam untuk menjadi dokter jaga di Pustu tersebut. Dini ditemani seorang bidan bernama Naura yang juga merupakan petugas medis dari luar daerah yang di tugaskan di Pustu tersebut.

Malam itu mereka mendapatkan pasien yang akan melahirkan, seperti biasa Naura melihat pasien yang diantarkan menggunakan andong, karena memang daerah tempat mereka bertugas merupakan desa terpencil. Hanya andong yang biasa di jadikan warga sebagai transportasi umum.
Pasien yang mereka tangani merupakan pasien misterius.
Pasien misterius seperti apa yang di maksud?

Dan malam seterusnya saat mendapatkan shift malam, Dini selalu mengalami hal-hal di luar nalar nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi siapa?

"Mas! Maas!"

Andre tersadar dan langsung mengerjapkan matanya.

"Eeh, iya mbak. Luka-lukanya sudah nggak sakit lagi, karena semalam sebelum saya tidur ada perawat yang memberikan obat. Hanya saja kaki saya yang terkilir masih sakit. Saya mau wudhu dulu ya mbak." kata Andre lalu masuk ke dalam toilet, untuk membuang air kecil dan mengambil wudhu.

Sementara Dini di buat heran mendengar perkataan Andre yang mengatakan tentang perawat yang mengobatinya. Jelas-jelas semalam dirinya hanya piket sendirian. Karena Kanaya libur dan Lusi shif pagi hingga siang. 2 petugas lainnya juga tidak bisa piket karena sedang sakit. Tak ingin berpikir macam-macam Dini memutuskan untuk melaksanakan sholat subuh karena takut kesiangan.

.

Setelah selesai melaksanakan sholat, Dini membuatkan pasiennya sarapan. Di Pustu itu sudah di lengkapi dengan pantry agar mereka bisa memberikan makanan untuk pasien yang di rawat.

Dini membuatkan omelet dan juga sayur bayam untuk Andre. Setelah siap ia membawanya ke tempat Andre.

"Mas, sarapan dulu ya. Maaf kalau masakan saya nggak enak. Biasanya ada teman perawat yang bantu masakin." kata Dini dan meletakkan makanan diatas meja.

"Lah, perawat yang semalam dimana memangnya mbak? Pulang duluan ya?" tanya Andre penasaran.

Dini mengerutkan keningnya dan menatap Andre bingung.

"Semalam saya cuma piket sendirian mas, karena rekan saya sedang sakit." Kata Dini.

Andre sedikit tersentak mendengar pernyataan Dini.

"Mbak jangan bercanda, semalam pas mbak pergi lumayan lama, ada suster Dateng ngobatin saya, nih luka saya udah kering karena semalam dia obati." kata Andre dengan menunjukan luka yang sudah mengering pada Dini.

Dini melihat luka Andre yang sudah mengering, ia juga melihat sesuatu berwarna kuning menempel pada luka itu, tanpa rasa jijik Dini mengambil bubuk tersebut dan menatapnya seksama.

"Mas, nggak sedang bermimpi kan?" kata Dini.

Andre menggeleng dan menatap Dini serius. "Saya benar-benar di obati oleh seorang perawat wanita. hanya saja memang perawat itu agak aneh, ekspresinya datar dan tatapan matanya kosong, tangannya sangat dingin dan juga kulitnya sangat pucat." kata Andre menjelaskan.

Dini lalu keluar dan mengambil cairan antiseptik untuk membersihkan luka milik Andre. Ia tidak ingin mengambil resiko pada pasiennya.

"Ada apa mbak? Apa semalam yang mengobati saya bukan manusia?" tanya Andre sarkas.

Dini menghentikan aksinya dan menatap Andre. "Saya kurang tau mas, saya baru seminggu di tugaskan di Pustu ini. saya dan teman-teman saya memang sering mendapatkan gangguan selama bertugas disini, tapi belum pernah mereka menampakan dirinya." kata Dini. Karena cuaca masih dalam keadaan mendung meskipun sudah pukul 6 pagi, membuat langit masih sedikit gelap, apalagi di Pustu itu terdapat beberapa pohon-pohon besar di sekitarnya. Sehingga sinar matahari sedikit yang masuk.

"Astaga! Sial banget sih gw, udah nabrak tiang listrik sampe bonyok, malah ketemu demit. Perasaan hidup gw kenapa nggak jauh-jauh dari demit sih." kata Andre Frustasi.

Dini hanya diam mendengarkan keluhan Andre. Ia fokus membersihkan Luka Andre dan memikirkan siapa perawat yang semalam mengobati Andre.

"Saya juga pas tadi keluar ruangan ini, liat ada yang lagi sholat di ujung sana, saya kira mbak dokter yang sholat, nggak taunya mbak malah baru keluar dari toilet, pas saya liat lagi ke belakang, nggak ada siapapun yang sholat. Agak lain memang Pustu ini." kata Andre lagi.

Tiba-tiba Dini merasakan merinding hingga bulu kuduknya meremang.

"Mas, jangan buat saya merinding." kata Dini ketakutan.

"Saya juga merinding ini mbak!" kata Andre sambil mengusap tengkuknya.

Tiba-tiba dari arah luar terdengar suara benda terjatuh ke lantai hingga membuat Dini dan Andre berjingkat karena terkejut.

"Aaaaah!" teriak mereka bersamaan.

Dini mendekati Andre dan memegang lengan baju Andre dengan tangan gemetar.

"Please deh, ini udah pagi. Masa ia sih setan nya masih belum pulang." kata Dini.

Andre turun dari brangkar dan berjalan menuju ke luar dengan langkah tertatih. Dini mengikuti Andre dari belakang dan melihat alat medis yang telah di sterilisasi jatuh berhamburan diatas lantai.

"Tolong jangan iseng ya. Aku capek tau!" kata Dini kesal. Ia lalu memunguti alat medis dan kembali memasukkannya ke tempat sterilisasi.

Andre berjalan keluar dan melihat motornya telah terparkir di depan Pustu.

"Waah, motor saya ternyata sudah disini." kata Andre senang.

Dini mendekati Andre dan berdiri diambang Pintu. "Semalam saya yang ambil motornya mas, soalnya saya nggak ketemu pak Samsul, nggak tau kemana orangnya, padahal pas saya baru Dateng ada, giliran di cariin nggak ada." kata Dini.

Andre membelalakkan matanya mendengar Dini yang mendorong motornya semalam. "Serius mbak dokter yang ambil dan dorong motor saya, motor saya ini berat kalo nggak di tunggangi!" kata Andre. Karena motornya merupakan motor sport.

"Yaah, memang berat banget. tapi ya mau nggak mau, dari pada motor nya pasien saya ilang." kata Dini.

Andre tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih ya mbak dokter, sudah repot-repot bantuin saya semalam. Saya harus bayar berapa ini biaya perawatan dan biaya mbak dokter dorongin motor saya?" tanya Andre sambil mengeluarkan dompet dari saku celananya.

Dini tersenyum dan masuk ke dalam dan mengambil secarik kertas rincian biaya yang harus Andre bayar.

"Ini rinciannya mas, buat dorong motornya nggak usah, saya ikhlas." kata Dini dan menyerahkan nota kertas pada Andre.

Andre melihat nominal biaya yang harus ia bayar dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya.

"Mbak, saya lebihkan untuk biaya dorong motor ya. Tolong di terima, jika mbak dokter tidak mau menerimanya saya akan merasa sedih." kata Andre dengan mimik wajah di buat sedih.

Dini menyunggingkan senyumnya dan menerima uang pemberian Andre.

"Sebenarnya kalo mas warga asli sini tinggal pake foto copy KTP saja gratis mas nggak perlu bayar." kata Dini.

"Saya memang warga asli sini, tapi nggak bawa foto copy KTP. Tolong di terima ya mbak."

Dini mengangguk dan tersenyum manis. "Ya ya ya, saya terima ya mas uangnya. Terimakasih."

"Gitu dong, saya kan jadi seneng."

.

Sekitar pukul 7 pagi, Andre sudah di perbolehkan pulang.

Andre berdiri di samping motornya karena pergelangan kaki nya masih sakit, jadi ia tidak bisa mengendarai motornya.

"Loh, mas! Nggak ada yang jemput ya!" ujar Dini yang baru keluar dan melihat Andre masih berdiri sendirian dengan wajah bingung.

Andre meringis dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Nggak mbak, mau nelpon minta bantuan saudara ponsel saya rusak, semalam tertimpa body motor." kata Andre sambil memperlihatkan layar ponselnya yang retak.

Dini menoleh ke kanan dan ke kiri namun tak melihat satupun warga yang lewat. Di dalam Pustu hanya ada Kanaya dan dokter senior.

"Emmm, mas, gimana kalo tinggal dulu beberapa waktu di rumah singgah saya. Kebetulan rumah singgah saya di kampung ini hanya seratus meter dari Pustu."

"Nggak usah mbak, nanti malah merepotkan mbak dokter lagi, saya takut di grebek!" kata Andre.

Dini terkekeh mendengar perkataan Andre tersebut.

"Nanti saya hubungi pak RT, mana tau Pak RT bisa bantu." kata Dini. Andre menimbang usulan yang di berikan Dini beberapa saat.

"Kalau begitu boleh deh, motornya tinggal saja di sini aman kan mbak?" kata Andre.

"Insya Allah aman mas." Jawab Dini. Lalu mereka jalan menuju ke rumah singgah Dini.

Andre menggunakan tongkat yang Dini pinjam dari Pustu. Agar memudahkan Andre berjalan.

Sesampainya di rumah, Dini langsung mempersilahkan Andre untuk masuk ke dalam, ia lalu masuk ke dalam kamar untuk mengambil handuk karena ingin mandi.

"Mas, saya tinggal mandi sebentar ya."

"Silahkan mbak! Saya tunggu di sini." jawab Andre.

menuju kamar mandi yang berada di dapur.

Andre memindai rumah singgah yang di tempati dokter cantik itu, meskipun kecil dan hanya bangunan semi permanen, namun terlihat nyaman karena rapih dan bersih.

Ada televisi layar datar berukuran 32 inch yang menempel di dinding, dan juga kipas angin yang tergantung di atasnya.

Di bandingkan kampung sedap malam, kampung kenanga ini memang jauh lebih maju meskipun penduduk nya sama-sama merupakan petani kopi.

Andre mengambil remote tv yang berada diatas meja dan menghidupkan televisi untuk membuang keheningan.

Andre tidak melihat adanya aktivitas warga di sekeliling rumah Dini, ke 4 rumah yang berada di dekatnya semua pintunya tertutup dan juga pagar yang terbuat dari bambu berukuran satu meter juga tertutup.

"Kenapa aku baru sadar kalau kampung kenanga ini sangat menenangkan, jauh dari teror dan suasana mencekam seperti kampung sedap malam beberapa bulan lalu. Beruntung saat ini kampung itu sudah mulai maju." gumam Andre.

Ia melihat pemandangan di depan rumah Dini yang terlihat asri dan sejuk, jalan setapak di depannya terlihat sangat terawat meskipun di bagian seberang jalan merupakan kebun kopi warga.

1
laras hati
bu dokter baik sekalii
Roewina
dini sih suka goda godain Andre
Roewina
nama papanya dini berubah lagi menjadi Ronald, 🤔Ronald , Ridwan balik Ronald lagi 🤭😇
Desy kirana: maaf kak aku lupa sory ya
total 1 replies
Roewina
hadeeh beneran ada pasar malam pa ga ya? jangan " pasar malamnya para makhluk yg tak kasat mata😱
Desy kirana
Terimakasih kakak sayang. tunggu karya ku selanjutnya ya😘😘
Heri Wibowo
Terima kasih buat autor atas ceritanya, ditunggu karya selanjutnya.
FiaNasa
klau ada dini didunia nyata tentunya kasihan dokter² yg lain karna contoh kelakuan dini yg bejat
FiaNasa
jangan salahkan Andre ,,dininya yg kegatalan,bukankah dini duluan yg pertama kali merayu Andre untuk melakukan hubungan intim,,dokter kok kelakuannya minus
Roewina
lanjut Thor
Roewina
duuh yg LG jatuh cinta🤭🥰
Roewina
Baron baru jadi anak pejabat RT aja gayanya sok jagoan ,
Heri Wibowo
sudah tahu salah kok masih terus terus dilakukan
Heri Wibowo
kasihan anaknya tidak bernasaf ke ayahnya.
FiaNasa
dini sebagai dokter kok jadi murahan ya,,jadi males bacanya,,mencerminkan contoh dokter tak baik
FiaNasa
kok dini sudah agresif aja sih,,sebagai dokter harusnya bisa menjaga imej depan calon suami..ini malah kayak liat gitu sih
Roewina
Thor nama papa nya dini Ronald pa Ridwan ? 🤦😇
Desy kirana: aku lupa kak, hahaha sory ya 😘😘😘
total 1 replies
Roewina
🤔🤔🤔mo ngomongin apa yaaa?
Roewina
lanjut
Roewina
serem tapi seru, lanjut thor
Heri Wibowo
Ronald sudah tahu anaknya suka berzina Kenapa tidak dicegah
Desy kirana: Karena dulu dia juga begitu /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!