NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Keluarga / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: FlowerNing

Uang, Rumah, Mobil, tiga benda itu tidak pernah dimiliki oleh Gaffi. Besar di jalanan tanpa perlindungan dan pengasuhan orang tua, Gaffi yang ditinggalkan di jalanan harus bertahan hidup dengan cara mengemis.

Melihat kehidupan orang-orang beruntung yang lewat, Gaffi duduk di pinggir trotoar. Suaranya pelan, mengiba agar ada yang memberinya uang recehan untuk makan hari ini.

Jika takdir hidupku begitu buruk..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FlowerNing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluar dari Rumah Sakit

Setelah bangun dari koma dan menerima dua kejutan pada jantungnya, Gaffi tidak merasa hal lain selain lemas dan kesulitan bangkit dari ranjang rumah sakit. Dari mulut Bayu yang merupakan ayah dari pemilik tubuh asli yang dia rasuki saat ini, anak ini tidak memiliki ibu. Hanya ada orangtua tunggal dan seorang nenek yang memperlakukan anak cucunya secara suam-suam kuku.

Melihat ini sudah pukul tujuh pagi. Bayu yang baru membantu Gaffi membasuh tubuhnya dengan washlap menawarkan susu.

"Gaffi mau minum susu? Ayah ada beli satu kotak susu bubuk kesukaan kamu."

Bingung dan sedikit aneh karena dipedulikan sedemikian rupa, Gaffi mengangguk dengan canggung. "hmmm." Jawabnya pelan.

Bayu menyeduh susu bubuk pada cangkir yang dia pinjam pada suster. Setelah Retno pulang hari itu, ibunya tidak pernah kembali untuk membawa beberapa kebutuhan selama tinggal di rumah sakit.

Bayu seorang pria besar yang tidak tahu cara mengurus diri hanya bisa membeli hal-hal kecil di minimarket dan meminjam sisanya pada suster baik hati.

"Maaf lama ya sayang. Ini kamu minum susu dulu, ayah cari yang jualan bubur untuk kamu makan nanti." Bayu menyerahkan susu yang dia buat, membantu Gaffi minum sedikit demi sedikit dari gelas.

Setelah memastikan anaknya tidak akan mengeluh lapar, Bayu meminta izin pada suster untuk keluar sebentar dan mencari makan. Ditinggal sendirian di ruang rawat, Bayu sedikit linglung. Lingkungan rumah sakit begitu bersih dan tenang.

Sepuluh tahun kesengsaraan yang mana sebagian tinggal di ruangan gelap sempit lalu sisanya di pinggir jalan, baru kali ini Gaffi merasakan nyamannya sebuah kasur. Mencium wangi antiseptik yang menyengat, Gaffi tidak merasakan jijik melainkan kelegaan.

Bumi tempat dia tinggal tidak sekarang berbeda dengan bumi itu. Tahun ini merupakan tahun 1985, hampir berjarak lima ratus tahun dari tahun kehidupannya dulu.

Berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, Gaffi memandang tv berbentuk kotak dengan bentuk yang sangat aneh. Dimasa depan, TV yang biasa dia lihat pada toko elektronik adalah TV besar nan tipis. Lucu, ternyata TV dimasa sekarang berbentuk seperti tabung besar.

Suster jaga mengetuk pintu, Gaffi yang setengah melamun menjadi waspada. "Pagi dek Gaffi. Kakak izin ganti infus baru yah." Suster muda dengan ramah dan cepat mengganti botol infus yang hampir habis dengan yang baru. Gaffi berkedip, tidak menyahut dan memilih diam.

***

Tinggal selama dua minggu di rumah sakit, Gaffi akhirnya diperbolehkan pulang. Bayu memasukkan semua benda yang dia beli untuk dipakai selam tinggal di rumah sakit ke dalam dua kantung kresek, senyum bahagia terpatri pada wajah tampannya.

Gaffi yang kebanyakan diam tidak menarik kecurigaan. Gaffi asli juga selalu diam. Anak itu mungkin mengalami keterbelakangan mental, baik ayah dan nenek tidak menyadari itu dan mengira putra/ cucu mereka tidak suka bicara dan suka diam.

Berjanji pada pemilik aslinya, Gaffi berkata dalam hati. Dia akan menjaga Bayu di hari tuanya. Toh wajar kan bagi anak yang dibesarkan untuk membalas kebaikan orangtua dimasa tua mereka? Walau Gaffi tidak mengenyam bangku sekolah, Gaffi bisa sedikit membaca. Lima tahun tinggal di yayasan, akan ada satu atau dua relawan baik hati yang akan datang untuk mengajari anak-anak membaca buku.

Melirik sepatu kain yang dia pakai, Gaffi menahan sudut bibir nya agar tidak terangkat. Ini sepatu baru pertama yang dia punya selama sepuluh tahun terakhir. Di Yayasan akan ada sumbangan baju atau buku, tapi tidak pernah ada sepatu. Mungkin merepotkan untuk membeli berbagai macam ukuran sepatu, investor baik hati hanya akan menghabiskan uang untuk pakaian yang baik itu besar atau kecil akan ada yang memakainya.

Bayu menyentuh lembut kepala Gaffi. "Anak ayah senangkan bisa pulang ke rumah?"

Mengangguk patuh, Gaffi menerima sambutan tangan Bayu. Sepasang ayah dan anak menyapa dokter dan suster sebelum pergi meninggalkan rumah sakit. Berjalan saling bergandengan tangan, Gaffi tertegun atas perbedaan jalanan ibukota yang bisa dia ingat.

Saat ini transportasi tidak secanggih dan sekeren masa depan. Orang-orang kaya masih sangat jarang, masyarakat juga lebih suka menaiki sepeda atau transportasi umum seperti mikrolet.

Bayu yang menunggu di halte depan rumah sakit menghentikan mikrolet yang hendak lewat. Naik perlahan ke dalam mobil, Gaffi mulai merasakan pusing. Sepertinya tubuh ini mudah mabuk perjalanan.

Bayu yang menyadari ekspresi Gaffi sedikit pucat mengeluarkan permen asam yang sengaja dia beli dari supermarket. Menyesap permen yang sedikit meredakan mual, bangku mikrolet sepanjang perjalanan selalu penuh.

Ibu-ibu yang pulang dari pasar dengan tas belanja begitu heboh ketika melihat Bayu dan Gaffi yang duduk di dalam mikrolet. Dari obrolan antar ayah dan ibu-ibu tersebut, sepertinya adalah tetangga mereka.

Membayar ongkos pada kenek mikrolet, Bayu tersenyum sopan pada ibu-ibu tersebut lalu membawa Gaffi kembali ke rumah. Membuka pagar kayu, Gaffi tercengang.

Bayu yang juga menyadari ada yang salah meminta Gaffi menunggu di depan pagar rumah dan tidak masuk ke dalam. Di dalam rumah, Retno terus meraung marah pada deb kolektor yang menyita kipas angin, tv dan kulkasnya.

"Anak saya itu karyawan kantoran, hutangnya pasti dibayar! Kamu, kamu jangan bawa kulkas saya. Hey!!!"

"Ibu ada apa ini? Mereka siapa?" Bayu menahan rasa paniknya. Ada lebih dari lima orang pria yang membawa semua barang berharga di rumah.

Belum sempat Retno menjawab, seorang pria yang tidak terlalu tua datang untuk menjelaskan. "Kamu anak ibu Retno? Ibu kamu melakukan pinjaman di bank dan sudah dua bulan ini tidak membayar angsuran."

Wajah Bayu berubah menjadi pucat pasi.

"Sesuai perjanjian, setelah keterlambatan pembayaran pihak bank sudah mengirimkan surat untuk mengingatkan pembayaran tapi tidak dihiraukan. Tindakan hari ini adalah keputusan akhir, rumah juga akan disita lusa nanti. Kalian bisa bawa baju kalian sebelum pergi."

Retno tidak berani melihat ke arah Bayu. Dia pura-pura menangis untuk dikasihani. Ini trik lama dan Bayu tidak termakan aktingnya. Harus berapa lama lagi hidupnya dibuat kesulitan oleh ibu angkatnya ini?

Kalau saja bukan karena permintaan ayahnya yang meminta dia berbakti dan membantu merawat Retno, Bayu yang tidak mempunyai kasih sayang sedikitpun pada ibu tiri ini ingin pergi mengusirnya.

Sekarang sudah terlambat meski diusir pun. Rumah peninggalan ayahnya akan disita. Retno merangkak memegang kaki putranya, "Ibu tahu ibu salah. Ibu khilaf, kamu maafin ibu ya."

"Ibu pinjam ke bank untuk apa?!" Tanya Bayu dengan nada tajam.

Retno menunduk malu. Sebelum menikah dengan ayah Bayu, dia juga pernah menikah dan punya dua anak. Anak bungsunya dua tahun lalu datang dan minta tolong untuk pinjam uang sebagai modal usaha. Sebagai ibu, dia tidak tega menolak. Minta uang kepada Bayu langsung, dirinya malu. Maka satu-satunya jalan adalah dengan cara menggadaikan sertifikat rumah.

1
nur laela
Luar biasa
FlowerNing: Terimakasih
total 1 replies
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
FlowerNing: terimakasih
total 1 replies
deria
👍👍👍👍👍 lanjutkan thor ..
deria
yo gaffi suka yang polos🤭🤭🤭 yang meriah banyak gambar terlalu menyakitkan mata kalo liatnya🤣🤣🤣
deria
lanjutkan thor . apalagi latar ceritanya tahun 85👍👍👍👍
deria: oke thor
FlowerNing: sudah di up ya satu bab baru. dibaca yawww
total 2 replies
deria
weleh sibuk ya thor ampek belum up juga
FlowerNing: Sibuk kerja hiks
total 1 replies
deria
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 memanfaatkan anak tapi boleh juga asal jangan sering2😂😂😂😂
FlowerNing: gak sering-sering kok
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Andira Rahmawati
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!