NovelToon NovelToon
Strange Rebirth

Strange Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lemonia

Reyna dikirim ke masa lalu setelah berhasil menjebloskan suaminya kedalam penjara.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa aku kembali saat aku sudah terbebas dari baj*ngan itu?"

.

"<Bos! kamu membuat mereka lebih dekat! Lakukan sesuatu bos!>"

"Biarkan saja dulu. Sistem, dimana tokoh antagonis sekarang?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Kembali ke masa lalu

Reyna terbangun dengan tiba-tiba di dalam kamarnya yang terasa begitu akrab, namun ada sesuatu yang aneh. Suasana di sekitarnya terasa berbeda. Lemari dan perabotan di kamarnya memang tampak seperti yang dia kenal. Ini bukan kamar yang biasa dia tiduri. Ini adalah kamarnya dua belas tahun yang lalu, di rumah lamanya.

Reyna mengusap wajahnya perlahan, berusaha menenangkan diri. Dia duduk di atas tempat tidurnya dengan tatapan bingung, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Perlahan dia beranjak menuju meja rias, memperhatikan wajahnya yang tampak muda, seolah kembali ke masa remajanya.

Ingatan tentang Radit dan penderitaan yang dia alami mulai membanjiri kepalanya. "Apa itu semua mimpi?" Reyna bertanya-tanya apakah semua kejadian yang dia alami selama sepuluh tahun hanyalah bunga tidur semata, "Tidak, itu semua terasa sangat nyata. Apa itu artinya aku kembali ke masa lalu? Dua belas tahun yang lalu sebelum semua penderitaan itu dimulai?"

Menyadari sesuatu, dengan langkah terburu Reyna berjalan menyusuri ruangan yang dulu dia kenal dengan baik, melihat setiap sudut rumah yang dulu penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian. Rumah itu masih sama, dengan dinding berwarna putih bersih, perabotan yang minimalis, dan jendela-jendela besar yang membiarkan cahaya matahari masuk dengan lembut.

Reyna tidak peduli apakah ini benar-benar nyata atau hanya sebuah ilusi yang sangat nyata, tapi jika ini adalah dua belas tahun yang lalu berarti orang tuanya masih hidup, kan? Reyna merindukannya, dia ingin melihat keluarganya lagi.

Ketika dia mencapai ruang tengah, di sana, di ruang keluarga yang hangat dan penuh cahaya, dia melihat sosok yang sudah lama dia rindukan: ibunya.

Ibunya duduk di sofa dengan senyum lembut di wajahnya, matanya berbinar melihat Reyna. "Reyna, sayangku," sambut ibunya dengan suara yang penuh kasih. Dia merentangkan tangan dalam pelukan yang hangat.

Reyna, terharu dan tak percaya, berlari mendekati ibunya. Dia memeluknya erat-erat, menangis tersedu-sedu di bahu ibunya. "Ibu... aku tidak pernah berharap bisa melihatmu lagi," bisiknya di antara isakan tangisnya.

Ibunya mengelus lembut punggung Reyna, memberikan kenyamanan dan ketenangan yang begitu lama dia cari. "Reyna, apa yang terjadi? Kamu jarang menangis seperti ini. Beri tahu Ibu, siapa yang menyakitimu?"

Reyna menarik napas dalam-dalam, merasakan kehadiran ibunya begitu nyata di sisinya. Ini bukanlah sekadar mimpi. Senyum bahagia merekah di wajahnya saat dia menyadari kenyataan itu. Namun, Reyna juga menyadari bahwa apa yang telah ia alami tidak perlu diceritakan kepada siapapun. Dia tahu tidak ada Yang akan percaya jika dia mengatakan bahwa dia telah melakukan perjalanan ke masa lalu.

"Aku mimpi buruk, Bu. Tidak ada yang terjadi. Itu hanya mimpi buruk."

Ketika Reyna melepaskan pelukan, dia tahu ada banyak hal yang harus dia lakukan. Kembali ke masa lalu memberikan kesempatan kedua yang tak ternilai. Dia bertekad untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah dibuatnya dan melindungi orang-orang yang dia cintai.

Reyna menghela napas panjang, kemudian menatap ibunya dengan mata yang masih penuh dengan emosi. "Di mana ayah dan Raka?" tanyanya, suaranya sedikit bergetar.

Ibunya tersenyum lembut, mengusap bahu Reyna dengan penuh kasih. "Ayahmu sedang bekerja, sayang. Dan adikmu sedang bermain di luar bersama teman-temannya."

Reyna mengangguk. Dia merasa lega. Keluarganya sudah kembali.

...****************...

Reyna tersadar bahwa liburan pertengahan semester telah tiba setelah dia memeriksa kalender. Kembali ke sekolah di usianya yang hampir tiga puluh tahun membuatnya mengeluh.

Angin sepoi-sepoi masuk lewat jendela terbuka, mengelus lembut rambut panjang Reyna. Suara daun yang berdesir di luar memberinya sedikit ketenangan di dalam kesendirian kamarnya.

Dia menyandarkan tubuhnya ke kursi, meraih pena, dan dengan hati-hati menulis sesuatu di buku catatannya.

Rencana untuk hidup dengan tenang:

1.Pindah sekolah

2.

Reyna menghentikan pena sejenak, memandang tulisan itu dengan serius. Meskipun orang tuanya mungkin tidak setuju dan terlalu protektif padanya, Reyna merasa langkah ini perlu diambil. Penting baginya untuk tidak bertemu dengan Radit lagi. Pria itu adalah sumber penderitaannya, yang telah terlalu obsesif padanya. Meskipun Radit tampak manis di masa sekolah, Reyna yakin dia akan berubah menjadi monster saat dewasa. Jika dia berhasil pindah sekolah, kemungkinan untuk berinteraksi lebih lanjut dengan Radit hampir mustahil.

Kemudian Reyna mendapati sebuah ponsel di ujung meja. Dia meraihnya dan membuka kunci dengan pola yang sudah ia hafal diluar kepala. Dalam sekejap, layar menyala, menampilkan wallpaper yang tak lagi asing baginya: sebuah foto dirinya bersama Radit, di tengah latar belakang taman bermain yang ramai. Dengan sudut pandangnya yang sudah dewasa, Reyna merasa foto itu terlihat konyol dan memalukan. Dia meneliti wajah keduanya. Mereka berdua tersenyum lebar di depan kamera, seperti dua remaja yang sedang jatuh cinta.

Itu bisa dimengerti, sekarang hubungannya dengan Radit baru berjalan enam bulan. Tapi Reyna sudah melihat bagaimana akhirnya. Hubungan ini tidak bisa dilanjutkan lagi.

Reyna menarik napas dalam-dalam, mengusap layar untuk membuka galeri. Di sana, ia menemukan album foto-foto lama mereka. Setiap gambar menyimpan kenangan masa lalu yang sekarang terasa seperti belenggu bagi Reyna. Dia merasa aneh melihat bagaimana kebahagiaan yang terpatri dalam gambar-gambar itu sekarang hanya menyakitinya.

Tanpa ragu, Reyna mulai menghapus foto-foto itu. Setelahnya ia meletakkan ponsel kembali di atas meja dengan perasaan campur aduk.

Reyna merebahkan tubuhnya di ranjang, memejamkan matanya sejenak. Dia melihat keluar jendela, matahari perlahan tenggelam di balik pepohonan di luar sana. Angin sepoi-sepoi masuk melalui jendela terbuka, mengelus lembut wajahnya dan memberinya sedikit ketenangan. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dari sekarang, dia akan fokus pada masa depannya yang lebih baik, tanpa terbebani oleh kehidupan sebelumnya yang memilukan.

1
aca
masih teka teki
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!