NovelToon NovelToon
The Glory

The Glory

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:40k
Nilai: 5
Nama Author: ~beauty.author

BYUUR! seorang wanita tampak meloncat dari sebuah jurang yang amat sangat tinggi, entah apa yang membuat wanita itu nekat terjun dari sana.

Tumbuh wanita itu langsung tenggelam kedalam lautan yang sangat dalam tanpa ada satupun orang yang mengetahuinya ataupun melihatnya.

Apakah wanita itu akan tewas tenggelam? Dan apa yang membuat wanita itu meloncat darisana?
Ikuti kisahnya di dalam cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~beauty.author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemuda Baik Hati

"Sudah berapa lama paman bekerja?" Tanya anak muda itu sembari menarik gerobak sampah.

"Semenjak putriku lahir, dan sekarang umurnya sudah 17 tahun." Berto tersenyum membicarakan putri tersayangnya.

"Oh ya? Berarti putri paman sekarang kelas XI tahun ini?" Tanya pemuda itu.

"Tidak, dia sekarang kelas XII karena dia anak yang cerdas jadi dia mendapatkan kesempatan lebih dulu satu tahun kelas dari teman sepantaran nya." Jawab Berto tersenyum senang setiap kali membicarakan putrinya kepada orang lain, karena dia benar-benar sangat menyayangi anak tunggalnya itu.

"Wow, paman pasti bangga sekali padanya." Seru pria itu.

"Dia merupakan harta paman yang paling berharga, terkadang paman merasa sangat bersalah karena tidak bisa memenuhi kebutuhannya seperti anak lainnya." Ucap Berto sendu.

"Aku yakin pasti putrimu sangat bangga memiliki ayah yang hebat seperti paman ini." Seru pria itu memberikan pujian kepada pria tua disampingnya.

Berto tersenyum mendengarnya. Tidak lama mereka pun sampai. "Terimakasih nak, maafkan paman karena bajumu jadi kotor dan bau." Ucap Berto merasa bersalah.

Anak muda itu tersenyum. "Sudah, tidak apa-apa paman," jawabnya.

Lalu anak muda itu berpamitan kepada Berto, setelah itu ia pun pergi menuju motornya tadi dan kembali melanjutkan perjalanannya.

"Tidak ku sangka ternyata masih ada anak muda yang baik hati seperti dia." Gumam Berto melihat kepergian anak muda tadi.

***

Matahari pagi masuk melalui sela-sela jendela kamar hingga membuat seorang gadis cantik berambut panjang mengerjapkan matanya lantaran silaunya sinar itu.

Hazel bangun dari tempat tidurnya, lalu kemudian ia mencuci mukanya, setelah itu ia pergi keluar dari dalam kamarnya. "Selamat pagi ayah," seru Hazel menghampiri ayahnya yang sedang menyajikan sarapan pagi untuk mereka berdua.

"Pagi tuan putri, selamat weekend." balas Berto.

"Ayah nanti Hazel mau pergi ke toko buku uncle Ed ya, soalnya tes masuk ke universitas MI akan dibuka sebentar lagi." Ucap Hazel.

"Iya sayang, belajar yang rajin agar mimpi kamu menjadi seorang arsitek terkenal bisa terwujud," ucap Berto.

"Siap ayah, suatu saat nanti Hazel akan membuatkan gedung yang sangat besar dan tinggi untuk ayah dan momi." Serunya.

Berto hanya tersenyum mendengar impian putrinya itu, dia berharap impian putrinya itu bisa terwujud suatu saat nanti.

Pukul sepuluh pagi setelah selesai bersiap, Hazel pergi menuju toko buku favoritnya karena disana ia bisa meminjam buku sepuasnya dan membawanya pulang tanpa harus membelinya terlebih dahulu.

Walaupun toko buku itu tidak terlalu besar seperti toko buku lainnya, namun buku-buku disana tidak kalah lengkapnya dengan toko buku lainnya.

Karena pemilik toko buku itu merupakan teman akrab ayahnya, maka dari itu pemilik toko itu mengizinkan Hazel membaca buku sepuasnya disana.

Ed juga mempunyai putra yang bernama Richard seumuran dengan Hazel, Hazel dan Richard berteman dekat apalagi mereka selalu satu sekolah dulu, namun semenjak Hazel pindah ke sekolah elit membuat mereka jadi jarang ketemu kalau bukan hari weekend di toko.

"Haii uncle!" Sapa Hazel dengan ceria seperti biasanya.

"Haii gadis cantik! Kau akan menghabiskan waktu weekend mu disini seperti biasanya lagi?" Ucap Ed.

"Exactly uncle! Tidak ada yang lebih menarik diluar sana dibandingkan dengan buku-buku disini." Jawab Hazel tersenyum.

"Oh ya uncle, dimana Ricard? Apa dia tidak membantu uncle di toko hari ini?" Tanya Hazel yang tak melihat keberadaan Richard karena pria itu selalu membantu di toko jika hari weekend.

"Dia uncle perintahkan mengambil pesanan di pasar." Jawab Ed.

"Carilah buku yang kau mau nak." Lanjutnya.

"Apakah buku bimbingan untuk masuk ke universitas MI sudah ada uncle?" Tanya Hazel.

"Oh ya uncle hampir lupa, kau tenang saja uncle sudah menyimpan nya satu untukmu nak," jawab Ed mengambil sebuah buku di dalam lacinya.

"Oh my god, thank you so much uncle." Seru Hazel excited mengambil buku yang diberikan Ed kepadanya.

"Belajar yang rajin agar kau bisa lolos seleksi nanti." Seru Ed.

"Siap uncle, uncle tenang saja, Hazel sang perkasa ini pasti akan lolos." Jawab Hazel menegakkan badannya seolah seperti seorang yang sangat gagah.

Ed tertawa melihat tingkah lucu Hazel itu.

Lalu Hazel pun duduk di salah satu meja yang sudah disiapkan disana untuk para pengunjung membaca.

Hazel tampak serius membaca dan mencermati buku panduan itu. Lembar demi lembar ia buka dengan saksama seolah tidak ingin jika sampai ada yang terlewatkan.

Dorrr

Tiba-tiba seseorang datang mengejutkannya dari belakang. "Richard, kau mau membuatku terkena serangan jantung di usia dini." Gerutu Hazel kepada Richard.

"Heii mata empat, tidak mungkin wanita perkasa sepertimu diserang penyakit." Ejek Richard duduk didepan Hazel.

"Diam kau anak mami!" Seru Hazel sembari menunjuk kearah Richard namun pria itu melihat sebuah lebam ditangan Hazel yang sedikit tersingkap.

Richard mengerutkan keningnya dan langsung memegang tangan Hazel dan melihat lebam itu. Hazel pun langsung menarik kembali tangannya karena takut Richard mengetahui lukanya yang lain.

Richard sudah mengetahui jika Hazel mendapat perlakuan buruk di sekolah barunya itu namun Richard tidak mengetahui seburuk apa perlakuan yang didapatkan Hazel disana.

Ia berpikir jika Hazel hanya mendapatkan ejekan saja dan tidak tau jika Hazel juga mendapatkan siksaan fisik dari orang-orang di sekolahnya. "Siapa yang melakukan itu padamu?" Tanya Richard dengan wajah serius.

"Bukan siapa-siapa, tadi malam aku memasak mie dan tidak sengaja terkena pancinya." Jawab Hazel Berbohong.

"Kau ini selalu saja ceroboh, hanya memasak mie saja kau sudah lebam seperti itu." Seru Richard.

"Sepertinya dapur memang bukan tempat yang cocok untukku," balas Hazel terkekeh kecil.

"Satu-satunya tempat yang cocok untukmu ya hanya toko ini," timpal Richard.

"Sudah sana, jangan mengangguku." Ucap Hazel.

"Baiklah, aku akan membantu ayah di kasir, semangat wanita perkasa." Seru Richard mengacak rambut Hazel lalu pergi.

Hazel kembali melanjutkan membaca bukunya, dia menghabiskan waktu seharian itu disana tanpa rasa bosan sama sekali, karena hobi yang sangat dia suka yaitu membaca dan belajar.

Berapa menit kemudian Richard kembali mendatangi meja tempat duduk Hazel dengan membawakan minuman beserta cemilan untuk sahabatnya itu. "Wow, terimakasih sang dermawan." Seru Hazel ketika Richard meletakkan cemilan tersebut diatas meja.

"Kau memang merepotkan Zel," ucap Richard mengambil satu cemilan itu.

"Hei, kau jangan memakan cemilanku Richard." Gerutu Hazel mengambil piring berisi cemilan itu.

"Dasar peliit, seharusnya aku tidak mengantarkan makanan ini kepadamu." Balas Richard.

"Lakukan saja jika kau ingin mendapatkan bogeman mentah dari uncle Ed dan aunty Ena," ucap Hazel mengulurkan lidahnya.

"Ck, memang aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap gadis perkasa sepertimu." Seru Richard kembali membantu ayahnya di kasir.

Hazel terkekeh kecil melihat kepasrahan Richard, karena uncle ed dan istrinya memang sangat menyayangi Hazel layaknya putri mereka sendiri.

Tidak terasa hari sudah sore dan toko milik Ed pun akan segera tutup, Richard kembali lagi mendatangi wanita yang tampak sangat fokus dengan buku yang dibacanya sampai-sampai lupa akan waktu. "Hei nona, kau ingin tidur disini?" Ucap Richard mengetuk meja Hazel dengan jarinya.

Hazel mendongakkan kepalanya. "Apakah sudah sore?" Tanya Hazel dengan polosnya.

Richard mengarahkan tunjuk nya kearah kaca yang berada disana samping Hazel. "Kau lihat sendiri?" Tunjuk Richard.

Hazel melihat kaca yang berada disampingnya sembari membenarkan letak kacamata besarnya. Lalu ia pun akhirnya berpamitan kepada Ed dan Richard untuk segera pulang kerumah.

Ed memberikan bingkisan makanan dari istrinya kepada Hazel sebelum dia pulang, Hazel berjalan dengan perasaan senang sembari memegang kantong plastik yang berisi makanan tersebut.

Dia terlihat sangat menikmati waktu weekend nya. Hazel bersenandung mengisi langkah demi langkah jalan yang ia lewati. Namun diperjalanan dia tiba-tiba melihat anak kucing yang terjebak diatas pohon.

Rasa kemanusiaan Hazel yang tinggi pun dengan segera menolong anak kucing tersebut. Hazel mencari-cari tangga atau sesuatu yang bisa membantu dia untuk naik ke atas pohon yang tidak terlalu tinggi itu.

Bersambung

Untuk Visualnya Nanti ya Ges🤗

1
Ririn Santi
hael jadi gak PD ya
Ririn Santi
hazel tampak sangat butuh belaian orangtuanya.
Ririn Santi
Kendrick, sudah sejauh ini, ternyata kamu blm memahami keinginan hazel, emang pingin hazel pergi meningalkanmu heh?
Ririn Santi
syukurlah hazel kembali sadar
Ririn Santi
hazel benar" di titik nadirnya
Zam Doank
aku slalu menunggu up mu Thor 💪🏻
Ririn Santi
mars vs venus
Ririn Santi
dlm kehampaan
Ririn Santi
bg Kendrick, mengambil alih tawanan, menjauhkan hazel dr balas dendam hazel adalah yg terbaik, tp bg hazel kearoganan Kendrick mengambilalih semuanya sama dengan merenggut tujuan dan semangat hidupnya.
mengapa Kendrick tdk menanyakan pd hazel ttg apa yg dia inginkan saja, utk kemudian mewujudkannya.
setidaknya meringankan tingkat depresinya setelah tau semua orang telah mengetahui rahasia masa lalunya
Ririn Santi
kasian hazel, msh terbelenggu dg penderitaan masa lalu yg blm terselesaikan
Ririn Santi
berat....berat.....
Ririn Santi
terkuak. sudah,
Ririn Santi
loyalitas yg cukup besar
Ririn Santi
mgkn sudah saatnya buat kamu hazel utk berterus terang alasan dibalik penculikan Robby dan pacarnya itu
Ririn Santi
wah hazel keren abiz
Ririn Santi
wah gak sangka Targetan hazel tinggi juga
Ririn Santi
lihai authornya ini dlm penulisan
Ririn Santi
hazel yg Krn depresi sampai beberapa kali ingin bundir, yg karena dendamnya berusaha tetap hidup tentu sulit utk memaafkan para pelaku
Ririn Santi
hazel tentu tdk ingin dihalangi utk menuntaskan balas dendamnya
Nabila
nyimak dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!