NovelToon NovelToon
Cokelat Susu

Cokelat Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:422.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

Cover by me

Ini tentang kehidupan pernikahan antara Aidan putra Bimantara seorang perwira polisi berpangkat ipda dengan Yura khalisa seorang mahasiswi akhir yang sedang sibuk menyusun proposal penelitian yang asyik-asyik revisi melulu.

Mereka ini sebenarnya tetangga, tetangga yang sudah seperti keluarga sendiri dan Aidan sudah menganggap Yura seperti adik sendiri begitu juga sebaliknya.

Tapi karena insiden tolol mereka harus hidup berdampingan satu atap. Bahkan Aidan harus melangkahi kedua kakak laki-lakinya yang masih lajang. Banyangkan padahal bukan urutan seperti itu yang Adian inginkan.

Bagaimana kelanjutan ceritanya yuk lanjut baca disini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden tolol

Aidan pulang dari kantor sedikit larut di karenakan hujan, ia bahkan sudah basah kuyup karena kehujanan di jalan. Namun saat begitu sampai rumah gerbang rumahnya malah di kunci dan lampu rumahnya juga pada mati. Sepertinya kedua orangtuanya sedang tidak ada di rumah. Tumben sekali pergi tidak menghubunginya.

Aidan sedikit berdecak karena kesal "Papa, Mama malah pada kemana sih ini?" gumamnya di bawah rintikan hujan. Dia sudah basah kuyup karena nekat menerobos hujan.

Aidan menatap rumah yang terletak didepan rumah orangtuanya. Dimana letak rumah miliknya sendiri berada. Tapi sayang seribu sayang, tubuhnya yang sudah basah kuyup itu juga tak mampu masuk kerumahnya sendiri yang ada di seberang sana, dikarenakan kunci rumah tersebut ada di dalam rumah orangtuanya. Bodoh memang dia, seharusnya tadi dia membawa kunci serep rumah orangtuanya atau kunci rumahnya sendiri untuk jaga-jaga. bodoh Aidan, bodoh!

"Hadeh" keluhnya, tubuhnya sudah menggigil karena kedinginan.

Tatapan Aidan beralih melihat rumah yang tepat berada disebelah rumah orangtuanya.

"Ke rumah Tante Rita dulu aja kali ya" gumamnya melihat lampu rumah itu masih menyala pertanda penghuninya belum tidur, mungkin ia bisa berteduh di sana sambil menunggu orangtuanya pulang. Kan tidak mungkin ia hujan-hujanan di depan rumah begini. Aidan pun berjalan ke area rumah tetangganya dan sesampainya di sana ia mengetuk pintu tersebut.

Tok! Tok! Tok!

Butuh waktu yang cukup lama sampai sang pemilik rumah membukakan pintu.

"Eh, kenapa Lo kesini bang?" itu suara Yura yang membuka pintu terkejut mendapati Aidan yang sudah basah kuyup di depan pintu rumahnya sudah seperti anak kucing yang di buang pemiliknya.

"Gue numpang berteduh boleh ya cel. Orangtua gue pergi belum pulang, gue gak bisa masuk rumah" ujarnya seraya menggigil dan memeluk tubuhnya sendiri. Sumpah dia sudah kedinginan.

Yura pun melengos kesamping melihat rumah orangtua Aidan memang terlihat gelap seperti tidak ada penghuninya.

"Ya boleh-boleh aja sih" Yura mengangguk tanpa ragu. Ia menatap iba dari ujung kepala sampai ujung kaki penampilan Aidan yang basah kuyup, cuma kepalanya aja yang kering karena ketutupan sama helm. "Tapi Lo basah kuyup begitu gak papa emangnya bang? Masuk dulu yuk ganti baju pakai baju mas Wira. Entar Lo masuk angin lagi" usul Yura ia khawatir melihat penampilan Aidan. Walaupun Yura dan Aidan itu bak tom and Jerry tapi Yura tetap memiliki rasa perikemanusiaan ya.

Aidan tidak menolak, jujur ia sudah kedinginan sekali. Menunggu pulang kedua orangtuanya juga entah sampai kapan, bisa-bisa ia mati membeku karena memakai pakaian basah kuyup seperti ini.

Yura mempersilahkan masuk Aidan kedalam rumahnya. Aidan membuka sepatunya lebih dulu, meletakkannya di depan pintu lalu selanjutnya melangkah masuk. Tapi rumah itu juga terlihat agak sunyi, tidak ada terlihat keberadaan Rita maupun Sandi—ayah Yura.

"Bonyok Lo kemana cel?" tanya Aidan sambil mengikuti langkah Yura dari belakang gadis itu kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan orangtua gadis itu.

"Pergi kondangan."

"Jadi Lo sendirian di rumah?"

Yura mengangguk. Mereka kini menaiki tangga menuju kamar Wira—kakak Yura. Mereka memang tidak canggung dikarenakan sudah hidup berdampingan cukup lama sebagai tetangga dari kecil malah. Jarak usia mereka juga hanya 2 tahun dan Aidan sudah menganggap Yura seperti adik sendiri karena memang dia tidak memiliki adik dan juga Kakak perempuan.

"Emang Lo gak takut?"

"Takut apa?"

"Hantu mungkin."

Yura malah terkekeh "hantu kali yang takut gue."

Aidan manggut-manggut "iya si. Kan Lo maknya hantu." ia malah ikut terkekeh.

Yura berbalik menghadap Aidan menatap Aidan tajam. Kini mereka sudah sampai depan pintu kamar Wira. "Enak aja lo katain gue maknya hantu." ucapnya tidak terima. Tangannya membuka handle pintu tersebut. Yura dan Aidan masuk kedalam kamar itu dan Yura membuka lemari pakaian milik sang kakak. "Sana Lo masuk kamar mandi, biar gue yang cariin bajunya." usul Yura.

"Handuknya mana cel?"

Yura mengambil salah satu handuk dari dalam lemari. "Nih" ia pun melempar handuk itu pada Aidan dan di tangkap oleh pria itu. Setelah mendapatkan handuk Aidan langsung masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam kamar Wira untuk melepas seluruh pakaiannya yang sudah basah, ia juga mandi di sana sekalian supaya nanti saat orangtuanya pulang dia tidak perlu mandi lagi.

Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk Aidan mandi, karena ia juga sudah kedinginan, Aidan cuma membilas tubuhnya saja. Aidan pun keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Mana bajunya cel?" tanya Aidan begitu tiba di belakang gadis itu yang masih berdiri dan sedikit membungkuk menghadap lemari.

"Eh, udah–akh!!!" teriak Yura kala mendapati tubuh Shirtless Aidan memperlihatkan tubuh berotot dan roti sobek yang ada di area perutnya membuat Aidan juga terlonjak kaget karena jeritan Yura yang sangat melengking itu "Kenapa gak pakai baju sih bang?!" buru-buru Yura menutup penglihatannya dengan sebelah tangan ia tidak ingin menodai mata sucinya. Walaupun saat kecil dulu ia sering melihat Aidan tidak pakai baju bahkan tidak pakai celana tapi sekarang sudah beda konsepnya mereka sudah dewasa dan Yura sudah tidak pernah melihat tubuh Aidan selain wajah, tangan dan kaki pria itu setelah mereka beranjak remaja. Yura segera melangkah dengan terburu-buru ingin keluar kamar sambil memicingkan mata karena malu melihat tubuh Aidan yang bikin gelap mata. Dan karena terburu-buru pula kaki Yura malah tersandung kaki ranjang membuatnya terjatuh dan yang lebih parahnya lagi ia terjatuh mendarat di atas tubuh Aidan. Sementara Aidan tubuhnya sudah membentur lantai lebih dulu.

"Aduh!" keluh Aidan kesakitan karena kepala dan punggungnya terbentur lantai cukup keras.

Mata Yura membulat sempurna kala ia mendarat di atas tubuh Aidan dan yang lebih parahnya lagi, tangan Yura yang masih suci itu memegang dada Aidan yang tidak mengenakan sehelai benang pun. Kini malah matanya mengerjap lucu menatap wajah Aidan yang ada di bawahnya. Ia tidak pernah berada sedekat ini dengan pria yang hampir setiap hari membuatnya kesal ini. Tapi menurutnya Aidan cukup tampan, malah sangat tampan bahkan dari jarak dekat seperti ini dan lagi tahi lalat yang berada di bawa mata kanannya menambak kadar ketampanan pria itu.

Oho, malah sempat-sempatnya terpesona.

"Awas cel" ucap Aidan sembari memegang kedua pundak Yura berusaha menyingkirkan tubuh gadis itu yang berada di atasnya.

Suara Aidan menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

Astaga Yura barusan Lo mikirin apa?

Namun sebelum Yura sempat bangkit dari atas tubuh Aidan, suara seseorang membuat keduanya terlonjak kaget.

"Astagfirullah Yura, Aidan!"

Terlihat didepan pintu kamar yang memang terbuka lebar itu berdiri Rita dan juga Sandi dengan wajah yang menahan murka karena menciduk keduanya dalam posisi yang siapa saja melihat posisi itu pasti akan berpikir yang tidak-tidak.

"Kalian berdua–" ucap Rita tertahan ia memejamkan kedua matanya menahan amarah yang akan meledak.

Yura segera bangkit dari atas tubuh Aidan, begitu juga Aidan yang bangkit dari atas lantai sambil memegangi handuknya agar tidak merosot. "Bunda... Ja-jangan salah paham dulu, itu–"

Mendengar bantahan sang anak membuat Rita kian murka "ya ampun Yura!" itu sudah jelas-jelas mereka berbuat yang tidak-tidak Yura masih membantahnya.

Teriakan keras Rita sampai terdengar oleh orangtua Aidan yang baru sampai rumah. Melihat motor sang putra yang terparkir begitu saja di depan gerbang, membuat kedua orangtua Aidan menghampiri rumah tetangga mereka dan malah mendengar teriakan Rita yang begitu menggelegar, mereka langsung masuk menaiki lantai dua.

"Ada apa ini?" tanya Nada. Membuat Aidan membulatkan matanya. Saga menatap kedalam kamar itu mendapati sang putra hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya tanpa atasan sama sekali. "Astagfirullah Aidan!" Saga juga nampak murka. Ia sepertinya paham situasi apa yang terjadi disana.

Sandi tampak mendekati Aidan, ia menatap wajah Aidan seperti sedang mengintimidasi dirinya. Biasanya dia yang mengintimidasi orang, eh sekarang malah dia yang terintimidasi.

"O-om ini enggak–" ucapnya gagu merasa tersudutkan.

Bugh!

Satu pukulan melayang tepat di pipi Aidan dari Sandi. Yura, Rita dan Nada menjerit histeris melihat Sandi memukul Aidan sementara Saga diam tidak berbuat apa-apa, ia hanya menatap kecewa sang putra. Menurutnya Aidan pantas mendapatkannya.

"Om, ini cuma salah paham" ucap Aidan yang memang benar adanya. Ia memegangi pipinya yang di pukul oleh Sandi. "Pa, Aidan gak buat yang enggak-enggak. Idan cuma–" Aidan berusaha membela diri menatap Saga berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada sang papa.

"Diam Aidan!" untuk pertama kalinya Aidan di bentak oleh sang papa. Hal itu membuat siapa saja terkesiap. Air mata Nada sudah membasahi pipi. Ia benar-benar kecewa melihat kelakuan sang putra bungsunya. "Papa mendidik kamu bukan untuk merusak anak gadis orang seperti ini Aidan!"

Nada mendekati sang putra "kamu Bener-bener ngelakuinnya dek?"

"Gak mah, kalian semua salah paham." wajah Aidan nampak frustasi karena semua orang tidak ingin mendengar penjelasannya.

"Jangan bohong!" teriak Nada pada sang putra.

"Ma... Idan–"

"Tanggung jawab, kamu harus tanggung jawab sama apa yang kamu lakuin ke anak saya" suara sandi memotong perkataan Aidan.

"Ayah!" pekik Yura.

"Apa Yura?! Apa?! Kalian masih mau mengelak lagi hah?! Sudah jelas-jelas kalian sedang berbuat yang bukan-bukan masih mau mengelak lagi ra?!" Sandi memicingkan kedua matanya merasa frustasi. "Selama ini kami membiarkan kamu keluar masuk kamar anak om itu karena om percaya kamu tidak akan pernah macam-macam sama Yura, karena om tau kamu itu anak baik sedari kecil, kamu udah anggap Yura itu adik sendiri dan om juga udah anggap kamu itu seperti anak sendiri Aidan! Tapi ternyata om salah, orang yang om percaya ternyata yang merusak Yura, anak om! Kamu harus tanggung jawab Aidan!" Sungguh Sandi sudah sekecewa itu.

"Apa yang mau di tanggung jawabkan? Kami gak berbuat yang aneh-aneh. Please ini salah paham." Aidan memicingkan kedua matanya frustasi dan mencoba menjelaskan, ia juga mengacak-acak rambutnya. Tapi semua orang di sana tidak mau dengar. Mereka memilih percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Saya gak mau tau, kamu harus menikahi Yura. Jika tidak habis reputasimu dan kedua orangtuamu di tangan saya." ancam Sandi tidak tertahankan. Sandi tau sebesar apa nama Bimantara diluar sana.

Kalau soal reputasi Aidan tidak bisa berkutik, susah payah kedua orangtuanya membangun reputasi mereka sebagai pangdam dan kepala dokter bedah yang tentunya di segani dan di hormati oleh orang-orang. Lebih-lebih reputasi dirinya yang notabennya seorang polisi muda yang baru berdinas kurang lebih dua tahun juga di pertaruhkan disini, bisa-bisa ia kena sangsi dan di mutasi. Aidan tidak mau.

Kedua muda-mudi itu menundukkan kepalanya dalam. Padahal mereka tidak melakukan apapun, tapi malah semua orang menjadi salah paham.

Meski satu komplek sering memuji jika ketiga putra dari keluarga Saga dan Nada adalah para calon menantu idaman termasuk Aidan si paling bontot yang terkenal pekerja keras, ramah, rajin menabung dan sangat menghormati orangtua. Tapi percayalah sedikitpun Yura tidak pernah berpikir dia dan Aidan akan memiliki hubungan yang lebih dari sekedar tetangga dan teman masa kecil.

Ini sangat jauh di luar jangkauan Yura

...Jangan lupa tinggalkan jejak👇...

1
stnk
keren Yura...aku padamu Doong...
Irni Yusnita
lucu banget ceritanya
💗 AR Althafunisa 💗
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
💗 AR Althafunisa 💗
ya ampun... bapak bocil juga begini nih 🤣🤣😅
💗 AR Althafunisa 💗
Emang susah kalau orang ganteng kalau ga narsis 🤣😂😅😍
Erna
up up lagi dong
BUNDANYA RAZACO
Bersyukurlah lo Yura yg mendapatkan suami seperti Aidan,yang menyanyangimu sepenuhnya dan perhatiannya sangat2 bikin iri readernya dan plus BUCIN nya
BUNDANYA RAZACO
Top markotop💯
Muhammad Habibi
Luar biasa
Abu sofyan Abuhheuqofpjfd
sh
Abu sofyan Abuhheuqofpjfd
7248910735803167
Ita Mariyanti
🤣🤣🤣😂😂 bpk durhakim.... anak lg pw d ganggu in 😀😀
favfa
untung nga kenapa2 ya kandungan Yura,secara kemaren abis alergi makan kacang
Niken Yuli Asmoro
lanjuujit....berasa kurang bacanya
DozkyCrazy
up lagi author
gak kerasaaaaa😛
Rina Raisya
Kecewa
Erna
kok blum up Uda nungguin lho
elzanira
keren...kocak dan ronmantis
Rina Raisya
Aku suka cerita mu thor
Sri Wahyuni
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!