Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 03
Setelah kejadian di kelas hari itu, Xixi selalu mendapat perlakuan yang tidak baik dari beberapa mahasiswa yang tidak terima jika Leon di tampar olehnya.
Seperti hari ini, beberapa orang wanita mengerjai Xixi di kamar mandi hingga pakaian yang Xixi pakai hari itu basah semua.
"Xixi!" Seru Lulu yang terkejut melihat kondisi temannya yang sangat menyedihkan.
Lulu langsung memeluk Xixi yang tubuhnya bergetar karena menangis setelah di bully oleh beberapa wanita gila.
"Ayo, aku akan mengantarmu pulang. Besok aku akan membalas mereka semua." Ucap Lulu.
Xixi menggelengkan kepalanya beberapa kali "Tidak, jangan lakukan itu. Itu hanya akan membuat mereka memusuhi mu juga."
"Aku tidak peduli, mereka sudah sangat keterlaluan."
Lulu membantu Xixi berdiri dan memapahnya keluar dari kampus.
Di depan kampus. Tanpa di duga, Joseph. Kakak dari Lulu tengah berdiri di samping mobilnya dan berbicara dengan Leon.
Joseph yang melihat adiknya memapah seseorang dari jauh langsung menghampiri mereka dengan cemas.
"Apa yang terjadi?" Tanya Joseph pada Lulu, adiknya.
"Kakak, kenapa kau disini?" Tanya Lulu heran.
"Iya, kakak sudah tidak ada kelas. Jadi kakak kesini untuk menjemput mu."
"Bagus, kalau begitu bawa aku dan Xixi pulang sekarang. Dia sudah kedinginan."
Joseph melihat Xixi yang basah kuyup dan mulai menggigil.
"Apa yang terjadi dengannya?"
Lulu baru saja akan menjawab, tapi dia melihat Leon yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Kakak tanyakan sendiri pada teman kakak yang menjijikan itu, semua karena dia!" Seru Lulu sambil menatap Leon dengan marah.
Joseph berbalik dan melihat Leon yang berdiri di samping mobilnya.
"Leon? Apa maksudmu?"
"Aku tidak peduli dengan pertemanan kalian, jika sesuatu terjadi lagi pada Xixi, jangan harap kakak bisa tinggal di tempatku lagi!"
"Lulu sayang, apa yang kau..."
Lulu berjalan melewati kakaknya yang belum selesai bicara. Dan saat melewati Leon dia menatapnya dengan penuh kebencian dan rasa jijik.
Leon sendiri melihat tubuh Xixi yang basah dengan perasaan kasihan dan menyesal. Bagaimanapun itu juga kesalahannya karena menjadikan Xixi sebagai bahan taruhan dengan teman-temannya waktu itu.
Joseph yang bingung dengan adiknya, berjalan mendekati Leon.
"Apa kau sudah membuat tuan putri ku marah?" Tanya Joseph pada Leon.
Tuan putri adalah panggilan khusus dari Joseph untuk lulu, adik tersayangnya.
"Aku akan menceritakan semuanya nanti, lebih baik kau antar mereka pulang dulu."
"Aku harap kau tidak membuat masalah dengannya, kau tahu bagaimana adik ku."
"Ya, aku tahu. Cepat pulanglah."
Joseph menepuk bahu Leon sebelum dia pergi menuju mobilnya dimana Lulu dan Xixi sudah berada didalamnya.
Leon menghembuskan nafasnya, dia tidak menyangka jika apa yang dia lakukan akan membuatnya menjadi kesulitan seperti ini.
Dia tahu bagaimana sifat Lulu dari Joseph yang pernah menceritakan tentang adiknya itu. Dan yang membuatnya tidak habis pikir, Xixi adalah teman baik dari adik kandung Joseph yang pernah Joseph ceritakan padanya.
"Jika aku tahu akan seperti ini jadinya, aku tidak akan pernah menerima taruhan itu. Ah, s*alan sekali!"
Leon menendang botol kosong yang ada di depannya untuk melampiaskan kekesalannya itu.
*
*
Di dalam mobil, Lulu mencoba mengeringkan tubuh Xixi dengan handuk yang ada di belakang kursi mobil yang mereka duduki. Sementara Joseph hanya diam sambil menyetir, dia tidak berani berbicara pada Lulu, karena takut akan membuatnya semakin marah.
Joesph menurunkan suhu AC didalam mobil agar tubuh Xixi yang sudah menggigil tidak bertambah kedinginan.
Melihat Lulu begitu perhatian pada temannya, Joseph merasa sedikit lega, tapi juga khawatir.
Itu karena selama ini dia tidak pernah melihat Lulu dekat dengan orang lain, bahkan selama Lulu bersekolah tidak ada seorang teman pun yang benar-benar mau berteman dengannya.
"Jadi namanya Xixi, semoga kau tidak seperti teman-teman Lulu sebelumnya."
Mobil terus melaju sampai akhirnya mereka tiba didepan sebuah rumah yang cukup besar dan mewah.
...Rumah Lucia (Lulu) hadiah dari orang tuanya, karena dia di terima di universitas terkenal di negara Y....
Josep membukakan pintu mobil untuk Lulu, dan membantu Lulu menggendong Xixi yang meringkuk kedinginan.
"Bawa saja dia ke kamar ku, kak." Ucap Lulu.
Joseph berhenti berjalan setelah mendengar ucapan adiknya.
"Kak, kenapa kau berhenti? Cepat bawa Xixi ke kamar ku." Ucap Lulu lagi.
"Kau ingin dia di kamar mu?" Tanya Joseph meyakinkan.
Lulu mengangguk dengan pasti "Iya, cepat bawa dia. Dia sudah sangat kedinginan."
Joseph benar-benar di buat terkejut oleh Lulu. Pasalnya dia tidak pernah mengijinkan orang lain masuk kedalam kamarnya. Bahkan yang harus membersikan kamar Lulu hanya boleh kepala pelayan di rumahnya saja.
Dengan hati-hati Joseph membaringkan Xixi diatas ranjang besar di kamar Lulu.
"Sekarang kakak keluar dan tolong panggilkan Imel untuk kesini." Ucap Lulu setelah dia melihat kakaknya membaringkan Xixi.
Joseph langsung keluar dari kamar adiknya dan memanggil Imel.
Imelda, biasa di panggil Imel. Dia adalah salah satu pelayan yang Lulu percayai di rumah itu.
tok
tok
tok
Suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamar. Lulu berjalan mendekati pintu itu dan membukanya.
"Nona muda, anda memanggil saya?" Tanya Imel pada Lulu.
"Iya, ayo masuk dan bantu aku mengganti pakaian teman ku."
Lulu menunjuk Xixi yang tengah berbaring diatas tempat tidurnya.
Imel yang melihat ada orang lain tengah berbaring diatas ranjang Lulu sangat terkejut, dia tidak percaya jika disana ada orang lain yang sedang berbaring. Itu adalah orang lain, bukan Lulu.
"Imel, kenapa kamu diam saja. Ayo masuk dan bantu aku." Ucap Lulu lagi.
"Ah, iya maaf nona muda. Ayo biar saya bantu."
Lulu yang di bantu oleh Imel mengganti semua pakaian yang Xixi kenakan dengan hati-hati.
"Nona muda, apakah teman anda ini terjatuh didalam kolam renang?" Tanya Imel yang penasaran, karena melihat semua pakaian yang Xixi pakai basah.
"Tidak, ini semua perbuatan mahasiswa di kampus."
"Perbuatan mahasiswa? Kejam sekali mereka." Ucap Imel terkejut.
Lulu mengangguk "Dia benar-benar kasihan, setiap hari selalu di bully oleh wanita-wanita jahat."
Imel melihat Lulu yang begitu peduli dan perhatian pada temannya. Dan itu membuatnya ikut merasa kasihan juga.
"Saya akan membuatkan bubur dan sup untuk teman nona muda. Agar setelah dia bangun, dia bisa langsung memakannya."
"Iya, terima kasih Imel."
"Tidak perlu sungkan nona muda."
...Kamar Lucia (Lulu)...
Imel lalu keluar dari kamar Lulu sambil membawa handuk dan pakaian Xixi yang basah.
"Imel, bagaimana dengan teman Lulu. Apa sudah bangun?" Tanya Joseph saat Imel melewati ruang tv.
Imel menggelengkan kepalanya "Dia masih tidak sadarkan diri tuan muda, saya sangat kasihan melihat teman nona muda."
"Ya, kau benar."
"Saya permisi dulu tuan muda, saya mau membuatkan bubur dan sup untuk teman nona muda."
"Iya, pergilah."
Imel mengangguk, dia lalu pergi meninggalkan Joseph.
Joseph mengambil ponselnya yang ada diatas meja, lalu menghubungi seseorang.
Orang-orang yang dekat dengan Lulu tentu harus jelas siapa dia, karena Joseph tidak mau orang lain mendekati adiknya hanya ingin memanfaatkannya saja.
Karena itu Joseph menghubungi seseorang untuk menyelidiki siapa Xixi sebenarnya dan bagaimana dia hidup serta dimana dia tinggal.
"Maaf putri, kakak melakukan ini demi kebaikanmu. Kakak tidak mau jika kau hanya akan di manfaatkan oleh orang yang kau anggap teman baik."