NovelToon NovelToon
Jejak Tertinggal Istri Kedua

Jejak Tertinggal Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Poligami / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rens16

Ayu Lestari namanya, dia cantik, menarik dan pandai tapi sayang semua asa dan impiannya harus kandas di tengah jalan. Dia dipilih dan dijadikan istri kedua untuk melahirkan penerus untuk sang pria. Ayu kalah karena memang tak memiliki pilihan, keadaan keluarga Ayu yang serba kekurangan dipakai senjata untuk menekannya. Sang penerus pun lahir dan keberadaan Ayu pun tak diperlukan lagi. Ayu memilih menyingkir dan pergi sejauh mungkin tapi jejaknya yang coba Ayu hapus ternyata masih meninggalkan bekas di sana yang menuntutnya untuk pulang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Tak sesederhana itu

Selly masuk ke dalam apartemen itu dengan membawa setumpuk buku untuk Ayu.

"Itu apa, Sel?" tanya Ayu saat Ayu keluar dari dalam kamarnya menjumpai Selly sedang menenteng tas paper yang terlihat berat.

"Buku materi untuk, Bu Ayu!" jawab Selly sambil mengeluarkan buku dan juga kotak makan mahal dari dalamnya.

"Hus, dibilang kalau sendirian jangan manggil Bu, kok ngeyel sih!" Ayu menegur Selly dengan suara berbisik.

Selly menatap Albert yang sedang duduk anteng di meja makan sambil menatap layar laptop. Lalu Selly menatap pintu kamar Fernando yang masih tertutup rapat.

"Heleh dia ini, ngapain takut sih!" tegur Ayu sambil melirik Albert yang duduk seperti patung di sana.

Selly menghela nafas panjang, Ayu tak tahu saja kesangaran Albert itu lebih-lebih daripada Fernando.

Dan Selly tak akan mengulang kesalahannya untuk kedua kalinya. Sudah cukup masalah mie instan kemarin, dan Selly tak akan mengulang kesalahan lagi dengan mengikuti perintah Ayu yang seenaknya sendiri.

Fernando keluar dari dalam kamarnya. Ayu berdiri untuk menyiapkan sarapan untuk Fernando dan Albert.

"Saya bikin soto ayam, Mas Nando mau sarapan di rumah atau di kantor?" tanya Ayu sopan.

"Di kantor aja!" jawab Fernando sambil menyeruput kopi bikinan Ayu.

Entah sih, Fernando yang sentimentil karena jarang dilayani oleh seorang perempuan atau memang kopi bikinan Ayu memang senikmat itu di lidahnya.

Selly menyerahkan kotak makan baru itu kepada Ayu. Segera Ayu menata soto dan pelengkapnya itu ke dalam kotak itu.

"Kuahnya taruh dimana ya, Sel?" Ayu bertanya sambil celingukan mencari plastik atau apapun juga yang bisa dipakainya untuk membungkus kuah.

"Ini, Bu!" Selly menyerahkan wadah lain.

Saat Ayu dan Selly sedang sibuk menata makanan ke dalam kotak makan itu, Albert dan Fernando membicarakan hal lain.

"Tuan William dan tuan Santo mulai penasaran dengan Nyonya Ayu!" jawab Albert saat Fernando menanyakan kabar yang terjadi di luaran sana.

"Tingkatkan pengamanan untuk Ayu!" perintah Fernando. Albert mengangguk mantap dan mulai menginstruksikan para pengawal untuk mengamankan Ayu.

Ayu menatap aneh kepada keduanya, kenapa keberadaannya dan juga status pernikahan Fernando itu bisa mempengaruhi banyak hal khususnya dengan perusahaan Himawan.

Saat Fernando dan Albert meninggalkan apartemen itu barulah Ayu berani menanyakan tentang obrolan Albert dan Fernando tadi.

"Kenapa kok aku kayak ngeri gitu, Sel!" Ayu tiba-tiba berbicara setelah cukup lama terdiam.

"Ngeri kenapa, Bu?" tanya Selly bingung.

"Kayak hidup dan matinya perusahaan Himawan itu tergantung sama aku gitu!" jawab Ayu.

"Saya juga nggak paham, Bu! Sesuatu mengenai perusahaan itu hanya Pak Fernando dan Pak Albert yang tahu, saya mah kroco di sini yang begituan kagak pernah paham!" ucap Selly lugas dan tak ingin ikut campur lebih dalam mengenai urusan tuannya.

Selly sangat puas dengan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan untuknya, ya meskipun Selly harus akui bahwa beban pekerjaannya terbilang berat apalagi sekarang dia harus mengawal dan mengawasi Ayu.

"Emang kamu nggak pernah tahu tentang perempuannya Tuan Nando?" tanya Ayu membuat Selly ingin memelintir bibir yang sejak tadi mengajaknya membicarakan ranah pribadinya Fernando.

Meskipun Selly juga tahu sih sosok perempuan yang dulu sering keluar masuk ke gedung Himawan untuk menyambangi Fernando, tapi Selly tak akan segegabah itu menceritakan kepada Ayu.

Selly tahu kadang sikap Ayu itu terlalu polos dan apa adanya, bisa saja kan Ayu keceplosan dan menanyakan langsung ke Fernando. Bisa mati berdiri kalau Fernando mendengar hal itu.

"Lebih baik kita menyimpan rasa penasaran kita untuk diri kita sendiri, Bu Ayu! Kita nggak tahu gimana sifat Tuan Fernando itu, takutnya beliau tersinggung kalau kita terlalu penasaran," tegur Selly sopan.

"Dia emang raut wajahnya galak banget, tapi sebenarnya dia baik kok!"

"Jangan suka mengambil kesimpulan sendiri, anda baru mengenal beliau beberapa hari!"

Ayu mengangguk pelan dan berkata dalam hati, aku hanya perlu belajar dengan baik dan melakoni semuanya dengan baik pula.

***

"Oma... " William menggenggam tangan Oma Rika dengan lembut.

Oma Rika tersenyum sambil menunggu kelanjutan ucapan William. Tangan keriput itu menggenggam tangan William dengan hangat.

"Apakah Oma nggak bisa ngasih William kebijaksanaan? Maksud Willi, Willi hanya ingin mengembangkan diri ke arah yang lebih baik lagi!" William meminta dengan sangat halus dan sopan, meskipun rasa di dada sana telah terbakar sempurna dan ingin menghancur leburkan perempuan renta di depannya.

"Oma nggak bisa menentang wasiat itu, Sayang! Oma takut kualat sama Opa!" ucap Oma Rika pelan.

"Kantor cabang harusnya lebih dari cukup kan, Wil? Kamu bisa mengembangkan perusahaan ini menjadi perusahaan besar dan bisa bersaing dengan perusahaan lain!" lanjut Oma Rika.

William menarik nafasnya dalam ingin membantah dan menolak tapi semua dokumen pemindahan kepemilikan Himawan Corp sudah selesai ditandatangani oleh Oma Rika sejak kemarin.

"Oma yakin ini bukan akal-akalannya Fernando? Mengingat dulu dia begitu memuja Verlita, sampai beberapa hari yang lalu nggak ada satupun perempuan yang dekat dengannya, lalu sekarang dia malah sudah menikah dengan perempuan yang nggak ketauan asal-usulnya?!" William yang tahu bahwa dirinya begitu disayangi oleh Oma Rika itu mencoba membelokkan pendirian Oma Rika.

"Oma lihat Ayu dan Fernando adalah pasangan yang pas dan cocok. Cinta mungkin belum tumbuh di hati keduanya tapi Oma yakin seiring berjalannya waktu tak ada yang nggak mungkin!" Oma Rika menepuk-nepuk punggung tangan William dengan lembut.

Oma Rika begitu menyanyangi William sama seperti Oma Rika menyayangi Fernando, tapi Oma Rika juga harus mengikuti wasiat suaminya setelah anak kandungnya sendiri meninggal terlebih dulu, bahwa Fernando-lah yang berhak atas seluruh warisan peninggalannya.

Kalau dalam perjalanan waktu Oma Rika membagi sedikit warisan kepada Santo dan William, semata karena Oma Rika merasa bersyukur karena kehadiran Santo dan Evelyn bisa mengobati rasa rindu Rika terhadap anak dan menantunya yang lebih dulu pulang ke pangkuan Tuhan.

"Jadi Oma mendukung pernikahan bohongan itu?!" tanya William dengan nada merajuk.

"Mereka menikah secara resmi, Will! Nggak ada kebohongan pada pernikahan itu!" Oma Rika tersenyum teduh untuk menghibur hati William yang gundah dan berat.

William akhirnya menunduk dalam, dia sadar setulus dan sebaik apa dia terhadap Oma Rika, William tetaplah cucu angkat yang posisinya pasti jauh di bawah bila dibandingkan dengan Fernando yang merupakan cucu kandung Rika.

"Maafkan William, Oma! Will mungkin terlalu serakah dan nggak tahu berterima kasih karena kebaikan Oma kepada William dan juga kedua orang tua Will! Oma sehat-sehat ya, Will pamit pulang dulu!" William berdiri lalu melabuhkan kecupan di pipi tua itu dan berlalu pulang.

Santo dan Evelyn menunggu kedatangan William dengan tak sabaran.

"Gimana, Will?" tanya Evelyn saat William masuk ke dalam rumah besar itu.

William menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk itu, lalu dengan lemah dia menggeleng pelan.

"Oma juga nggak ngedengerin kamu?" tanya Evelyn dengan mata melotot.

Rika yang selama ini sudah dianggapnya sebagai orang tuanya sendiri dan begitu menyayangi William justru menolak permintaan William.

"Kamu udah kasih tahu kalau pernikahan Nando dan perempuan itu bohongan, Will?" tanya Santo judes.

"Sudahlah, Pa! Kata Oma pernikahan keduanya sah secara agama dan negara, mereka menikah beneran dan bukannya bohongan!" jawab William kesal.

"Tapi nggak mungkin Nando secepat itu move on setelah sebelumnya kita nggak pernah melihat dia sama perempuan manapun!" Evelyn ikut menimpali ucapan mereka.

"Papa tahu Fernando memang sengaja mempermainkan kita dan nggak mau warisan itu diserahkan ke William!" ucap Santo semakin emosi.

"Nyesel aku berbaik sangka sejak dulu dengan keluarga itu. Udah mau dijadikan pengasuh nenek-nenek cerewet tapi hasilnya tetap nggak mendapat bagian!" gerutu Evelyn kesal.

"Kita dapet bagian lho, Ma!" tegur William pelan.

"Perusahaan kecil yang diambang bangkrut gitu lo bilang dapet bagian, Wil?!" teriak Evelyn tak terima.

"Sebenarnya ini nggak sesederhana itu sih, Ma! Aku rasa sejak awal memang warisan itu sudah jadi bagiannya Fernando, kita aja yang terlalu bego dan nggak bisa membaca situasi yang ada!" ucap William sambil pikirannya menerawang ke sesuatu hal yang luput dari pertimbangannya.

"Kita bisa cari tahu jati diri si Ayu Ayu itu aja dulu, Mama rasa ada sesuatu yang disembunyikan Fernando kepada kita! Nggak mungkin kan dia menikah tapi nggak ngadain acara besar-besaran? Pewaris Himawan Corp yang fenomenal itu menikah dengan diam-diam!" Evelyn menggumam pelan.

"Atau mungkin sosok Ayu itu nggak ada, itu hanya figur ciptaan yang diciptakan oleh Fernando!"

"Kamu jangan lupa kalau perempuan itu udah dikenalin ke Oma Rika. Mata-mata kita di rumah itu pun juga mengatakan hal yang sama. Dia perempuan yang sangat cantik dan berkelas, cuman sayangnya dia nggak bisa mengambil gambar perempuan itu!" Evelyn menggeram pelan, usaha dan jerih payahnya selama ini untuk mengambil hati Rika ternyata gagal total, mereka dikalahkan dengan wasiat dari Himawan.

"Lebih baik kita cari informasi lagi tentang perempuan itu, semoga aja kecurigaan kita terjawab!"

"Belakangan hari Fernando pulang ke apartemennya tapi kita nggak tahu apakah dia menyembunyikan perempuan itu di sana!"

"Pasti sih, cuman kita nggak bisa masuk ke sana karena penjagaan di sana mirip penjagaan di istana negara!" dengus William lagi.

"Gimana pun caranya kita harus mencari keberadaan perempuan itu plus dengan asal-usulnya, jangan sampai kita kalah dengan Fernando! Aku nggak ikhlas, bener-bener nggak ikhlas!" Evelyn menggeleng sambil mengepalkan tangannya pelan.

William pun mengangguk setuju, dia tak akan menyerah begitu saja, dia harus merebut apa yang memang menjadi haknya.

Keluarga itu meneruskan pembahasan tentang Fernando dan Ayu, mereka memutar otaknya untuk membongkar kebohongan yang dirajut oleh Fernando.

Mereka merasa berhak karena mereka merasa berjasa terhadap Rika, sangat tak pantas kalau mereka mendapat bagian kecil dalam warisan itu.

Seyogyanya mereka merasa pantas mendapat separoh dari warisan itu, tapi kenyataannya keturunan kandunglah yang mendapat harta itu.

Mereka merencanakan sesuatu kepada Rika dan Fernando agar warisan itu jatuh ke tangan mereka.

Mereka tak tahu bahwa Fernando bahkan lebih licik dari mereka dan tak mau berbagi harta yang memang sejak awal merupakan miliknya, karena kakeknya yang berjasa mendirikan dan mengupayakan perusahaan itu sampai dengan sekarang.

Fernando tak ingin harta itu jatuh ke tangan orang yang salah, itu saja.

1
Rens16
Ayo guys kasih aku bintangnya, like dan komennya biar aku semangat, terima kasih 😍
Rens16
Beri komentar, like, bintang nya ya guys, saranghaeyo 😍
aku
sabar albert...kan tuanmu lg otw bucin 😁😁
Rens16: Bucin sampai nyungsep 😀😀
total 1 replies
aku
manfaatin kesempatan yu buat raih cita2 mu. go ayu go
Rens16: Go yang kenceng ya say 😍😍
total 1 replies
aku
kocak ayu /Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!