Ervan Abraham merupakan seorang pemuda tampan dan kaya raya. sekaligus pemimpin tertinggi The Jokers Warrior, sebuah geng yang ia dirikan sejak lama. beranggotakan puluhan pemuda yang selalu setia mengikutinya.
Bukan hanya itu saja, sedangkan kedudukan kedua orang tuanya menempati posisi pertama sebagai orang terkaya no 1 di tempat tinggalnya.
Pada suatu hari tanpa disengaja.. Ervan dipertemukan dengan seorang gadis cantik penjual kue keliling. namun siapa sangka? sejak pertemuan tanpa disengaja itu lah Ervan memliki rasa suka terhadap gadis itu, dari rasa turun ke hati, puing-puing cinta seolah tumbuh secara perlahan tertanam di hatinya. bertemu tanpa disengaja mencintai secara tiba-tiba.
Akan tetapi siapa sangka? gadis itu justru memiliki perasaan yang sama, ia juga menyukai Ervan dalam diam. akan kah cinta mereka dapat bersatu?? bagaimana kah kisah selanjutnya? cuss langsung simak sampai akhir 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Awal sebelum pertemuan
°°°°°
Satu minggu berlalu.. pada malam yang cerah tepatnya di hari sabtu..
"Mah. pah?? lagi ngapain? kok nyediain banyak makanan mau buat apa?"
Ervan yang baru keluar dari kamarnya tampak heran saat di ruang tamu melihat mama dan papanya sedang sibuk membantu bi Narsi mempersiapkan berbagai macam makanan. Ervan dibuat kebingungan dengan hal itu.
"Malam ini kita akan kedatangan tamu spesial nak, ini semua untuk tamunya nanti," sahut Candra sang papah meresponnya.
"Tamu.tamu siapa pah?" tanya Ervan dengan heran mengerutkan keningnya.
"Kamu tanya aja sama mamah kamu tuh, orang tamunya mamah kamu," kata Candra. dengan sibuk menata buah buahan ke dalam satu piring.
"Siapa mah?" Ervan memalingkan pandangannya melihat mamanya dengan menodongkan pertanyaan.
"Teman lama mamah nak, mamah ingin mengajak dia makan malam dirumah kita," sahut Dewi.
"Teman lama mamah? siapa?" lagi lagi Ervan kembali bertanya.
"Ada deh. nanti kamu bakal tau sendiri, dari pada nanya mulu dari tadi mending kamu bantuin mamah sini deh, nih kamu yang nata buah buahan ini, mamah mau manggil pak Sipul bentar." kata Dewi sambil menyerahkan sekantung tas kain yang berisikan bermacam buah-buahan.
"Lah, kok malah di kasih Ervan sih," Ervan menggaruk kepalanya yang tak gatal memegang tas kain itu. Dewi pun berlalu dengan langkah gontai berjalan ke arah luar.
"Pak Sipull! panggil Dewi kepada supir pribadinya yang sedang berada di luar bersama pak Sukim satpam rumahnya.
Pak Sipul bergegas menghampiri tuanya itu dengan langkah tergesa-gesa.
"Nggih bu, ada apa ya? pak Sipul bertanya.
"Tolong bapak jemput teman saya ya, rumahnya di daerah Pasrian kepoh. pak Sipul tau kan daerah sana?" kata Dewi.
"Nggih bu, saya tau kok daerah sana," pak Sipul hanya mengangguk.
"Yasudah cepat bapak jemput sekarang, tuh udah saya kirim alamatnya?" kata Dewi.
"Sipp Bu.." pak Sipul bergegas pergi mengunakan mobil mewah milik Dewi tuk berangkat ke tempat yang di perintah oleh tuanya itu.
Dewi kembali masuk kedalam setelah menyuruh supir pribadinya itu.
***
Sedangkan dirumah Novi sedang berada di ruang tamu bersama ibunya, Novi tengah menikmati kue baru buatan ibunya.
"Gimana nak? enak kan?" bu Lusi memperhatikan putrinya itu yang sedang memakan kue buatannya tadi, bu Lusi terlihat penasaran dengan tanggapin Novi tentang rasa kue baru buatnya.
"Hemm.. enak kok bu, coklatnya lumer banget, ini kalau kita jual Novi yakin pasti laku keras," kata Novi mengacungkan jempol menilai kue buatan ibunya itu.
"Syukurlah.." bu Lusi menghela nafas lega mengenai tanggapan putrinya.
Tok.. tok.. tok.. terdengar suara seseorang dari luar mengetuk pintu ketika mereka sedang asyik ngobrol.
"Ada tamu bu," Novi terdiam sejenak mendengar hal itu saat asyiknya tengah menikmati kue.
"Siapa ya? kamu disini aja nak biar ibu yang ke depan," kata bu Lusi sambil berfikir dengan langkah gontai berlalu ke depan.
Pintu terbuka terlihat lah di hadapan bu Lusi saat ini yang tak lain dan tak bukan adalah pak Sipul.
"Maaf, bapak nyari siapa ya? tanya bu Lusi pada seseorang yang bertamu kerumahnya yang tidak ia ketahui namanya itu.
"Apa benar ini rumahnya bu Lusi?" tanya pak Sipul kepada bu Lusi.
"Iya benar, dengan saya sendiri, ada apa ya pak?" tanya bu Lusi lagi dengan heran.
"Jadi gini bu, saya disuruh bos saya untuk menjemput panjenengan, mari bu ikut saya," kata pak Sipul dengan ramah.
Bu Lusi mengerti sekarang setelah melihat mobil mewah milik Dewi yang terparkir di depan rumahnya saat ini.
"Apa sampean supirnya Dewi ya pak?" tanpa bu Lusi memastikan.
"Nggih bu.." pak Sipul hanya mengangguk mengiyakannya.
"Oh, tapi ada apa ya pak? kok sampean disuruh kesini jemput saya," tanya bu Lusi lagi sekedar ingin tau.
"Wah, kalau soal itu saya kurang tau bu, soalnya tadi bu Dewi gak bilang apa apa cuma nyuruh jemput sampean." kata pak Sipul.
"Yaudah deh, tapi tunggu bentar dulu ya pak saya mau siap siap dulu sekalian mau bilangin sama anak saya, masuk aja sekalian pak, panjenengan tunggu di dalam," kata bu Lusi menyuruh pak Sipul agar masuk kedalam rumahnya.
"Gausah bu, silahkan panjenengan kalau mau siap siap, saya tunggu diluar aja," pak Sipul menolak dengan lembut karna sungkan.
"Yasudah, tunggu bentar ya pak." kata bu Lusi
"Nggih bu," pak Sipul mengangguk seraya tersenyum mengiyakan nya.
Kemudian bu Lusi kembali masuk kedalam menuju putrinya.
"Novi.. ayo ikut ibu nak, kamu siap siap dulu sana," ucap bu Lusi kepada Novi.
"Mau kemana bu?" Novi bertanya dengan heran.
"Itu loh, di depan ada supir pribadinya teman lama ibu yang kemarin ibu ceritakan sama kamu itu, supirnya jemput kita tuh di depan, katanya sih mau ngajak kita kerumah nya." terang bu Lusi yang menjelaskan.
"Emangnya ada apa bu? kok disuruh kerumah temannya ibu itu? pake di jemput segala," Novi kembali bertanya.
"Ibu juga gak tau nak, yaudah nak ayo kita siap siap dulu, udah di tungguin soalnya." kata bu Lusi.
"Yaudah deh," Novi hanya pasrah tak banyak bertanya lagi meskipun masih kebingungan dengan hal tersebut.
Kemudian Novi bergegas ke kamarnya untuk berganti pakaian, begitupun dengan bu Lusi yang juga melakukan hal yang sama.
"Hmm.. pake baju yang mana ya enaknya?"
Di dalam kamarnya Novi sempat bingung memilih baju di dalam lemarinya yang hendak digunakan nya.
"Apa aku pake dress ini aja ya?" kata Novi sambil meraih baju pemberian dari Ervan.
"Hmm.. iya deh aku pake ini aja, biar bergaya dikit, hahaha.." kata. Novi sambil tertawa kecil.
"Nah kalau gini kan cakep, cantik banget gue dah, hahaha.." Novi memutarkan badannya dengan imut di depan cermin, melihat penampilan dirinya yang terlihat begitu anggun dari pantulan cermin.
Di samping meja altar memang lah terdapat sebuah kaca besar setinggi orang dewasa yang sampingnya dihiasi oleh pahatan kayu yang berbentuk bunga.
"Dah siap," kata Novi sambil menyambar tas kecil miliknya serta melangkah keluar, tak lupa juga ia menutup pintu kamarnya.
"Kamu udah siap Nov? kata bu Lusi melihat putrinya sudah keluar, tadinya sehabis berganti pakaian bu Lusi langsung beranjak ke ruang tamu menunggu putrinya.
"Udah bu," Novi mengangguk cepat.
"Yaudah yuk, kita ke depan," ajak bu Lusi mulai melangkahkan kakinya menuju ke luar. begitupun dengan Novi yang juga berjalan membuntuti ibunya dari belakang.
"Udah siap bu? tanya pak Sipul ketika melihat bu Lusi sudah keluar bersama putrinya.
"Udah pak," sahut bu Lusi mengangguk cepat.
"Yaudah kalau gitu, mari bu kita berangkat sekarang," ajak pak Sipul.
"Iya pak," kata bu Lusi mengiyakannya.
Kemudian bu Lusi dan Novi pun masuk kedalam mobil dan duduk di belakang.