Arumi est belle Razade, namanya cukup panjang. Razade adalah nama belakang keluarga besar dari mama angkatnya yang berasal dari Bali. Ia sendiri dibuang ke Los Angeles, karena kelahirannya membuat keluarga Razade menanggung malu. Maklumlah, mereka orang kaya raya dan berkasta tinggi.
Di saat neneknya sudah tiada dan Covid sudah berlalu, Arumi dipaksa pulang ke Bali disaat mama angkatnya dikremasi. Alasannya karena ia punya kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai hak yang ia terima saat ini. Tidak ada kata menolak, itu tabu dan tidak punya adab. Dipungut dari bayi, dipelihara, disayang, disekoĺahin sampai bergelar S1 Tehnik Informatika.
Apakah patut membangkang?
Ia menyadari dan harus membalas budi. Walaupun ia kini yatim piatu di Bali, ia berusaha belajar dan menerima beban berat dari keluarga besar.
Disaat terpuruk dan menjadi cemohan keluarga papanya, ada seorang pemuda mengulurkan tangan, membantunya dan menjeratnya kedalam surga dan neraka dunia.
Hallo guys, happy reading.
*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIGANGGU S3T4N
Malam semakin larut, arumi dari tadi tidak bisa tidur, ia selalu terngiang oleh ucapan tuan Wijaya yang melarangnya menikah dengan sembarang orang, karena sudah punya jodoh.
Menurut tuan Wijaya wajib menikah dengan jodoh yang telah ditentukan, dan semua keturunan Razade harus menurut.
Tadinya ia merasa senang saat tuan Wijaya mengatakan mau menjadi pengganti mama Sonya, tapi saat tuan Wijaya kekeh pada prinsip perjodohan, Arumi langsung down.
Rasanya ingin balik ke Los Angeles, walau hidup tidak berglamour harta dan kerja keras, tapi disana tenang. Tidak ada yang julid atau menindasnya seperti dayan Kole.
Ahhh...
Arumi berusaha memejamkan matanya, tapi tidak bisa tidur. Sudah jam dua belas malam matanya tidak bisa terpejam. Dia turun dari ranjang dan keluar kamar.
Sepi, sunyi, gelap. Hanya ada beberapa lampu yang menerangi lobby dan koridor.
Ia bingung mau duduk di lobby atau ke taman mencari angin malam. Saat dia melewati tangga ia kaget melihat Loly duduk di anak tangga.
Ntah kenapa bulu kuduknya berdiri saat melihat wanita itu.
"Loly kamu belum tìdur? Ini sudah tengah malam. Istirahatlah nanti kamu sakit." sapa Arumi
"Tidak bisa tidur, cuaca panas. Aku tiap malam sengaja menunggumu disini." sahut Loly datar. Ia lalu berdiri.
"Yaelahh..untuk apa, aku selalu ada kalau siang hari, makanya jangan di dapur terus, keluar cari aku di kamar."
"Siang aku sibuk, kalau malam baru bisa." ucap Loly lirih.
Karena gelap ia tidak bisa melihat wajah Loly dengan jelas. Tapi ia yakin Loly pasti lelah, letih, lesu, karena selalu sibuk di dapur.
"Di dapur pasti sibuk, karyawan bibi yang mengurus perusahan banyak juga ya."
"Ada lima puluh orang mengurus semua sembako, untuk supplier ke hotel-hotel. selebihnya mengemas barang yang lain."
"Aku mending kerja di rumah, daripada kerja hotel. Malas ketemu Dayan Kole."
"Nona tidak boleh patah semangat, harus terus ke hotel, karena hotel itu punya nona, bukan punya yang lain."
"Sepertinya om Yoga dan tante Ida benci padaku, padahal aku berusaha berbuat baik dan bekerja dengan benar."
"Itu namanya cobaan, sabar sajalah. Hidup itu harus dijalani seperti air yang mengalir."
"Aku berusaha sabar dan bertahan, jika aku tidak sanggup, aku mau balik ke Los Angeles."
"Bertahanlah disini, suatu hari nanti, nona pasti menemukan kebahagian."
"Kita ke rooftop, aku ingin melihat langit, ingin tahu perbedaan nyepi dan hari biasa."
"Mari aku antar, jangan lama-lama."
Akhirnya mereka naik ke atas, biasanya lampu menyala di tangga, kenapa hari ini gelap? bathin Arumi. Tapi dia terus naik tanpa curiga.
"Sebenarnya ada lift kalau ingin cepat ke atas, tapi ditutup oleh nyonya Sonya."
"Kenapa ditutup?"
"Tidak tahu." jawab Loly pelan.
Arumi tidak begitu saja percaya, pasti ada sesuatu. Pikirnya.
"Akhirnya kita sampai di rooftop, andaikan hotel-hotel dan bar yang di depan sana tidak menyalakan lampu, pasti langit jelas terlihat." ucap Arumi sambil menarik nafas panjang.
"Walaupun masih banyak penerangan, tetap terlihat bintang dilangit. Pasti tidak sehindah kalau nyepi." ucap Loly.
"Dimana skring lampu, aku ingin disini terang benderang."
"Disini sengaja tidak diisi lampu supaya kita bisa memandang bintang."
"Ohh...ia benar, kalau gelap bintang jelas kelihatan." ucap Arumi menguap.
"Aku mengantuk, baru kita disini, rasanya belum ada lima belas menit."
"Aku antarkan turun, nona hanya boleh tidur dikamar saja."
"Kenapa tidak disini saja, aku ingin tidur sambil memandang langit."
"Tidak boleh nanti nonaÿ bisa sakit."
Dengan terpaksa Arumi bangun dari tempat duduknya. Ia berdiri meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.
"Loly kamu mencium bau bunga kenanga?" tanya Arumi mengendus bau aroma bunga kenanga.
"Makanya jangan keluar malam, karena bahayanya banyak." Loly mengalihkan pertanyaan.
"Tidak ada apa-apa, aku tidak percaya black magic atau kehidupan malam yang sesungguhnya."
"Tidak bòleh takabur, semua nyata adanya hanya nona belum peka. Apa nona tidak ingat diculik nenek Leak itu?"
"Loly jangan bikin takut, kalau ingat itu aku langsung merinding. Takut banget, seperti mimpi buruk."
"Makanya harus waspada, sembahyang yang rajin dan jangan keluyuran malam."
"Mari kita turun." kata Arumi.
Tiba-tiba Arumi dikagetkan oleh sebuah ledakan. Suaranya sangat dekat sekali dari tempatnya berdiri.
Anjing tiba-tiba melolong, membuat bulu kuduk Arumi berdiri. Ia berlari menuju pinggir tembok dan melongok kebawah. Arumi memperhatikan taman anggrek, mini zoo, kandang kuda, sampai Gazebo dan tempat bermain anak-anak.
Tubuh Arumi mendadak menggigil ketika melihat ke tempat bermain anak-anak, ada seorang nenek bermain ayunan sendirian, wajahnya tengadah ke atas melihat Arumi.
"Loly...dimana kau!" teriak Arumi takut.
Tidak ada jawaban, ia berlari menuruni tangga dan secepatnya menuju lantai dua. Ia heran kemana Loly menghilang.
Masih terdengar suara ketawa nenek itu membuat Arumi tambah takut.
Ia cepat mengunci pintu kamar, melompat ke tempat tidur. Arumi menutup seluruh tubuhnya.
"Ya Tuhan, jauhkan lah set4n-se4n itu dari penglihatanku."
Arumi terus berdoa, tiba-tiba ia kembali mendengar suara tertawa, suara itu seolah dekat sekali dengannya.
"Hahaha...hihihi....."
"S3t4n...!!" teriaknya tanpa sadar.
Ia membuka selimutnya dan menyalakan lampu kamar, serta mematikan lampu tidur. Matanya menelusuri kamar sepuluh kali sepuluh meter persegi itu dengan jantung berdebar kencang.
Perlahan ia turun dari ranjang, menuju sofa, sambil mulutnya komat-kamit merapal mantra. Tiba-tiba ia dikagetkan oleh televisi yang menyala.
"Br3ngs3kk!! teriaknya sambil memegang dadanya. Ia cepat mengambil remote dan mematikan televisi.
"F4ck y0v!! M4ti kauu..." umpatnya dengan dada dag-dig-dug.
Ia merasa sengaja diganggu oleh s3t4n, itu yang membuatnya menjadi kesal.
"Kau kira aku tidak tahu kau berada dimana...dasar s3t4n!!" pekiknya kesal.
"Kur4ng aj4r, beraninya kau ganggu aku."
Arumi terus marah-marah untuk menutupi rasa takutnya. Ia mengambil sebotol air mineral dari kulkas seraya membukanya.
"Berani kau ganggu lagi, air ini aku lempar ke tubuhmu!!" teriaknya sambil membuka tutup botol. Dan, pleettts....
Lampu tiba-tiba mati.
"TOLOONGGG...TOLOONGGG.."
Teriakannya seolah membelah angkasa saking kerasnya. Ia berlari menuju tempat tidur, menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia sangat kesel kepada semua pelayan yang tidak ada datang menengoknya padahal dia sudah berteriak kencang.
"Oh spoor, odpusti nam vso vulgarnost tega sweat in nadloge onostranstva in razoligi mi resnico velikega Korana in swetega preroka, ki bo prinizel ta sweat in nadloge onostranstva."
Dari balik selimut ia lalu merapal mantra berkali-kali.
"Ya Tuhan lindungilah hambaMu dari s3t4n. Berikanlah aku keberanian untuk melihat s3t4n."
Arumi terus merapal mantra sampai ia ketiduran.
*****
gak di sangka cerita uda habisssss
Sayang nya kenpa anaknya ikutan meninggal yaa
Oke Kak Ay, sukses selalu, ditunggu karyamu selanjutnya
Jangan bilang dayan tergoda dgn wanita cantik itu
ea jelas di dalam kamar trus.....
yukkkk arumi ke pantai pandawa biar gak uring-uringan lagi...... ✈️
nty arumi pasti datang dan kembali pulang
Smoga aj King gak ngeereog lagi, biarlah Arumi bahagia bersama suaminya. Tinggal bikin perhitungan dgn Vina nih. Masa orang jahat dibiarkan begitu saja