PARASIT

" Maafkan aku " Lirih Donna parau, Andara Pala melepaskan tangan Donna dengan lembut.

" Berhenti menyiksa dirimu sendiri " ucapnya.

Donna menggeleng cepat.

" Aku tidak bisa, Aku tidak bisa tanpa mu"

" Kau wanita kuat Donna, Aku yakin kamu pasti bisa. Buktinya kau bisa bertahan hidup di luar negeri dengan banyaknya persaingan "

" Itu bukan sebuah perbandingan antara pekerjaan dan perasaan " Bantah Donna.

" Seharusnya kamu tahu itu sejak kau menolak ku, Ayo kita sama-sama hidup bahagia dengan jalan kita masing-masing "

" Nggak !!"

Donna mencabut selang infus nya, kemudian beringsut bangun. Andara Pala terkesiap, tapi dia memilih menahan diri.

Donna langsung melingkarkan tangannya ke perut Andara Pala . Ia menenggelamkan wajahnya di sana.

" Aku sangat mencintaimu, Tidak mengapa jika aku harus menjadi simpanan mu. Asalkan kita tetap bersama selamanya " Rengek Donna pilu, dia tahu Andara Pala tidak akan Setega itu padanya jika sudah memohon seperti ini.

Dan itu benar, hati Andara Pala mulai tergugah. Namun dia akan menyakiti Celina , Dan jika harus berbohong ? Bisa bertahan sampai kapan ? Pasti ujung-ujungnya tetap akan menyakiti sang istri ?

Meskipun Andara Pala belum tahu bagaimana perasaan Celina ? Tapi bagaimana pun dia akan tetap tersakiti.

Andara Pala melerai pelukan Donna, ia meletakkan kedua tangan gadis itu di atas kedua pahanya sendiri.

" Aku sudah menikah Don, jadi semua harus aku pertimbangkan. Meskipun jujur hati ini masih ada rasa padamu, tapi sangat tidak adil jika aku harus menyakiti hati Celina "

Donna meraih tangan Andara Pala lalu ia cekal kuat-kuat.

" Kenapa kau harus perduli dengan nya ? Bukankah dia yang menjebak mu dalam pernikahan ini?"

Andara Pala menggeleng, ia kembali melepaskan tangan Donna.

" Pernikahan kami adalah kesepakatan berdua, dia tidak menjebak ku. Begitu pula sebaliknya "

Bola mata Donna berkaca-kaca, dia tidak bisa terima penolakan ini. Tidak bisa !

Tiba-tiba Dokter dan beberapa perawat masuk, keduanya langsung merubah situasi yang sedikit panas menjadi cair.

" Selamat sore Nona Donna "

Dokter menyalami Donna, Donna pun membalasnya. Mungkin saja Dokter itu adalah salah satu fans, itulah yang Donna pikirkan.

" Saya Dokter Ilham, saya termasuk fans berat anda " Sang Dokter memperkenalkan diri.

Ternyata benar kan...

" Sepertinya kalian berdua memang ditakdirkan bersama " Dokter Ilham melirik Andara Pala yang nampak kebingungan maksud dari perkataan nya.

" Nona Donna positif hamil "

Seketika itu juga, riak wajah kebingungan berubah serius.

" Apa maksud Dokter ?" Tanya Andara Pala .

Sedangkan Donna tersenyum lebar, sepertinya langit sedang mendukungnya.

" Aku hamil sayang " Donna memegang tangan Andara Pala guna meyakinkan. Namun Andara Pala menepis nya.

" Kau sudah gila Donna, kapan kita melakukannya ?"

" Malam itu, Malam itu kita benar-benar melakukan nya" Ucap Donna .

Andara Pala menggeleng cepat, ia melangkah mundur lalu berlari keluar ruangan. Teriakkan Donna yang memanggil tidak ia hiraukan. Andara Pala hanya ingin pergi menjauh dari sisi perempuan itu.

" Tidak !! Itu mustahil ! Baru beberapa hari, masa sudah langsung hamil ? Ini pasti cuma jebakan Donna agar aku menikahi nya. CK CK CK Donna.. Donna.. Kenapa semakin lama kau semakin menjijikkan ?"

Andara Pala berbicara sendiri ketika ia baru saja masuk ke dalam mobil.

" Tapi,,, Bagaimana dengan Celina ? Apa dia akan percaya jika aku bilang bahwa Donna berbohong ? Dan??? Jika Donna sampai buka mulut kepada publik, mereka pasti akan percaya kepada nya. Dan menilai ku sebagai seorang pecundang "

" Tidak !! Hal ini pasti akan berdampak kepada pasaran saham, meskipun aku bisa membuktikan jika kebenarannya dengan test DNA, Tapi itu butuh waktu sampai bayi itu lahir. Jika harus menunggu selama itu, Perusahaan akan benar-benar hancur "

AHHH!!!!

Andara Pala berteriak kesal !!!

>>>

Usai berziarah ke makam Ibunya, Celina meminta supir untuk mengantar nya ke Penthouse. Rasanya ia sangat merindukan tempat tinggal nya tersebut.

" Tapi Nyonya, Tuan Andara menyuruh saya untuk langsung membawa anda pulang " Bantah si supir.

" Aku ingin mengambil beberapa barang di rumah ku" Celina memberikan alasan lain, semoga kali ini supir itu menuruti keinginannya.

" Ummm Baiklah, tapi setelah mengambil barang itu kita langsung pulang " Akhirnya supir melunak. Celina setuju !

Setibanya di area parkir yang juga termasuk area parkir perusahaan nya, Celina turun. Dia menolak supir itu ikut, dengan alibi jika barang itu hanya sekotak perhiasan. Jadi Celina bisa membawanya sendiri.

Sekali lagi supir itu melunak, ia membiarkan Celina naik ke Penthouse milik nya yang berada di lantai paling atas.

Celina berendam di dalam bak mandi berisikan air hangat. Itu adalah salah satu caranya untuk menenangkan diri ketika menghadapi masalah yang sulit diatasi.

Sambil lalu mengenang masa-masa bahagia nya dulu ketika Ibunya masih hidup.

Di tempat lain, Andara Pala mencari keberadaan Celina di rumah. Tapi tidak ada, ia langsung mencari supir pribadi nya. Juga tidak ada.

Andara Pala langsung menghubungi nomor Celina. Tapi tidak dijawab, kemudian ia menghubungi supir nya.

" Hallo, Iya Tuan" Jawab supir dari seberang.

" Nyonya dimana ?"

" Ummm di.. Di Penthouse "

" Apa? Ngapain disitu? Cepat bawa Nyonya pulang !"

" I-iya Tuan"

Andara Pala memutuskan talian, ia semakin emosi saja.

Ambarita datang menghampiri, melihat riak wajah cucunya. Dia yakin pasti ada masalah.

" Andara "

Andara Pala menoleh, dia tersenyum menutupi kepanikannya.

" Kau kenapa ? Mana Celina ?"

" Celina ada di Penthouse Oma, sebentar lagi dia pulang "

Ambarita mengangguk mengerti, Andara Pala mencoba menghubungi kembali nomor telepon Celina . Tetap saja hasilnya nihil.

Andara Pala tidak bisa menunggu lagi, ia bergegas pergi untuk menjemput sang istri.

Celina hanyut dalam kenangan masa kecil sampai ia tertidur di dalam bak mandi. Tanpa ia sadari Andara Pala telah datang.

Pria itu menghela nafas lega karena istrinya tertidur pulas di bathtub. Ia membelai wajah Celina yang seperti bayi disaat tertidur pulas.

Dengan hati-hati Andara Pala mengangkat tubuh istri nya dengan gaya bridal style.

Celina terjaga, ia kaget dirinya sudah berada dalam pelukan suaminya.

Andara Pala tersenyum tipis, ia membawa Celina ke atas kasur lalu meletakkannya dengan hati-hati.

Celina reflek menutup dadanya yang tidak memakai apapun. Andara Pala mengambil handuk untuk istrinya, ia menyelimuti tubuh Celina dengan handuk.

Kemudian Andara Pala menghidupkan hair dryer, mengeringkan rambut Celina . Menyisir nya perlahan dan sangat lembut.

Celina tersipu malu, perlakuan Andara Pala membuat nya berbunga-bunga.

" Apa kau tidak mau tahu tadi aku pergi kemana ?" Tanya Andara Pala sembari terus mengeringkan rambut Celina .

Sang istri tidak menjawab, Apa yang harus dijawab ? Itulah monolog Celina .

" Aku ke rumah sakit, Donna dehidrasi dan pingsan " Untuk menjelaskan, Andara Pala tidak perlu menunggu Celina bertanya.

Celina tetap diam menunggu cerita Andara Pala berlanjut.