Abela Xaviera. Lahir sebagai anak bungsu perempuan satu-satunya membuat dirinya dimanja oleh keluarganya sendiri. Bahkan kedua kakak laki-laki nya begitu posesif padanya sampai ia tak memiliki celah untuk menjalin hubungan asmara dengan seorang laki-laki.
Hingga saat perayaan ulang tahunnya ke 22, keluarganya mengadakan acara sederhana di sebuah restoran mewah. Di sana dia bertemu seorang pelayan pria di restoran itu yang berhasil menarik perhatiannya, hingga membuat Abel jatuh hati detik itu juga. Dia juga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hati pria tersebut.
Siapakah pria yang berhasil menarik perhatian Abel? Akankah dia bisa mendapatkan hati pria pujaannya itu?
***
⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Sambil bersenandung ria, Abel melangkahkan kakinya dengan riang seperti anak kecil. Hari ini dia pulang jam 7 malam karena cafe lumayan ramai. Bukannya meminta untuk dijemput, Abel malah berjalan kaki. Hitung-hitung olahraga.
Dia juga telah membohongi daddy nya bahwa dia akan lembur sampai jam 9 malam. Abel seperti tidak merasa trauma dengan kejadian beberapa hari lalu saat dia dibegal.
Jalanan masih ramai, jadi Abel tidak merasa sendirian. Dia pun berbelok ke minimarket untuk membeli minuman.
Gadis itu mengambil 2 kotak susu rasa stroberi. Setelahnya dia menuju kasir untuk membayar.
Abel bukan tipe orang yang keluar malam tanpa alasan yang penting. Jika menurutnya penting, maka dia akan keluar malam itu juga, seperti saat mendatangi club malam sendirian hanya untuk mencari informasi tentang Victor.
Abel kembali berjalan menyusuri trotoar sambil menyedot susu kotaknya. Dia memperhatikan sekitar untuk mencari kedai makanan yang menurutnya enak.
Hingga tak lama kemudian Abel memutuskan membeli jajanan yang ada di pinggir jalan. Hampir semuanya dia beli karena tergoda.
"Astaga ini banyak sekali," gumam Abel sembari mengangkat empat kantong plastik yang berisi bermacam jajanan.
Dia kemudian melanjutkan langkahnya. Tapi, matanya menangkap sesuatu yang indah di depan sana. Abel menyipit untuk memastikan. Setelah yakin, dia pun berlari kecil menghampiri seseorang yang sudah menjadi targetnya.
"KAK VICTOR!" serunya kegirangan layaknya anak kecil.
Namun ekspresi Abel berubah menjadi khawatir saat melihat memar yang menghiasi wajah tampan kekasih khayalan nya itu.
"Loh, ini kenapa?" tanyanya lengkap dengan nada khawatir.
Abel baru menyadari pria itu tak sendiri. Di sampingnya ada seorang wanita yang begitu asing di mata Abel. Dan Abel baru sadar jika mereka ada di depan apotek. Artinya Victor baru saja membeli obat.
"Sudah diobati, kak?" tanya Abel mengabaikan wanita yang ada di samping Victor.
Victor berdehem. Dia pun pergi dari sana. Abel segera mengikuti pria itu.
"Kak Victor naik apa? Aku telpon Kak Zayn saja ya?" tawar Abel berusaha menolong Victor. Dia khawatir dengan keadaan pria itu yang tak memungkinkan untuk pulang sendiri.
"Lebih baik kau pulang saja. Victor pulang bersamaku," celetuk wanita yang tadi bersama Victor.
Abel melirik sinis. "Memangnya kau siapa?" tanyanya kesal.
"Aku? Tentu saja kekasih Victor!" jawab wanita itu dengan bangga. Panggil saja Mawar.
"Aku tidak percaya, wlee!" Abel menjulurkan lidahnya mengejek, dia pun kembali mengikuti langkah Victor.
"Kak? Pulang denganku saja ya? Dijamin aman sampai rumah loh!" bujuk Abel. Dia menarik ujung jaket yang Victor kenakan. Namun Victor menepisnya dengan kasar hingga membuat Abel terkejut.
"Berhenti mengikuti ku dan berhenti bersikap murahan, paham?" ucap Victor dengan pelan. Matanya menatap tajam Abel.
"A-aku hanya—"
"Pergi!" sentak Victor. Dia sedang dalam mood yang tak baik sekarang. Abel malah datang mengganggunya.
Bukannya segera pergi Abel malah tetap di sana.
"Tidak mau!" kata gadis itu. Dia menatap tajam wanita yang sedari tadi di dekat Victor, dia yakin wanita itu yang membuat mood Victor amburadul.
"Kau! Sana pergi!" Abel menunjuk Mawar.
Mawar mengerutkan keningnya tak suka. "Kau mengusirku? Kau tidak tau siapa aku? Hah?!" sentaknya.
"Tidak tau dan tak mau tau! Dasar pengganggu!" geram Abel.
Victor mengabaikan keduanya dan memilih pergi mencari taksi.
Melihat itu, Abel pun hendak menyusul, tapi Mawar menarik tangannya hingga kantong plastik yang berisi jajanan miliknya terjatuh.
"Kau!" seru Abel. "Dasar wanita siallan!" pekiknya.
"Kau yang wanita siallan!" seru Mawar ikut-ikutan.
Wajah keduanya tak ada ramah-ramah nya sama sekali.
Abel menarik tangannya yang di cengkram Mawar. Tapi wanita itu semakin mengeratkan nya hingga membuat Abel kesal. Dia pun meletakkan belanjaannya di bawah dan menarik rambut Mawar agar wanita itu berhenti bermain-main dengannya.
"Rasakan!" kesal Abel.
"Akkhhh! Lepaskan aku gadis jelek!" pekik Mawar. Dia ikut-ikutan menarik rambut Abel.
"Apa?! Gadis jelek?! Kau yang jelek!" pekik Abel pula. Aksi jambak jambakan semakin memanas, hingga kemudian Abel menginjak kaki Mawar membuat wanita itu refleks melepaskan jambakannya.
Abel segera berlari setelah mengambil jajanannya yang masih layak. Dia berlari mengejar Victor yang hendak memasuki mobil taksi.
"Kak Victor! Tunggu!" pekik Abel. Dia mempercepat larinya.
"Akkhh!" pekik Abel. Naasnya dia tersandung hingga terjatuh dengan keras. Semua makanan yang dia beli jatuh berhamburan.
Matanya seketika berkaca-kaca. Dia melihat mobil taksi itu sudah pergi.
Hatinya sakit karena Victor tak menoleh ke arahnya, padahal dia mati-matian mengejar pria itu. Terlebih sebelum itu Victor membentaknya dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.
Sambil terisak kecil, Abel menepi dan duduk di depan minimarket yang sudah tutup. Dia mengusap air matanya yang mengalir deras. Semua makanan yang ia beli sudah tak layak untuk dimakan.
"Kenapa Kak Victor jahat sekali?" isaknya.
"Daddy... Sakit..." adunya semakin terisak. Kedua lututnya berdarah parah sampai celananya robek, dia bahkan tak yakin besok bisa berjalan dengan normal.
Gadis itu menangis tanpa menghiraukan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan aneh.
Wajah Abel sangat berantakan, air matanya tak berhenti mengalir, rambutnya juga sangat berantakan karena dijambak Mawar, dan kini celananya robek beserta lututnya yang berdarah. Tak ada seorangpun yang menolongnya.
Abel berusaha berdiri meskipun kakinya sangat sakit. Berusaha tidak menangis, tapi air matanya semakin deras.
"Sakit..." Gadis kecil itu kembali terisak. Seakan putus asa karena tidak ada yang menolongnya sama sekali. Abel pun duduk lagi lantaran kakinya gemetar saking sakitnya.
"Dasar cengeng," celetuk seseorang.
Tangis Abel berhenti sejenak, dia menatap sepasang sepatu yang berdiri di hadapannya. Gadis itu pun mendongak untuk menatap si pemilik sepatu.
"Kak Victor..." Abel kembali menangis seolah mengadu pada pria di hadapannya ini.
Victor berjongkok di depan Abel, sejenak dia menatap wajah gadis itu yang terlihat kacau, lalu menatap lututnya yang berdarah.
Sedangkan Abel hanya menatap wajah tampan Victor dengan air mata yang mengalir, dia tak lagi terisak, tapi nafasnya masih sedikit tersengal.
Tanpa berkata, Victor mengeluarkan obat luka dari tasnya, dia mulai mengobati luka Abel dengan pelan. Sedangkan Abel hanya diam memperhatikan. Rasa sakit yang dia rasakan hilang seketika saat menatap wajah Victor.
Victor meniup luka itu sebagai sentuhan terakhir. Setelah itu dia menatap Abel yang sedari tadi menatapnya.
"Masih ingin menangis?" tanya Victor. Tentu saja dalam pertanyaannya terdapat ejekan. Tapi Abel tak menyadari hal itu, dia pun menggeleng.
Victor segera menggendong Abel ala bridal style masuk ke dalam mobil. Abel juga baru sadar ternyata ada mobil di depannya. Berarti Victor datang dengan mobil itu. Lalu siapa yang naik taksi tadi?
Kini kedua manusia itu sudah berada di dalam mobil yang melaju dengan pelan menuju kediaman Abel.
Victor dan Abel sama-sama diam. Abel masih meredakan tangisnya, sedangkan Victor memperhatikan gadis yang di sampingnya itu. Wajah kecil itu terlihat menggemaskan di matanya.
***
Jangan lupa pencet jempolnya yaa 🤗
BTW SEMANGAT KAK!
(aku tegang bacanya btw😭)
udh segitu aja penilaian dari aku😊🙏
FIKS KAK KAU HARUS LANJUT KARENA JIWA KEPOKU MERONTA-RONTA