Lingga terpaksa menjadi pasangan pengantin saat ia sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang di jadikan ruang make up pengantin.
Lalu bagaimana nasib Lingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Pagi ini, Diko dan Lingga tengah bersiap untuk pergi ke Belanda. Sejak malam, keduanya sudah membereskan pakaian dan perlengkapan pribadinya untu di bawa ke Belanda.
"Mas ... Kita berapa lama di sana?" tanya Lingga sambil menutup tas kecilnya dan di tumpuk di atas koper.
"Seminggu aja. Itu juga kalau misi yang di berikan Oma Anna terselesaikan, kalau tidak, ya liburan kita akan di tambah," ucap Diko tertawa terkekeh.
"Lhaa ... Nanti kerjaan Mas Diko gimana?" tanya Lingga penasaran. Secara Diko ada CEO di perusahaan milik Oma Anna.
"Sementara Oma Anna yang mau mengurus perusahaan. Biarakn saja, toh cuma seminggu," ucap Diko pelan.
Lingga hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Yuk ... Sudah siap kan? Nnati kita ketinggalan pesawat," ucap Diko pelan.
"Yuk," jawab Lingga singkat.
Diko dan Lingga menggeret dua koper dan emnenteng dua tas berukuran kecil. Keduanya turun dan berpamitan pada Oma Anna yang terlihat bahagia dan melebarkan senyumannya pada pasanagn pengantin baru yang akan berbulan madu.
Lingga memeluk Oma Anna dan mencium kedua pipi Oma Anna.
"Oma ... Lingga pergi dulu ya. Oma baik -baik di rumah, nanti kita video call ya," ucap Lingga pada Oma Anna.
"Iya sayang ... Kamu hati -hati ya. Jangan lupa bawa oleh -olehnya dua garis merah, itu harga mati buat Oma," pinta Oma Anna tegas.
Lingga menatap Oma Anna dengan sendu. Dalam waktu seminggu harus positif hamil. Hufttt ... itu bukan hal yang mudah.
"Oma ... Mana bias begitu. Sebisanya ya, Oma," pinta Lingga pada Oma Anna.
"Oma gak may tahu!! Pokoknya pulang harus ada kabar baik," ucap Oma Anna tegas.
"Sudah sayang. Gak perlu berdebat sama Oma. Kita lakukan saja yang terbaik siapa tahu memang rejeki kita. Yuk ahh ... Kita berangkat sekarang nanti kita terlambat," ucap Diko pada Lingga.
***
Beberapa jam di dalam pesawat dari Indonesia menuju Belanda. Akhirnya Diko dan Lingga sampai di sana dengan selamat. Sudah ada supir yang menjemput mereka dan membawa mereka ke Hotel yang sudah di pesan oleh Oma Anna.
"Sayang ... Bangun, Kita sudah sampai di Hotel. Yuk ... Bangun? Apa mau di gendong?" tanya Diko yang berusaha membangunkan Lingga dengan mengusap pipi gadis itu.
"Heummm ... Sudah sampai?" tanya Lingga sambil mengucek kedua matanya dan membuka pelan.
"Sudah. Lagi masuk hotel," ucap Diko pelan.
Keduanya sudah turun dan emnagmbil kunci kamar hotel yang etlah di pesan Oma Anna lalu naik ke lantai tujuh dan masuk ke kamar terbaik hotel tersebut. Viewnya dari lantai tujuh sangatlah sempurna. Kebetulan mereka sudah sampai di Hotel tepat jam tujuh malam waktu Belanda.
"Wahhh ... Cantik sekali," ucap Lingga saat memasuki kamar hotel yang cukup besar dan luas. Lingga langsung berlari ke arah kaca jendela besar dan begitu ebning. Menampilkan semua keindahan Kota Belanda dengan lampu kelap kelip yang begitu memanjakan kedua matanya.
Diko membawa masuk dua koper dan tas berukuraan kecil di atas koper lalu menutup dan mengunci kamar tersebut.
Diko menghampiri Lingga dan memeluk Lingga dari belakang. Kedua tanagn kekar itu sudah melingkar ke arah depan perut Lingga.
"Kamu suka?" tanya Diko pelan.
"Suka," jawab Lingga dengan senyum yang begitu lebar dan manis.
Diko mengecup pipi Lingga dan meletakkan dagunya di bahu Lingga dengan sangat manja.