>Alea, adalah wanita kuat yang beruntung mendapatkan sistem.Sifatnya yang dingin selalu membuat lawan bicara ketar-ketir,meskipun begitu Alea tetap memiliki hati nurani.<
Di sebuah mansion yang megah,terlihat seorang gadis yang menangis menjerit melihat semua anggota keluarganya bersimbah darah.
"Daddy,mommy...,abanggg..,kakek... Bangun...hiks..hikss...bangunn..,siapa yang bikin kaliann begini!!.."marah gadis itu sambil memangku kepala ibunya yang bersimbah darah.
"HAHAHAHAHA...HAHAHA..."seseorang tertawa jahat dari arah belakang."Hmm..sayangku alea..apakah kau tau..aku yang telah membunuh mereka semua HAHHAAHAH..."dia adalah tunangan dari Alea yang bernama Riko.
Alea yang mendengar itu dari mulut sang tunangan langsung dibuat tambah frustasi.
"Aaaaaaakkkkkhhhh...Riko apa yang sudah kau lakukan dengan keluargaku!!..aku tak akan memaafkan mu Aaaaaakkhhhhh...kenapa semua ini bisa terjadi..hiks..hiks Daddy..mommy.. Maafin Alea,ini semua salah Alea..Alea minta maaf bangun lah dad..mom
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flora#elyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Pulang!! ,,[ Pukul 01.00 malam ]
Hari Minggu yang cerah,
Dimana burung burung yang sedang bernyanyi di luar pesawat dengan merdunya. Alea, gadis itu tengah asik tertidur di dalam pesawat dengan antengnya.Tanpa menyadari pesawat sudah landing di bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Di samping, dimana Xavier berada. Ia tak tega membangunkan Alea.Tapi tanpa Xavier sadari Alea terbangun dengan menguap lebar.
"Sayang,, apa ini sudah sampai.Mengapa tak membangunkanku?" Alea.
"eh! Iya kita sudah sampai mari kita keluar bersama"
Dengan mesra Xavier mengulurkan tangannya, Alea langsung menerima uluran tangan Xavier dan bergandengan tangan selama perjalanan menuju mansion.
######
Di dalam mansion, Dexter asik dengan mainan Uno nya yang menjulang tinggi, dengan hati hati memindahkan posisi Uno yang menurutnya aman untuk disingkirkan.
Tap
Tap
Tap
Dexter mengalihkan pandangannya dari Uno ke arah asal suara langkah kaki.
"mommy! Dexter merindukanmu mommy;"
Dengan lari cepat, Dexter berlari ke arah Alea tanpa melihat Uno yang ia tabrak dan runtuh seketika.
"Mommy"
Dexter erat memeluk Alea, melimpahkan kerinduannya dan Alea juga membalas pelukannya.
"ekhem, Daddy di kacangin ceritanya?"
Terlihat ekspresi cemberut yang di tampilkan Xavier hanya untuk mereka seorang.
"Daddy sini! Dexter juga merindukanmu."
Dengan Langkah lebar Xavier mendekati Dexter dan mengangkatnya seperti pesawat terbang.
"Hahahahha. . lagi! Lagi Daddy!. .
Dan terus begitu.
* * * * * *
Di hari yang menjelang sore,
Saat ini semua keluarga Alea sudah mengetahui jika dirinya sudah kembali.Dan Alea menceritakan banyak hal yang ia lakukan di perusahaannya.
Setelah dirasa waktu makan malam sudah mendekat, Alea segera membantu mommy nya memasak di dapur dengan di bantu para maid, selama di dapur Alea terus bercerita mengenai rencananya akan mengajak keluarganya dan keluarga Xavier di Minggu depan yang akan mengunjungi beberapa perusahaannya di berbagai kota berbeda, sekaligus liburan sekeluarga.
dengan berjalan menyiapkan hidangan, Risa berkata."apa?! Kamu masih mempunyai beberapa perusahaan lainnya?"heboh Risa.
"iya mom"
Dengan membantu menyiapkan Alea berucap demikian.
Setelah hidangan lengkap semua keluarga yang ada seperti biasa, berkumpul dan menikmati hidangan sambil membahas rencana Alea tadi, dengan diselingi canda dan tawa.
######
Pukul 01.00
"AaaAaaa! Sakit, aku butuh obat! Aku butuh obat! Dokter brengsek mana obatnya! Mana obatnya!! Apa kau ingin membuatku mati? Aku tak ingin mati. . Cepat mana obatnya!!"
Di tempat mansion Riko berada,ia merasa sakit luar biasa yang sudah menjadi makanan sehari harinya selama 31 hari/1 bulan.Riko selalu berteriak seperti orang gila, setiap rasa sakit kembali terasa.
Walau begitu, dokter Akbar tidak punya resep obat yang ampuh untuk Riko, setiap kali memberi resep hasilnya tetap sama.Alea tentu tidak diam saja, ia malah sudah memainkan caturnya dari membuat perusahaan Riko yang tiba tiba terpaksa gulung tikar/ bangkrut,meneror Riko setiap kali ia sendirian,dan merusak mentalnya.
"Riko, kondisimu semakin memburuk. Aku sudah tidak tau harus berbuat apa? Mengapa rasanya ini seperti bukan penyakit medis? Melainkan seperti penyakit kiriman(santet)." lesuh dr. Akbar
Saat dr. Akbar akan pergi, Riko memegang lengannya dengan ketakutan.
"aku tak ingin ditinggal,, temani aku malam ini"pintanya merasakan bahaya yang mengancam jika ia tidur sendirian di kamar.
Dokter Akbar dengan terpaksa mengangguk menuruti Riko yang berubah penakut, namun dr. Akbar tak tahu sebab penyebabnya Riko menjadi penakut,,