My Dutch Lady

Demangan, Yogyakarta 1905

Chelsea menghadapi datangnya asap hitam itu bersama dengan Eyang Suryani dengan perasan kesal dan gemas. Siapa yang berani macam-macam dengan kakak dan kakak ipar?

"Beraninya kamu datang kemari !" tanya Eyang Suryani galak ke beberapa setan disana. "Siapa yang kirim kamu ?"

Chelsea menoleh ke arah rumah. Duh bagaimana cara memberitahukan mas Haryo? Hantu cilik itu langsung masuk ke dalam kamar Haryo dan melihat kakak iparnya bersiap untuk melaksanakan ibadah sholat Isya.

Syukurlah. Chelsea pun berbisik ke sisi telinga Haryo. "Jangan lupa ngaji mas ..." Terserah didengar atau tidak, yang penting aku sudah membisikkan sesuatu.

Haryo tertegun. "Ah iya. Aku lupa Al Qur'an..." Pria itu meletakkan Al Qur'an diatas kasur sebelah dirinya hendak melaksanakan ibadah sholat isya.

Chelsea mengucapkan syukur lalu berlalu dari kamar kakak iparnya dan kembali ke Eyang Suryani. "Eyang, kita harus pergi dari sini" bisik Chelsea dengan bahasa Belanda.

"Ono opo, Nik?" tanya Eyang Suryani.

"Mas Haryo mau mengaji ..."

Eyang Suryani menatap ke arah kamar Haryo dan tersenyum. "Yuk pergi." Kedua hantu itu pun menghilang dan asap hitam itu hendak menyerang Haryo tapi semuanya tidak bisa masuk rumah ketika pria itu membacakan ayat-ayat suci Al Quran dengan suaranya yang merdu.

Carlotta dan Mbok Darmi yang sedang memasak, merasa ayem mendengar Haryo mengaji. Gito yang sedang membawa kayu bakar pun tersenyum mendengar ndoronya melafalkan ayat-ayat suci Al Quran.

"Den Mas mengaji Al Baqarah ya?" tanya Gito.

"Iya. Sudah lama tidak mendengar ndoro bagus mengaji ... Biasanya Ndoro Tini atau Ndoro Wicak yang bergantian mengaji disini kalau liburan ke Jogja." Mbok Darmi menoleh ke Carlotta. "Kalau Ndoro Ayu, ibunya Ndoro Tini dan Ndoro Haryo, masih hidup, pasti suka dengan Ndoro Carlotta."

"Memang ibunya mas Haryo seperti apa mbok...?" tanya Carlotta.

"Cantik sekali ... Seperti indo tapi nggak. Asli wong Jowo ... " Mbok Darmi terdiam dan merasakan hawa tidak enak. "Gito, tolong kamu dengan Ndoro Carlotta disini ya."

"Ada apa mbok?" tanya Carlotta bingung namun Gito menahan Carlotta mengikuti mbok Mar.

"Mevrouw Carlotta disini saja.... Ada yang mau berbuat jahat..." jawab Gito yang tahu raut wajah Mbok Mar yang berubah waspada. Mbok Mar memang wong kejawen jadi merasa ada yang berbeda, membuatnya waspada.

"Berbuat jahat gimana Gito?" tanya Carlotta bingung. "Ada rampok? Maling?"

Gito menggelengkan kepalanya. "Lebih dari itu..."

Carlotta mengrenyitkan dahinya. Apaan sih? Kok lebih dari maling atau rampok?

***

"Ndoro Haryo, ngajinya diteruskan..." ucap Mbok Darmi.

"Ada apa Mbok?" tanya Haryo bingung.

"Tidak apa-apa tapi jangan berhenti. Selesai Al Baqarah, langsung ke Yassin dan baca al Fatihah, Al ikhlas, Al Falaq dan An Naas masing-masing tiga kali dan baca ayat kursi tiga kali" perintah Mbok Mar.

Haryo tidak berkata apa-apa tapi melakukan apa yang diminta mbok Mar. Wanita paruh baya itu menahan pintu rumah yang tertutup dengan membaca doa yang sama dengan Haryo.

"Pergilah! Kembali ke tuanmu ! Kamu tidak diterima disini !" ucap Mbok Darmi. "PERGI !"

Carlotta merasakan merinding luar biasa saat mendengar suara Mbok Darmi. "Apakah semacam Voodoo?" tanyanya ke Gito.

Gito hanya tersenyum smirk.

Ya Tuhan. Apalagi ini? - batin Carlotta.

***

Haryo melihat ke arah Mbok Darmi yang tampak lelah usai mengusir tamu tidak diundang.

"Siapa mbok?" tanya Haryo. "Dari mana kira-kira?"

"Tidak tahu, ndoro tapi aku rasa orang - orang yang tidak suka dengan pernikahan Ndoro Haryo dan Ndoro Carlotta."

Haryo mengeraskan rahangnya. Kurang ajar ! Pria itu langsung bangun dan menghampiri istrinya yang berada di dapur bersama Gito yang tampak berdzikir. Haryo melihat Carlotta tampak bingung dan pria itu langsung memeluk istrinya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Haryo.

"Memang di tanah Jawa ada Voodoo?" balas Carlotta membuat ketiga orang disana melongo.

"Voodoo?"

"Lho bukannya ada yang kirim ilmu hitam jadinya Voodoo kan?" Mata hijau Carlotta menatap Haryo dengan wajah serius.

"Anggap saja begitu ..." senyum Haryo.

***

"Kira-kira siapa ya Ndoro?" tanya Mbok Darmi.

"Ya ... Yang paling benci adalah bapakku karena aku mempermalukan dia di depan keluarga besar... Itu paling masuk akal tapi bisa jadi orang lain juga ..." jawab Haryo.

"Kok jahat sekali sih mas?" ucap Carlotta.

"Namanya orang tidak suka, sakit hati, jadi dukun bertindak" jawab Haryo.

"Mas Haryo, boleh mbok Darmi kasih saran. Sebaiknya jangan melakukannya sekarang..."

"Iya tetap tidak bisa mbok. Soalnya aku lagi periodenya..." senyum Carlotta cuek membuat Haryo tersedak.

"Astaghfirullah... Istriku yang tercinta. Bisa tidak omongannya disaring?" tegur Haryo ke Carlotta yang hanya mengerling usil.

"Nggak ... Aku tidak bawa saringan ..." cengir Carlotta.

Gito dan mbok Darmi hanya pura-pura tidak mendengar ucapan pasangan suami istri yang Absurd itu.

***

Haryo dan Carlotta berbaring di peraduan bersama sambil menatap langit-langit kamar pengantin mereka.

"Maaf ya sayang, harus melihat hal-hal horor ..." ucap Haryo. "Jujur aku tidak menyangka akan mendapatkan hal-hal musyrik dan mistis seperti ini..."

"Di Eropa juga ada tapi kami tidak mempercayai akan hal itu. Mungkin karena di tanah Jawa yang masih kejawen jadi hal-hal seperti ini masih banyak..." balas Carlotta. Gadis itu lalu memiringkan tubuhnya menghadap suaminya. "Bagaimana jika kita mengembalikan pada yang mengirim?"

"Sayang, untuk mengembalikan hal-hal seperti itu, juga harus ke dukun dan aku tidak mau musyrik. Yang bisa kita lakukan adalah memperkuat iman kita. Aku dengan keyakinan aku, begitu juga dengan kamu..." jawab Haryo lembut.

"Habis mereka kan jahat banget sama kita, padahal kita kan tidak salah apa-apa."

Haryo menatap wajah manyun Carlotta. "Kita sekarang, fokus pada diri kita sendiri Carlotta. Ingat, kita akan ke Den Haag dan tidak mungkin kita disana aman sentosa. Kan nggak mungkin nyebrang samudra ... Paspor juga tidak punya ..."

Carlotta terbahak. "Ada ya paspor buat setan?"

"Mbok menowo... Duh Carlotta... kenapa virus Absurd kamu menular sih?" Haryo menatap gemas ke istrinya.

"Virus itu gampang menular, sayang ..." senyum Carlotta sambil memegang pipi Haryo.

"Aku sangat mencintaimu, Carlotta..." ucap Haryo.

"Aku juga mas Haryo..." jawab Carlotta.

Haryo pun mencium bibir Carlotta lembut.

***

Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️