NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:227.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Tingkah

Waktu berjalan dengan cepat. Tanpa terasa, seminggu hampir berlalu dan besok adalah hari keberangkatan Luna bersama karyawan lainnya untuk melalukan tour mereka. Luna sangat bahagia. Gadis itu mengemas beberapa pakaiannya untuk dia bawa.

Senyum tak pernah luntur saat dia membayangkan seseru apa nanti ketika mereka berkumpul bersama, tanpa harus memikirkan pekerjaan mereka. Luna bahkan tidak sadar, jika Danzel sejak tadi tidak sedikit pun beranjak dari kamar. Biasanya di jam seperti itu, Danzel sudah berada di ruang kerjanya. Tapi, malam ini laki-laki itu betah di kamar.

Danzel duduk di sofa sambil memegang Tabletnya. Namun fokusnya bukan pada benda tersebut. Dia terus-terus saja menatap wajah Luna yang terlihat bahagia.

Apa dia sebahagia itu melakukan tour? Dia bahkan terus tersenyum sejak tadi. Batin Danzel.

Tapi, karyawan-karyawan perusahaanku juga ada yang seperti Luna ketika diadakan tour. Sangat terlihat beban pikiran mereka berkurang. Lanjut Danzel dalam hati.

"Haah... Akhirnya selesai juga. Aku harus segera— Danzel?"

Danzel yang sudah kembali berpura-pura tak melihat Luna pun menoleh ke arah gadis itu. "Apa?"

"Kau, sejak kapan disini? Bukankah kau ke ruang kerjamu? Aku tak melihat kau membuka pintu dan masuk."

"Apa kau melihatku keluar?" tanya balik Danzel dan Luna menggeleng ragu. "Aku tidak kemana-mana sejak tadi," lanjutnya, kemudian fokus kembali ke Tabletnya.

Luna berjalan mendekati Danzel dan berdiri di sebelah Danzel. Bisa ia lihat apa yang sedang Danzel lakukan dengan Tablet yang dipegangnya.

"Mau ku buatkan jus?" tawar Luna.

"Aku suka kopi."

"Ck. Sudah ku bilang, terlalu banyak minum kopi itu tidak baik."

"Aku hampir setiap hari minum jus sayur sesuai paksaanmu dan permintaan kakek. Sekarang aku tidak mau minum jus. Aku hanya ingin minum kopi. Jika tidak mau membuatkannya, aku bisa membuatnya sendiri."

"Baiklah, baiklah. Aku akan membuatkannya," ucap Luna kemudian berjalan menuju pintu. Gadis itu keluar dari kamar dan langsung menuju dapur. Tak berapa lama, dia kembali dengan secangkir kopi untuk Danzel.

"Ini kopi untukmu," ucap Luna, sambil meletakkan secangkir kopi tersebut.

Luna menengakkan tubuhnya lalu berjalan mendekati Danzel. Dia menunduk, lalu mengecup pipi Danzel dengan tiba-tiba.

Cup.

"Selamat menikmati kopinya. Aku tidak bisa menemanimu bekerja. Aku harus cepat istirahat agar tidak terlambat bangun besok. Jangan tidur terlalu larut. Tubuhmu juga butuh istirahat," ucap Luna lembut. Semua kata-kata yang keluar benar-benar tulus dari hatinya. Dan itu bisa Danzel rasakan.

***

Setelah hampir satu jam Danzel memeriksa kembali dokumen yang dikirimkan, Danzel mematikan Tabletnya. Dia kemudian beranjak dari sofa dan langsung menaiki ranjang.

Dia berbaring di sebelah Luna dengan sebelah tangan sebagai penyangga kepalanya. Dia menatap lekat wajah Luna. Gadis yang awalnya tidak ia sukai, sekarang selalu membuatnya merasakan kehangatan dan kenyamanan. Gadis ceria yang selalu menemani hari-harinya.

Danzel tak sedikitpun melepas tatapannya. Hingga akhirnya, fokusnya tertuju pada bibir Luna. Tangannya terulur menyentuh bibir lembut itu. Danzel mengusap-usapnya menggunakan ibu jarinya. Ada keinginan untuk mengecup bibir lembut tersebut.

Dan tanpa dia ketahui, Luna sebenarnya belum tertidur. Gadis itu sulit untuk tidur sejak tadi. Dia hanya berusaha memejamkan matanya dan berharap bisa terlelap. Dan ketika merasakan Danzel menaiki ranjang, dia memutuskan untuk tidak membuka matanya dan berpura-pura tidur.

Tapi, dia malah mendapatkan perlakukan ini dari Danzel. Ibu jari Danzel yang mengusap bibirnya membuat jantungnya berdetak hebat. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya diam, dan berharap agar Danzel tak mendengar detak jantungnya.

Namun, tubuh Luna semakin menegang ketika merasakan hembusan nafas Danzel yang semakin dekat. Nafasnya tercekat. Dia sangat takut jika Danzel benar-benar mencium bibirnya. Danzel pria normal yang bisa melakukan sesuatu pada dirinya. Meskipun dia beberapa kali menggoda Danzel, tidak bisa dipungkiri jika dia terkadang takut Danzel terpancing dengan godaannya. Dia belum benar-benar siap melakukan hal yang jauh bersama Danzel. Dan detik berikutnya Luna memberanikan diri membuka matanya.

Deg!

Danzel maupun Luna sama-sama terdiam. Luna bisa melihat sedekat apa wajah Danzel sekarang dengan wajahnya. Sementara Danzel, dia juga terkejut dan salah tingkah.

"Hehe... Da-Danzel, apa yang kau lakukan?" tanya Luna sambil tersenyum canggung.

"A-aku tidak melakukan apapun," balas Danzel salah tingkah. Dia menjauhkan wajahnya dari wajah Luna dan kembali berbaring. "Tadi ada sesuatu di wajahmu. Aku hanya memastikan apa itu," ucap Danzel.

Luna hanya mengangguk mengiyakan. Dia tidak ingin memperpanjang masalah ini. Ini sangat membuatnya merasa canggung.

"Kau belum tidur?" tanya Danzel tiba-tiba.

Luna terdiam. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Mungkin hubungan mereka akan semakin canggung nanti.

"Aku sudah tidur. Tapi, aku merasakan ada sesuatu di bibirku. Jadi, aku terbangun," jawab Luna.

"Ya. Tadi ada sesuatu di bibirmu," ucap Danzel, membuat Luna menoleh menatapnya.

"Benarkah? Tadi kau bilang di wajahku. Kenapa sekarang di bibir?"

"I-itu, ada di wajah juga bibirmu."

Luna berdecak, lalu mengusap wajah hingga bibirnya, berpura-pura membersihkan wajah dan bibirnya sesuai dengan yang Danzel katakan.

Danzel hanya bisa menatapnya. Membiarkan Luna melakukan apapun yang dia inginkan. Setelah itu, dia mulai memejamkan matanya.

"Danzel? Kau tidur?"

"Ada apa?" balas Danzel tanpa membuka matanya.

"Aku belum mengantuk. Ayo, temani aku mengobrol."

"Tadi kau bilang kau harus tidur cepat," balas Danzel dengan suara rendahnya. Sebenarnya, dia juga ingin mengobrol dengan istrinya itu. Tapi, dia tidak tahu harus mengobrol tentang apa.

"Aku memang harus tidur cepat agar tidak terlambat bangun besok. Tapi, mataku tak bisa diajak kompromi. Aku tidak bisa tidur meski berusaha memejamkan mata."

Danzel terdiam, tak menanggapi lagi. Tapi, dia membuka matanya, menatap langit-langit kamar.

"Ayah dan Ibu katanya ingin menginap disini setelah aku pulang tour," ucap Luna, memulai pembicaraan.

"Boleh," jawab Danzel. "Berapa lama kalian tour?"

"Tiga hari," balas Luna.

Tiga hari? Kenapa lama sekali? Batin Danzel.

Luna dan Danzel sama-sama terdiam. Detik berikutnya, Luna bergeser mendekati Danzel dan memeluknya. Dia meletakkan kepalanya diatas dada Danzel yang sedang tidur telentang.

"Luna, kau—"

"Aku hanya ingin tidur memelukmu. Mulai besok hingga tiga hari ke depan, aku tidak bisa memelukmu. Biarkan aku seperti ini. Siapa tahu aku bisa cepat tidur jika memelukmu," ucap Luna.

Danzel tak berkomentar lagi. Dia membiarkan Luna membaringkan kepalanya di dadanya. Jantung Danzel berdetak cepat, membuat seulas senyum muncul di bibir Luna.

Suasana di kamar itu menjadi hening. Danzel terdiam dengan jantung yang berdetak cepat, sementara Luna tetap dalam posisinya, menikmati alunan detak jantung Danzel. Dan tanpa sadar, dia mulai memejamkan matanya dan mulai terlelap.

"Kau sudah cukup lama. Minggir lah, Luna! Aku ingin tidur dengan nyaman," ucap Danzel, namun tak mendapat balasan Luna.

"Luna! Apa kau mendengarku?"

"Jika kau tetap begini, aku bisa mendorongmu dengan kasar."

Ancaman Danzel tak berpengaruh apapun. Kening lelaki itu mengerut ketika tak mendapat balasan Luna. Dia merundukkan wajahnya dan mendapati Luna sudah terlelap.

Danzel menarik nafasnya. Sebelah tangannya terangkat mengusap lembut rambut Luna. Sementara sebelahnya lagi melingkar di pinggang Luna.

"Selamat tidur," ucapnya, kemudian memejamkan matanya, ikut tertidur.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!