Ketulusan Cinta Nabila

Rehan terdiam...

"Tapi Bos, ada yang lebih penting dari semua itu,,," Alex menjeda kalimatnya.

"Apa,,, katakan saja," titah Rehan tak sabar.

"Ada yang tidak senang dengan kehadiran Non Nabila sejak awal dia bekerja di sana, dan sepertinya orang itu sedang menyusun rencana jahat. Dan gue khawatir dengan keselamatan Non Nabila," Alex melaporkan apa yang dia ketahui dari security yang ditugaskan untuk mengawasi pergerakan Nabila.

"Suruh Pak Budi untuk waspada dan terus cari info tentang orang-orang itu, kalau perlu tambah orang untuk membantu Pak Budi, jangan sampai lengah,,, gue gak mau terjadi hal yang buruk pada Nabila," sambil mengetuk-ketukkan pena yang dipegangnya ke meja, "satu lagi Lex, lu cari tahu tentang tunangan Nabila," sekilas melihat kearah Alex dan segera mengalihkan pandangannya.

"Siap Bos,,," jawab Alex sambil senyum-senyum.

"Kenapa lu senyum-senyum gitu? Kesambet apaan lu?" tanya Rehan kesal melihat tingkah Alex yang mulai jahil.

"Hahaha,,, nggak apa-apa Rey, gue seneng aja liat lu sekarang, sepertinya ibukota harus bersiap untuk kebanjiran akibat mencairnya gunung es..." sambil terkekeh dan segera berlalu meninggalkan ruangan sang Bos untuk menghindari amukan atasannya itu.

Rehan menggerutu seorang diri, namun dalam hati dia mengiyakan ucapan Asisten Pribadi sekaligus sahabat yang aslinya jahil gak ketulungan itu.

"Lu benar Lex, hati gue udah gak beku lagi bahkan terasa hangat sekarang, dia istimewa, dia sangat tulus," lirih nya bergumam. "Gue berharap lebih kepadanya, bukan hanya untuk kebahagiaan Kevin tapi juga untuk diri gue sendiri," senyuman terbit di sudut bibirnya dan menambah aura kegantengan Bos muda itu.

"Bos,,, maaf ada yang kelupaan," Alex tiba-tiba nyelonong masuk dan menyadarkan Rehan dari lamunannya.

"Apaan sih kamu Lex, kayak jelangkung aja... datang tak diundang pergi harus di usir," gerutu Rehan pada sahabat terbaik nya itu.

"Hahaha... sejak kapan lu kenal sama yang namanya jelangkung Bos?" tanya Alex penasaran, sambil tersenyum menggoda atasannya. "Dan setahu gue, jelangkung itu perginya gak diusir Bos tapi dikasih angpow,,," Alex kembali terkekeh sambil memainkan matanya mengejek tuan mudanya yang sedang jatuh cinta.

"Sialan lu,,, beraninya mengolok-olok gue, dasar Asisten sableng," ketusnya sambil melempar pena kearah Asisten Pribadinya, namun dengan sigap Alex dapat menghindar.

"Nah kan, jadi merembet kemana-mana... dari jelangkung lanjut wiro sableng, dari kisah horor kemudian ke dunia persilatan. Habis ini apalagi bos?" masih dengan nada mengolok pada tuan mudanya. "Emang kalau cinta bisa mengalihkan dunia..." lanjutnya sambil tergelak. "Kenapa gak nulis novel online aja Bos, lumayan kan buat ngisi waktu daripada ngelamun gak jelas," lagi-lagi menggoda Rehan.

"Terus... terusin aja ngeledek nya," ucap Rehan frustasi.

"Sory,,, sory bro... gue becanda," sambil menangkup kedua tangannya di dada.

Suasana menjadi hening,,,

"'Tadi lu bilang ada yang ketinggalan,,, apaan?" tanya Rehan kemudian memecah keheningan, dan mengingatkan Asisten Pribadinya itu tentang tujuannya kembali lagi kedalam ruangannya.

"Minggu besok Non Nabila ulang tahun,,,"

"Lantas?" tanya Rehan sambil mengernyitkan keningnya.

Sejenak Alex terdiam, bingung mau bilang apa. Dan kemudian tersenyum sambil menggeleng-geleng kan kepalanya.

"Kenapa lagi Lex?" Rehan masih belum mengerti arah pemikiran sahabat sableng nya itu.

Alex terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal,,, "jujur gue bingung sama lu Rey, beneran lu gak paham maksud gue?" Alex bertanya dengan wajah serius.

"Ya beneran Lex,,, udah katakan saja, jangan main teka teki," titahnya memaksa.

"Kalau lu mau ngambil hati calon mommy nya Kevin itu, ya lu kudu kasih dia surprise di hari spesial nya Rey..." Alex memberi saran pada sahabatnya.

Rehan mengangguk tanda mengerti, "ya ya.. kamu benar Lex, terus dikasih apaan?" tanya Rehan antusias.

"Ya apa kek, pokoknya yang istimewa gitu..." Alex mengurut pelipisnya sambil berpikir.

Keduanya terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

*****

Hendra masih berkutat dengan buku-buku referensi penunjang skripsinya, dia terlihat sibuk dengan laptop nya.

"Brak,,,"

Saras tiba-tiba datang dengan wajah yang masam, dia membuang asal Buku-buku yang dibawanya di atas meja tempat Hendra mengerjakan skripsi, hingga membuat beberapa kertas yang tengah dipelajari Hendra berhamburan.

"Apa-apaan si Ras, kasar banget jadi cewek," protes Hendra dengan ulah Saras.

"Biarin,,," sambil mengerucutkan bibirnya.

"Huh,,," Hendra nampak menghembuskan nafas kuat-kuat, "sabar... sabar..." lirih nya dalam hati. "Duduk dulu Ras," sambil menepuk bangku kosong disebelahnya, mencoba untuk tetap bersikap tenang menghadapi sikap kekasih nya itu.

"Aku pengin makan bakso,,," pinta Saras dengan manja.

"Tunggu sebentar ya, aku selesaikan ini dulu... tinggal dikit lagi," ucap Hendra lembut, "sini duduk dulu," lanjutnya sambil menarik tangan Saras pelan.

Tak disangka Saras menghempaskan tangan Hendra, "gak mau... aku maunya makan bakso sekarang," rajuk nya manja. "Ini anak kita yang minta, kamu mau nanti dia ileran?" gerutunya beralasan.

Hendra terlihat menggeleng-geleng kan kepala, "mana ada bayi yang masih dalam perut pengin makan bakso?" gumamnya lirih.

"Oh, jadi kamu gak mau ngikutin kemauan anak kamu?" ketus Saras

"Bukan begitu maksudku honey,,," mulai dengan jurus merayunya, "kita akan makan tapi bentar lagi, ini tugasku lagi nanggung honey, please..." mencoba memberi pengertian.

"Baiklah,,, sepuluh menit," Saras mulai mengancam, "jika telat aku ngambek," sambil mengerucutkan bibirnya.

"Siap calon istriku,,," sambil melirik Saras dengan senyuman yang sulit diartikan. "Andai saja kamu sedang tidak mengandung anakku, gak sudi aku menuruti kemauan mu yang selalu menyusahkan. Kamu dan Nabila benar-benar bagai langit dan bumi,,," gerutunya dalam hati, "Bill bagaimana kabarmu sekarang? Aku rindu kamu... maafkan aku yang sampai hari ini belum bisa memberikan penjelasan apa-apa," lirih nya dalam hati.

__ Penyesalan memang selalu datang terlambat,,, berpikir dengan bijak adalah cara terbaik untuk setiap pengambilan keputusan dan tindakan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan __