Namanya adalah Haidee Tsabina, wanita cantik dengan hijabnya yang merupakan istri seorang Ibrahim Rubino Hebi. Kehidupan keluarga mereka sangat harmonis. Ditambah dengan seorang anak kecil buah cinta mereka yaitu Albarra Gavino Hebi
Tapi semua berubah karena sebuah kesalahpahaman dan egois yang tinggi. Rumah tangga yang tadinya harmonis berubah menjadi luka dan air mata.
Sanggupkah Haidee dan Ibra mempertahankan keluarga kecil mereka ditengah banyaknya rintangan dan ujian yang harus mereka hadapi? Atau mereka akan menyerah pada takdir dan saling melepaskan? Yuk baca kisahnya.
Follow Ig author @nonamarwa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Jangan lupa follow Instagram author @nonam_arwa
jangan lupa like dan komentarnya juga yaa
🌹HAPPY READING🌹
Mobil yang dikendarai Ibra sampai dikantornya. Ibra memang lebih suka menyetir mobil sendiri daripada menggunakan jasa sopir. Ia hanya menyediakan sopir untuk anak dan istrinya. Ibra hanya akan menggunakan sopir saat terdesak saja.
Kaki panjangnya melangkah dengan pasti memasuki kantor. Karyawan yang ada di kantor juga banyak yang mengagumi ketampanan wajah Ibra. Sikap cuek dan dingin nya tidak menghilangkan ketampanannya. Tidak hanya karyawan wanita, banyak diantara karyawan lelaki yang juga menyukai Ibra, sikapnya yang bijak dan cerdas membuat karyawan menghormatinya.
Ting, pintu Lift terbuka dan Ibra langsung berjalan menuju ruangannya. Saat sampai di depan ruangannya Ibra tidak melihat keberadaan Naina. Ibra hanya mengangkat bahu acuh. Mungkin sedang makan siang, pikir Ibra.
Ibra memasuki ruangannya dan dia langsung duduk di kursi kebesarannya. Tidak berselang lama Kevin datang dengan wajah kesalnya.
Ibra tergelak melihat wajah kusut Kevin, "Eh wajah Lo kenapa ?" tanya Ibra polos pura-pura tidak tau. Padahal dia tau Kevin kesal karena sifatnya.
Ibra berjalan mendekat kearah Ibra dan,
bugh, bugh, bugh, bugh, Kevin memukulkan file yang ada ditangannya ke lengan Ibra melampiaskan kekesalannya.
"Enak Lo yaa, mentang-mentang bos gue disuruh meeting sendirian. Emang dasar bangsat Lo," gerutu Kevin. Tangannya masih aktif memukuli lengan Ibra.
"Aw sakit anjir," ucap Ibra mengusap lengannya setelah Kevin selesai memukulnya.
"Makanya nikah sana, biar tahu gimana rasanya ***-***," ucap Ibra meledek Kevin.
"Kalau gue nikah, bisa-bisa istri gue cemburu sama Lo," jawab Kevin ketus. Ia mendudukkan dirinya di sofa ruangan Ibra dan menyenderkan tubuh melepas lelahnya.
"Astaga Vin, Lo suka sama gue ?" tanya Ibra lugu mendengar jawaban ambigu Kevin.
"Iya. Saking sukanya gue mau injek-injek Lo tau nggak. Seenaknya nyuruh gue meeting penting sendirian. Gue bangkrutin baru nyaho, Lo," jawab Kevin kesal.
"Hahaha, itu udah derita Lo. Lagian punya perusahaan sendiri bukannya bantu orang tua malah bantuin orang lain Lo," jawab Ibra.
"Gue rasa Lo belum pikun buat inget siapa yang nyuruh gue jadi asisten Lo," jawab Kevin sinis menyindir Ibra.
"Hahaha, iya iya minta maaf gue. Oiya gimana hasil meeting nya?" tanya Ibra. Ibra menyusul Kevin duduk di sofa. Ibra mendaratkan tubuhnya di sofa seberang Kevin.
Kevin menepuk dada sombong menjawab pertanyaan Ibra, "Ga ada yang gagal ditangan Kevin," jawab Kevin. Ibra hanya tersenyum geleng kepala melihat sahabatnya ini.
"Agam gimana ? udah Lo suruh kesini ?" tanya Ibra agak serius kepada Kevin.
"Udah katanya dia udah mau OTW," jawab Kevin.
Mereka berdua sama-sama diam. Saat teringat sesuatu Kevin mulai kembali bertanya pada Ibra, "Lo beneran lepas rindu sampai 15 ronde sama Dee ?" tanya Kevin dengan wajah sok seriusnya.
"Maksud lo ?"
"Ck, jangan pura-pura polos Lo."
"Kayaknya ia deh. Gue coba di setiap sudut dengan gaya yang beda-beda."
"Wah bener-bener maniak Lo ya, anjir. Nggak kebayang gue ekspresi Dee," jawab Kevin dengan gaya berpikirnya.
"Jangan lo bayangin ogeb," ucap Ibra melempar kotak tisu yang ada depannya.
"Enak nggak Ib ?" tanya Kevin lagi.
"Ya enak lah," jawab seseorang dari depan pintu. Ibra dan Kevin menoleh dan melihat Agam yang gagah dengan pakaian casual nya. Kali ini Agam datang tidak memakai seragam polisi karena tidak mau jadi pusat perhatian di kantor Ibra.
Ibra dan Kevin menoleh, mereka bertiga bersalaman ala pria dengan mangadu kepalan tangannya. Setelah itu mereka kembali duduk.
"Tau darimana Lo enak ?" tanya Kevin yang masih saja penasaran.
"Kalau nggak enak nggak mungkin Ibra ngulang sampai 15 kali oon," jawab Agam.
"Gue kira Lo udah pernah rasain. Atau jangan-jangan Lo udah pernah ya ?" tanya Kevin memicingkan matanya curiga kearah Agam.
"Gue masih perjaka ya. Paling liat video doang," jawab Kevin santai.
"Dasar sahabat, dua-duanya gila," umpat Kevin yang mengundang gelak tawa Ibra dan Agam.
"Gue belum ngapa-ngapain. Luka ditubuh di masih ada yang basah dan berair," jawab Ibra serius dengan nad sendu mengingat luka Dee.
"Serius Lo ?" tanya Agam dan Kevin serentak karena terkejut mendengar ucapan Ibra.
Ibra mengangguk menjawab pertanyaan mereka.
"Kepalanya juga botak," kali ini Agam menambahkan. Kevin semakin menganga terkejut. Mulutnya bisa saja jatuh jika tidak terhubung langsung dengan pipinya.
"Lo tau ?" tanya Ibra heran. Ibra sengaja tidak mengatakan kalau saat ini kepala Dee dalam keadaan tidak ada rambut, karena ia tidak ingin istrinya merasa malu dan minder nantinya. Tapi ternyata Agam sudah tahu lebih dulu daripada dirinya. Benar-benar suami yang gagal, pikirnya.
"Naura yang bilang sama gue. Gue sengaja buat nggak bilang itu sama Lo. Gue mau Lo tau dengan sendirinya. Biar Lo bisa rasain langsung gimana kagetnya," jawab Agam sedikit menyindir Ibra yang dulu tak mau tahu dengan Dee selama dipenjara. Itu juga yang menjadi alasan Agam untuk tidak langsung memberitahukannya kepada Ibra.
"Astaga, gue nggak tau lagi terbuat dari apa hati istri Lo Ib, bener-bener salut gue, kuat banget. Gue berharap masih ada satu yang kayak Dee di dunia ini buat gue," ucap Kevin menghayal lucu.
"Dua, buat gue juga," Agam ikut menimpali candaan Kevin.
"Berani deketin Dee, urusan Lo sama gue," jawab Ibra memandang tajam Agam dan Kevin.
Agam dan Kevin tergelak mendengar ancaman Ibra, tidak takut sama sekali, "becanda elah, serius bener pak bosnya," celetuk Kevin menggoda Ibra. Agam hanya tertawa melihat tingkah sahabat-sahabatnya ini.
"Jadi sekarang rencana Lo gimana Ib ?" tanya Agam memulai pembicaraan serius yang menjadi tujuan mereka sedari tadi.
"Gue mau kita selidiki kasus penganiayaan Dee dan Diana. Dan juga gue mau tau penyebab sikap Al yang berubah setelah Dee pulang dari penjara. Dulu dia selalu menanyakan Dee sama gue setiap saat, tapi sekarang sikapnya berubah. Al menghindar karena takut dengan Dee. Entah kenapa hati kecil gue bilang semua kasus ini berhubungan," jawab Ibra. Kevin dan Agam mendengar serius setiap ucapan Ibra.
"Dan gue juga nggak mau libatin polisi. Terlalu bahaya melibatkan polisi, kita nggak pernah tau keadaan sekitar kita. Kita akan gunain jabatan Lo hanya saat terdesak saja Gam," jelas Ibra kembali.
"Gue setuju," jawab Agam mengangguk.
"Gue setuju 2," jawab Kevin meniru ucapan Agam.
Sedangkan di sebuah kamar, seorang gadis sedang menggila menghancurkan semua barang yang ada di dekatnya.
"Lo hanya milik gue. Gue nggak akan buat Lo lepas dari genggaman gue setelah apa yang udah gue lakuin buat dapatin Lo," ucap gadis tersebut memandangi sebuah foto yang ada di dinding kamarnya.
......................
Hai Teman-Teman, Terimakasi sudah mampir dan menyaksikan bagaimana kisah Ibra, Dee dan juga Al ,,,
Jangan lupa like sama komentarnya yaa teman-teman agar novel ini tambah seru lagi,,,
Jangan lupa follow Instagram author @nonam_arwa untuk melihat ucapan ucapan mutiara author yaa.....
tapi seruuu puas bgt bacanya
terimakasih thooor
semoga karya mu selalu d gemari
berbahagialah dee
paling buat berobat Jaka 15rb tuuh beli betadine