Briyan seorang pemuda tampan berumur 27 tahun, dia hanya hidup bersama ibunya, dia belum pernah sama sekali bertemu dengan Ayah kandungnya, Ibunya Saraswati selalu menyembunyikan tentang siapa ayah kandung Briyan sebenarnya
Sampai suatu hari Briyan bertemu dengan Liliana dia adalah anak angkat dari seorang laki-laki kaya raya. Hubungan Briyan dan juga Liliana tidaklah mudah, kakak dari Liliana mencoba menghancurkan hubungan Liliana dengan kekasihnya, belum juga Adrian ayah angkat Liliana juga tidak menyetujui hubungan mereka.
Adrian belum mengetahui bahwa Briyan adalah anak kandungnya, dia menyuruh Liliana untuk mengakhiri hubungannya dengan Briyan karena menurutnya Briyan hanyalah pemuda miskin yang hanya menginginkan hartanya saja.
Hingga suatu hari, akhirnya Adrian mengetahui bahwa sebenarnya Briyan adalah anak kandungnya dengan Saraswati
Bagaimanakah kisah selanjutnya? Yuk kawal cerita ini sampai selesai😊
Jagan lupa tinggalkan jejak kalian ya readers........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 # Mendapat Titik Terang
Sementara itu dirumahnya Saraswati sedang berdiam diri didalam kamarnya, dia sedang merenung atas kecelakaan yang kemarin baru saja ia alami.
"Kenapa aku harus bertemu dengan istrimu mas, kenapa aku juga harus berurusan dengan keluargamu, setelah aku lihat dengan seksama wajah Lilian mirip sekali dengan istrimu, tidak akan aku ijinkan Briyan berhubungan dengan putrimu lagi." suara seraknya berbicara sendiri di dalam kamarnya.
Sebenarnya Saraswati sudah mengetahui siapa yang sudah menabraknya waktu itu, dia buru-buru mengajak Briyan untuk segera keluar dari Rumah Sakit hanya untuk menghindari keluarga Adrian.
Kedatangan Casandra kemarin pun sudah membuat Saraswati ingin segera menyudahi permasalahannya, seandainya masalahnya tidak selesai bisa dipastikan Adrian akan ikut campur dalam urusan istrinya, sedangkan dirinya sudah bertekat untuk tidak menampakkan diri lagi didepan Adrian.
Ditempat lain Adrian baru saja sampai disebuah Villa miliknya, dia pergi ketempat itu hanya untuk menenangkan diri, akhir-akhir ini masalah demi masalah silih berganti datang menghampirinya.
"Mau sampai kapan semua masalah ini selesai? aku sudah lelah menghadapinya." keluh Adrian saat dirinya memasuki Villa miliknya.
Disana sudah ada penjaga yang menjaga Villa miliknya, seorang laki-laki paruh baya segera membawa koper milik tuannya untuk segera ia bawa kekamar utama.
"Maaf tuan, ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya seorang laki-laki tua di hadapannya.
"Apa tempat ini masih sama seperti dulu waktu aku tinggal bersama Saraswati?" tanya Adrian sambil melihat lihat foto yang terpajang di dinding tembok Villa itu.
"Tempat ini masih sama tuan, seperti yang ada perintahkan pada saya untuk tidak merubah apapun posisi benda yang ada disini."
Villa itu adalah saksi bisu antara Adrian dan juga Saraswati, mereka pernah tinggal bersama hingga mereka melakukkan pernikahan secara agama di tempat itu.
Casandra istrinya saja tidak pernah tahu kalau Adrian memiliki sebuah Vila ditempat itu, Adrian sengaja merahasiakannya dari semuanya, kini setelah dua puluh sembilan tahun dia meninggalkan tempat itu kini dia mendatangi kembali tempat itu.
Villa itu masih terawat dengan baik, bahkan pak Sukarjo dulu masih terlihat muda sekarang sudah berumur masih setia menjaga tempat itu.
"Pak, apa Saraswati pernah datang ketempat ini?" tanya Adrian didepan pak Sukarjo.
"Pernah sekali tuan." Adrian langsung menoleh kearah pak Sukarjo.
"Kapan?" tanyanya kembali.
"Dulu saya masih ingat betul, waktu itu Nyonya Saraswati sedang dalam keadaan hamil besar Tuan, dia datang mencari keberadaan anda."
"Jadi Saraswati mencarikku?" sorot mata pak Adrian seolah tidak percaya dengan ucapan pak Sukarjo.
"Benar Tuan, Nyonya mencari anda, tapi setelah itu Nyonya tidak pernah datang kemari lagi."
"Kemana dia?" ada banyak penyesalan dalam diri Adrian setelah mengetahui bahwa Saraswati pernah mencarinya.
"Menurut cerita istri saya, Nyonya mengatakan akan pergi jauh dari kehidupan anda, apa saya boleh bertanya tuan?" sebuah anggukan dari Adrian mempersilahkan pak Sukarjo untuk bertanya.
"Kenapa anda tega meninggalkan Nyonya dalam keadaan hamil besar? apa anda tidak kasihan? saya saja tidak tega melihat Nyonya pergi meninggalkan Villa ini." pak Sukarjo lansung tertunduk.
"Aku memang sangat bersalah pak, aku hanya mementingkan kepentinganku sendiri, sekarang aku baru merasakan karma itu." nafas semakin tak beraturan saat tiba-tiba saja sesak didadanya mulai terasa saat Adrian kembali mengingat masa lalunya.
"Aku harus menebus semua kesalahanku, aku harus bisa menemukan Saraswati dan juga anak kandungku."
"Pak, apa bapak bisa membantukku?" tanya Adrian pada pak Sukarjo.
"Bisa tuan, apa yang harus saya lakukan?"
"Tolong cari keberadaan Saraswati, dia susah sekali aku cari, aku sudah mencarinya dimana mana tapi belum juga mendapat titik terang."
"Tapi tuan, bagaimana dengan Nyonya Casandra?" penjaga itu tau betul, kalau dulu tuannya pergi meninggalkan Nyonya Saraswati demi menikahi Nyonya Casandra.
"Kamu jalankan saja perintahku!."
"Baik." pak Sukarjo segera menemui istrinya yang sedang berada di dapur Villa itu.
"Bu, apa kamu masih tau keberadaan Nyonya Saraswati?" masih terdiam sambil berfikir istri pak Sukarjo mulai mengingat-ngingat kembali Nyonya pertamanya.
"Dulu sewaktu Ibu ketemu dengan Nyonya di pasar, beliau bilang, beliau tinggal disebuah panti asuhan pak, lagian buat apa menanyakan Nyonya pak?"
"Ini bu, Tuan Adrian menyuruhku mencari Nyonya kembali."
"Apa? setelah berpuluh tahun Tuan baru ingin mencari Nyonya?" suara istri pak Sukarjo sedikit meninggi, dia ikut kesal saat Tuan Adrian tiba-tiba saja meninggalkan Nyonya nya saat Nyonyanya itu hamil besar.
"Kecilkan suaramu bu, nanti Tuan mendengarnya."
"Aku ikut kesal pak, aku tau bagaimana Nyonya dulu, aku ini sama-sama perempuan aku tau bagaimana rasanya ditinggalkan saat hamil besar."
"Iya, bapak tau, tapi kita tidak usah ikut campur dengan urusan rumah tangga orang lain, apalagi rumah tangga majikan kita." suara pak Sukarjo terdengar berbisik.
"Ya sudah, bapak mau menemui tuan lagi."
Setelah mendapat informasi dari istrinya pak Sukarjo segera menemui kembali tuan besarnya, dia menceritakan informasi apa yang sudah ia dengar dari istrinya.
"Bekerja di panti asuhan?"
"Benar tuan, hanya itu petunjuk satu-satunya tuan."
"Dimana panti asuhan itu?" sedikit mengelus dada Adrian merasa bertambah bersalah, selama ini dia mengabaikan keberadaan Saraswati dan memilih membuka lembaran baru dengan Casandra, tapi nyatanya malah pilihannya salah.
Bahkan dirinya tega meninggalkan darah dagingnya sendiri demi menikahi Casandra, ditambah lagi setelah berpuluh tahun menikah dia tidak juga mendapat keturunan, ini seperti karma untuk dirinya.
Bersambung....