Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
"Terima kasih." Ifah tersenyum manis karena saat keluar gedung disambut sang calon suami dengan bunga ditangannya, bunga warna hijau kesukaan Ifah yang menyejukkan.
"Sama sama. Kesana yuk! Ayah dan ibu disana." ajaknya sambil menunjuk ke arah orang tua Saddam. Mereka berjalan beriringan menjadi pusat perhatian.
"Selamat kakak." ucap teman² kos Ifah.
"Makasih semua." semua mengucapkan selamat lalu foto bersama dan membawa bingkisan masing². Ifah sungguh terharu dibuat nya, karena juniornya sungguh antusias menyambut kelulusannya.
"Selamat Ifah." ucap ibu Setya menjabat tangannya lalu memeluknya sebentar karena bangga dengan calon menantu idamannya mendapat predikat luar biasa dengan nilai atau IPK 3.79.
"Selamat calon mantu." canda ayah Putra menjabat tangan Ifah yang dijawab dengan anggukan dan senyuman. "Bangga mantuku luar biasa naik panggung dapat piagam." imbuhnya sambil tersenyum. Mereka lalu menuju rumah makan untuk merayakan kelulusan Ifah.
"Kenapa gak diajak teman kosmu Fah?" tanya ibu Setya.
"Mereka banyak bu, gak muat mobil." jawab Ifah jujur. Kemudian mereka makan siang bersama lalu menuju rumah omnya Saddam yang punya sapi untuk dibeli.
"Kita akan ke rumah om, kamu gak apa apa kan?" tanya Saddam pelan tanda tak enak pada Ifah.
"Gak apa kok." ucap Ifah dengan senyumnya.
"Syukurlah." gumam Saddam pelan.
Sampai di tempat tujuan dengan selamat, disambut baik disediakan cemilan dan teh hangat.
"Kok repot repot tante!" ujar Saddam.
"Gak kok nak, ayo minum. Ini cemilannya hanya ada ini saja." ujarnya ramah lalu ngobrol ringan hingga menjelang sore mereka menuju kebun sapi dengan menyebrangi sungai langsung.
"Ya Allah... Semoga lancar." batin Ifah sambil melihat sungai yang mengalir didepannya karena mobil menyebrang dengan melintasi air sungai. "Alhamdulillah aman." imbuhnya dalam hati.
"Sudah komat kamit yank!" ledek Saddam pada Ifah.
"Deg degan tau!" ucap Ifah cemberut. Sampai di tempat tujuan ada beberapa sapi dipelihara dan diikat dibawah pohon.
"Foto yuk kak." ajak Novi yang dari tadi sibuk sendiri dengan ponselnya kini bersuara.
"Yuk." jawab Ifah semangat, lalu bergantian dengan Ibu Setya, Saddam dan juga Novi. Sedangkan ayah Putra sibuk bercerita dengan sepupunya untuk membahas sapi yang akan dibeli.
Kelar dengan urusan sapi mereka pulang sore hari, tidak lupa shalat dzuhur dan ashar ya karena singgah di masjid.
"Alhamdulillah bisa rebahan." batin Ifah lelah.
"Kak, masih ada daging ayam didapur. Tadi kami masak banyak kok!" ucap Suci masuk kamar Ifah untuk mengajak makan.
"Makan mi, itu buat kalian! Aku sudah makan, sudah kenyang." jawab Ifah yakin.
"Kami habis kan untuk makan malam ya kak?" tanya Suci.
"Iya." jawab Ifah singkat lalu Suci kembali ke kamarnya. Memang saat pagi sebelum ke kampus Ifah memberikan sedikit uang untuk acara makan² teman di kosnya.
Malamnya Ifah lelah jadi cepat tidur setelah Isya. Ponselnya dia silent untuk menjaga ketenangannya! Keesokan harinya Ifah dapat chat tak terduga.
"Fah, dimana?" Chat dari sang mantan.
"Waduh, tumben dia nge chat! Ada angin apa ya?" gumam Ifah pelan, mulai datang cobaan berat sebelum pernikahan.
"Di kos kak. Ada apa?" balas Ifah singkat.
"Ketemu yuk!?" ajaknya.
"Ha?" kaget Ifah. "Untuk apa kak?" balas Ifah lagi.
"Bantu Tesis ku dong!"
"Ok." balas Ifah singkat lalu bersiap untuk menunggu sang mantan yang minta dibantu Tesisnya. Nama mantan Ifah adalah Dirman Alfatih, mereka pacaran hampir dua tahun saat Ifah kuliah di S1.
"Tumben ngajak ketemu, kenapa Tesisnya?" tanya Ifah langsung pada intinya saat Dirman datang ke kosnya.
"Cuek banget Honey." ucap Dirman sambil tersenyum manis menggoda Ifah.
"Intinya saja kak, tidak usah basa basi." ucapnya cuek duduk disebrang supaya berjauhan dengan Dirman.
"Temani k ketemu pembimbing ku Honey, sama pembimbing ke dua ta. Na persulit ki bah." keluh Dirman.
"Kapan?"
"Sekarang boleh. Yuk." ajaknya.
"Dulu saja cuek, sekarang ada maunya baru deh sok manis." batin Ifah ngedumel. Lalu bersiap menemani sang mantan ke kampus bertemu pembimbingnya.
"Permisi, boleh masuk pak?" tanyanya.
"Masuh Fah, oh sama temannya ya?" tanyanya.
"Iya pak. Ini beliau mau bimbingan sama kita." ucap Ifah tersenyum ramah.
"Sini. Nanti saya periksa nah!" ucapnya. "Besok lah datang ambil." imbuhnya lalu mereka keluar menuju Kos Ifah.
"Jalan yuk!?" ajak Dirman saat mereka diperjalanan naik motor.
"Kemana?" tanya Ifah balik.
"Ke kota, menyusuri indahnya kota Palopo."
"Bosan." jawabnya ketus. Ifah berusaha menghindar, jangan sampai muncul benih cintanya kembali hahahaha.
"Ayo lah. Sekali kali saja." bujuknya. "Atau nanti malam ya!" ajaknya lagi menawar sambil mengedikkan matanya sebelah menggoda.
"Ya." jawab Ifah singkat lalu turun dari motor menuju kosnya tanpa pamit.
"Cuek amat dia sekarang!" batin Dirman yang masih terus memandang punggung Ifah sampai menghilang. "Huft apa masih ada harapan?" batinnya lagi.