Salah Benih

Gila! Ternyata pria yang kemungkinan menjadi ayah biologis anak dalam perutnya adalah bos Aries.Bagaimana bisa seperti ini? Batin Amrita tidak habis pikir, tapi tanpa sadar juga puas waktu melihat ekspresi terluka diwajah Aries saat itu.

Biarlah, kalau pria itu menyebut dia jahat atau sengaja ingin membalas semua yang dia lakukan padanya.

Amrita sudah tidak perduli lagi, tadi pagi mungkin dia masih berpikir untuk berusaha memberikan kesempatan kedua bagi Aries demi anak mereka. Tapi kalau sekarang anak yang dia kandung ternyata bukan anak Aries. Apalagi yang akan dia pertahankan dengan pria itu.Tidak ada! Karena sejak dia tau kalau Aries ternyata sudah berselingkuh darinya, dengan perempuan lain yang mungkin bukan hanya satu.Hubungan mereka sebenarnya sudah berakhir.

Itu bukan berarti dia berniat menjalin hubungan baru dengan Harsen Marlon, karena pria itu ayah biologis anaknya. Bukan sama sekali.

Dirinya tidak segila dan seputus asa itu saat ini.

Karena dibandingkan memikirkan mendekati pria baru dengan alasan anak yang dia kandung, Amrita saat ini lebih butuh menenangkan diri akibat semua kejadian yang terjadi dalam hidupnya.

Tapi sebelum itu, dia harus membereskan semua masalah yang terjadi didepan matanya ini, dengan dua pria tersebut.

Supaya dia bisa keluar dari ruangan dokter Raymond tanpa diberatkan oleh salah satu dari mereka.

" Mas Aries,apa Mas tadi dari rumah?" Tanya Amrita membuka pembicaraan dengan Aries, yang sejak masuk kedalam ruangan itu terlihat seperti orang terkena sengatan listrik bertegangan tinggi.

Tidak terlihat lagi sikap arogan dan sombong, pria yang saat ini masih berstatus sebagai suaminya itu.

" I..iya,benar Rit.Bagaimana kondisimu sekarang? Apa kata dokter Raymond?" Meski bertanya begitu,Aries tidak selangkah pun berjalan mendekati dirinya. Pria itu tetap berdiri ditengah ruangan, tempat dia sejak tadi berada.

" Sudah nggak papa sih Mas Sebenarnya sekarang aku sudah boleh pulang,tapi...Amrita sengaja menggantung ucapannya, sambil melirik kearah Harsen yang diam menatap kearah dia juga Aries.

" Kalau kamu sudah boleh pulang. Apa mau pulang sekarang?" Aries mengatakan itu tapi dia dan Amrita tau bahwa saat ini tempat pulang perempuan yang masih berstatus sebagai istrinya itu belum tentu rumah mereka saat ini.

Jadi, pertanyaan itu tadi sebenarnya ambigu dan dia menyuruh Amrita mengambil keputusan segera,ingin pulang kemana dia.

" Sebenarnya iya, tapi...."

" Dia akan pulang bersama ku, ke Mansion ku. Kami tadi sudah membicarakan ini sebelum kamu datang."

Sontak Aries dan Amrita menatap kearah Harsen. Pria itu kembali dibuat terkejut mendengar yang baru saja diucapkan oleh bos nya itu.Lalu menoleh kearah Amrita, untuk tau yang sebenarnya.

" Kita belum sepakat tuan Marlon!!" protes Amrita, tidak terima dengan keputusan sepihak yang katakan pria itu.

"Aku rasa tidak begitu nyonya Amrita,aku tadi sudah mengatakan semuanya.Apa kamu masih belum mengerti juga dan perlu aku ulangi lagi dihadapan suami mu ini,iya begitu agar semuanya lebih jelas!" Balas Harsen pada Amrita.

" Itu keinginan sepihak anda,bukan keinginan ku! Jadi jangan memutuskan semua anda!"

" Keputusan sepihak ku?! Aku melakukannya demi kebaikan kita semua. Bukan hanya aku, tapi juga kamu, dia dan anakku yang ada dalam kandunganmu itu. Jadi bisa bisanya kamu mengatakan kalau aku yang memintamu untuk tinggal di Masionku sampai melahirkan, sebagai keputusan sepihak saja!"

"Tentu saja itu sepihak! Karena aku belum bilang, iya pada anda.Tapi anda sudah memutuskan dengan dalih demi anak ini!"

Mereka berdua terus saja berdebat, dihadapan Aries, yang terlihat oleh pria itu seperti perdebatan suami istri.

Dengan Harsen Amrita sama sekali tidak terlihat menahan diri sama sekali,sisi yang belum pernah Aries lihat selama ini, tapi membuat dia semakin sadar kalau hubungannya dengan istrinya itu sudah berakhir.

Sedih,marah juga terluka, serta kecewa.Itu yang Aries rasakan saat ini, melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh Amrita serta Harsen dihadapan nya.

Disini bukan Harsen yang orang asing, melainkan dirinya.Apa karena Harsen adalah atasannya, lebih kaya dari dia. Karena itu Amrita segera membuang dia, pria yang sudah mau menikahinya dulu dengan menggunakan dalih anak yang ada dalam kandungannya saat ini. Atau jangan jangan dia memang sengaja menanam kan benih Harsen dalam rahimnya saat inseminasi kemarin, supaya bisa melakukan ini padanya?Pikir Aries mulai tidak percaya kalau semuanya ini tidak direncanakan sejak awal oleh Amrita.

Atau jangan jangan,selama ini sebenarnya Amrita sudah selingkuh dengan Harsen, bosnya itu, duga Aries.

 Meski Amrita tidak langsing seperti dulu lagi, istrinya itu punya wajah yang cantik dan Harsen yang sudah setahun kehilangan istrinya pasti cukup kesepian, hingga tidak peduli bagaimana penampilan Amrita,batin Aries semakin liar dugaannya pada Amrita dan Harsen karena sudah tertutup perasaan dikalahkan.

"Rit, sebenarnya aku ini masih suamimu atau bukan? Kenapa disini aku merasa tidak dianggap sama sekali?"

Amrita seketika menoleh menatap Aries dan terkejut mendengar yang diucapkan pria itu.

" Mas Aries,kenapa bicara begitu?! Kenapa Mas sekarang seperti sedang menyalahkan aku soal masalah ini?! Padahal disini aku korban! Tapi sedikitpun Mas tidak membela aku. Bahkan sejak tadi pagi, saat aku memergoki Mas dengan perempuan itu bergandengan di bandara, aku selalu disalahkan. Lalu sekarang saat Mas sebagai suamiku seharusnya memberi aku solusi mengenai masalah yang terjadi ini, tapi Mas malah lagi lagi bersikap sebaliknya. Aku benar benar kecewa dengan Mas!" Teriak Amrita, tanpa sadar mengeluarkan semua yang terpendam didalam hatinya pada Aries saat itu.

Tanpa perduli kalau semua yang dia katakan, juga didengar oleh Harsen yang merupakan bos suaminya.

" Soal perempuan itu bukankah aku sudah minta maaf Rit dan aku benar benar berniat berubah, karena kupikir kamu sedang hamil anakku. Meski ternyata...dia bukan anakku.Ini benar benar sangat menyakitkan bagiku Rit,lebih mengerikan dari perselingkuhan yang aku lakukan dibelakang mu selama ini. Karena kedepannya, meski anak itu sudah lahir. Aku pasti tetap merasa kalau dirimu itu bekas pria lain."

Amrita sampai ternganga, mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Aries padanya.

" Be..bekas Mas?! Apa kamu pikir aku ini barang? Keterlaluan sekali kamu Mas dan aku sudah tidak bisa lagi mentolerir dirimu, setelah mendengar bagaimana kamu menggambarkan aku sekarang ini. Aku benar benar sangat sangat kecewa dan juga menyesal sudah pernah menikahi denganmu, Mas. Karena aku yang korban, tapi aku yang disalahkan dan dianggap rendah oleh dirimu. Jadi...ayo kita bercerai! Talak aku sekarang juga! Karena...aku tidak sudi menjadi istrimu lagi Aries Baskoro!"