Cowok Dingin Itu Mantanku!

Kini Cakra tengah dalam perjalanan menuju Puncak Bogor, tempat diadakannya perkemahan mereka. Arshaka selaku ketua pelaksana, benar-benar bekerja ekstra selama seminggu untuk mempersiapkan semuanya. Dengan dibantu Satria dan seluruh pengurus OSIS, persiapan kegiatan perkemahan mereka rampung.

Siswa Cakra yang ikut hanyalah tingkat akhir saja. Karena setelah perkemahan ini, mereka akan disibukkan dengan segala ***** bengek persiapan ujian nasional dan lain-lain.

Mereka dibagi dalam beberapa bus, total ada 10 bus yang dipakai. Tiga bus untuk masing-masing jurusan.

Kini di bus kelas jomblo ceria sedang gaduh. Tentu saja kegaduhan mereka di komandani oleh Panji, ketua kelas gesrek.

"Hareudang Hareudang Hareudang." Raffa menyanyi dengan keras. Diikuti oleh duo gesrek lainnya, Panji dan Satria. Sedangkan Regan menjadi perkusi, mengubah gitar menjadi kendang.

"Panas panas panas. Syelalu syelalu, syelalu.Panasjeung hareudang."

"Digeboy, mang!" celetuk Panji. Mereka menyanyi dan tertawa seperti orang gila.

"Woy ganti dong lagunya sama BTS." seru Anna.

Raffa menghentikan nyanyiannya, lalu menoleh sinis, "Sorry. Hanya menerima request lagu dangdut." tolaknya.

"Sok iye lo." decih Anna. Raffa hanya mengendikkan bahu.

Setelah gaduh hingga setengah perjalanan, semua siswa jomblo ceria mulai kelelahan dan satu persatu tertidur.

"Akhirnya baterai mereka abis juga. Pengang kuping gue, ngedenger teriakan sana sini." ucap Keynna menghela nafas lega lalu merebahkan diri dan bersandar di kursinya. Ia tidak ikut dalam kegaduhan dan keributan yang diciptakan trio ubur-ubur dan teman-temannya.

Keynna tidak menyadari, ada sepasang mata yang terus memperhatikannya dari belakang.

***

Mereka kini sudah tiba di sebuah bumi perkemahan di Puncak. Buper yang mereka pakai, di samping kiri dikelilingi oleh hutan pinus, dan di samping kanan jalan setapak menuju kebun teh. Suhu terasa sejuk, bahkan Keynna sampai harus mengeratkan jaket dan kupluknya karena suhu dingin terus menusuk. Waktu saat ini menunjukkan pukul sebelas pagi.

Setelah turun dari bus, mereka berkumpul terlebih dahulu untuk mendengarkan pengarahan dari Arshaka.

"Selamat pagi." sapa Arshaka menggunakan toa. Ia terlihat sangat tampan hari ini meski dandanannya sederhana. Hanya jeans hitam, kaus putih oblong dan jaket bomber hitam, di puncak kepalanya, bertengger topi yang dia balik berwarna putih.

"Selamat pagi." sahut para siswa.

"Kita sampai di buper tempat kita berkemah nanti. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat lima menit. Saya akan memberi waktu sampai waktu dzuhur untuk mendirikan tenda dan beristirahat. Setelah itu kita menunaikan ibadah shalat bagi yang muslim. Paham?"

"Paham." koar para siswa. Lalu Arshaka membubarkan barisan.

Keynna, Anna, Lisa dan Nanda satu tenda. Mereka mulai bekerja sama mendirikan tenda. Namun karena belum pernah, mereka kesusahan.

"Ini gimana cara ngediriinnya sih?" keluh Lisa. Mereka sudah mencoba berkali-kali tapi tetap tidak bisa. Mereka mulai menyerah.

Keynna mengangguk, "Satu-satunya yang gue bisa cuma pasang hammock doang." timpal Keynna lesu.

Keynna terus membolak balik ujung tenda sambil memikirkan caranya. Lalu tendanya tiba-tiba ditarik dari belakang. Keynna menoleh, ternyata Alfaro.

"Saya bantu." ujar Alfaro sambil tersenyum. Keynna terpesona, ia merasa waktu berhenti berputar begitu melihat senyum Alfaro. Tanpa sadar Keynna ikut tersenyum-senyum sendiri.

Keynna tidak membalas namun malah senyum-senyum sendiri membuat kening Alfaro mengernyit, "Key?" tegur Alfaro sambil melambaikan tangannya di depan wajah Keynna.

Keynna tersentak dari dunia bawah sadarnya dan kembali ke dunia nyata. "Eh? Iya boleh. Makasih ya." ucap Keynna dengan sorot mata yang berbinar. Alfaro tersenyum mengangguk.

Di seberang mereka, Lisa, Anna dan Nanda hanya tersenyum tidak jelas. Mereka saling menabrakan bahu sambil menunjuk Alfaro dan Keynna.

"Heh, ngapain kalian? Bantuin buru." seru Keynna menoleh pada ketiga temannya yang malah cengengesan.

Akhirnya mereka berlima mulai bekerja sama mendirikan tenda. Mereka sangat terbantu dengan kehadiran Alfaro. Sepanjang mereka bekerja, Alfaro dan Keynna terus berbincang ringan. Topik apapun terasa sangat cocok bila mereka berdua yang membahasnya. Anna, Lisa dan Nanda bahkan menjadi kambing conge.

"Yeay, selesai!" seru Keynna senang.

Keynna menoleh pada Alfaro dan tersenyum senang, saat itu Alfaro merasa jantungnya melompat pada diagframa.

Lalu mereka berempat membawa tas mereka yang masih di bagasi bus. Ketika hendak mengangkat tas nya, Alfaro langsung mengambil alih. Keynna menoleh pada Alfaro. Mereka saling tatap selama beberapa saat.

Alfaro merasa jantungnya begitu berdebar. Hal yang tak pernah ia rasakan pada siapapun termasuk pada seorang gadis yang menjadi penyebab retaknya persahabatannya dengan Arshaka. Sedangkan Keynna, ia hanya merasa gugup ketika ia ditatap sedemikian intens oleh Alfaro. Mungkin ia juga merasa terpesona, namun tak ada getaran aneh yang seperti sering ia alami ketika berhadapan dengan Arshaka.

Dari kejauhan, Panji yang memegang dslr melihat kejadian itu dari jauh. Panji menggeleng tidak percaya lalu mengarahkan dslr nya pada Alfaro dan Keynna. Setelah melihat hasilnya, Panji berdecak puas.

"Gue rasa bakal ada perang dunia ketiga."