Dia Erland dan Erlita.. Mereka terlahir hanya berbeda beberapa menit saja. Si kembar dengan sikap dan sifat yang sangat berbeda. Jika bukan ada kemiripan di wajah mereka. Mungkin tidak akan ada yang menyangka jika mereka adalah saudar kembar.
Hingga suatu saat Erland dan Erlita harus bertemu dengan lawan jenis mereka yang tiba-tiba mengejar mereka dengan alasan cinta.
Mungkin Erland akan jatuh cinta lebih dulu dari Erlita? Atau bahkan sebaliknya.. Ikuti kisahnya hanya di Mengejar Cinta Si Kembar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Abaikan, Begitu Menyakitkan
Adriana keluar dari mini market tempatnya bekerja paruh waktu. Dia berjalan menuju jalan raya di depannya dan sedikit kaget saat melihat mobil yang terparkir di parkiran mini market dengan seseorang yang berada di dalamnya. Pintu jendela mobil yang terbuka membuat Adriana bisa melihat jelas si pengemudi mobil. Dengan lengan kemeja yang di gulung sampai ke siku, penampian Erland benar-benar membuat Adriana sedikit terpana.
Sial. Nyatanya aku masih saja terpikat oleh pesonanya. Dia benar-benar tampan. Tapi, kamu harus ingat Riana, jika dia tidak akan pernah melihatmu sebagai seorang wanita yang mencintainya.
Mengingat hal itu membuat Adriana sadar dari mimpi-mimpi yang selama ini tidak akan pernah terwujud, sepertinya. Dia berjalan dan melewati mobil itu seolah tidak mengenali seseorang yang berada di dalam mobil.
Hal itu membuat Erland tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak turun dan mengejar Adriana. Dia memegang lengan gadis itu agar berhenti melangkah. Adriana menoleh dan melirik tangan Erland yang memegang pergelangan tangannya. Tatapan Adriana membuat Erland gelagapan dan segera melepaskan cekalan tangannya di pergelangan tangan gadis itu.
"Maaf...." Erland terlihat tidak enak saat ketika dia memegang tangan Adriana tanpa meminta izin, apalagi saat dia melihat tatapan tidak suka dari gadis itu. "...Aku kesini untuk menjemputmu Ri, ayo biar aku antar pulang"
Adriana menatap Erland dengan tatapan yang datar. Kenapa? Kenapa baru sekarang Erland menunjukan sedikit perhatian padanya. Sementara saat Adriana begitu mengharapkan perhatian ini dari Erland, bahkan pria itu sama sekali tidak menganggap Adriana sebagai seorang wanita. Erland hanya menganggapnya tidak lebih dari seorang pembantu.
"Tidak perlu, aku mau pulang sendiri saja. Lagian setelah ini, aku harus bekerja lagi"
Ya, hari ini ada kerjaan tambahan di kedai ayam goreng. Memang tidak setiap hari Adriana bekerja disana, dalam seminggu mungkin hanya tiga harian saja. Karena memang ada pekerja lainnya juga disana.
"Tidak papa, biar aku antar saja kamu kesana"
"Tidak perlu, lagian aku sudah bukan pembantu Kakak lagi. Jadi Kakak juga tidak perlu mengkhawatirkan pembantu Kakak lagi"
Ada denyutan nyeri di dadanya saat mendapatkan penolakan dari Adriana dengan begitu jelas. Namun, Erland sadar jika Adriana juga merasakan hal yang mungkin lebih menyakitkan saat dirinya dulu juga menolaknya.
Adriana memberhentikan sebuah angkutan umum dan segera naik kesana. Dia tidak mau berurusan lagi dengan Erland. Karena bagaimana dia bisa melupakan pria itu dan perasaannya pada pria itu jika dirinya masih berada di dekat Eland.
Melihat kepergian Adriana, Erland hanya bisa diam. Berdiri mematung bagaikan orang bodoh yang menatap wanitanya pergi begitu saja.
Maafkan aku Ri.
Erland masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana. Sementara di dalam angkutan umum, Adriana terdiam dengan menatap keluar jendela. Tak terasa air matanya menetes begitu saja. Rasa sakit di hatinya masih belum reda. Cinta yang tulus namun tak terbalas. Benar-benar terasa begitu menyakitkan bagi Adriana.
...⭐⭐⭐⭐⭐⭐...
Entah ada angin apa malam ini Mami melihat putranya pulang ke rumah, setelah sekian lama dia tidak pulang ke rumah ini. Mami tentu menyambut putranya dengan pelukan hangat. Namun, perasaan seorang Ibu selalu peka. Mami merasa anaknya sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
"Tumben sekali kau pulang ke rumah ini?" Tanya Papi yang baru saja pulang bekerja. Merasa heran saat melihat anaknya pulang ke rumah, setelah sekian lama tidak pulang ke rumah ini.
"Pi, mau di siapin air untuk mandi dulu. Nanti saja ngobrolnya" kata Mami
"Iya Mi"
Erland menatap kedua orang tuanya yang selalu harmonis sampai saat ini. Entah apa yang membuat Erland berfikir jika dirinya juga ingin membina rumah tangga yanh harmonis bersama Adriana. Namun, hal itu sepertinya akan sulit terjadi saat sekarang Adriana sedang sangat kecewa dan marah padanya.
Malam ini, Mami merasa sangat senang melihat keluarganya yang kumpul bersama dengan lengkap. Kedua anak kembarnya yang dia lahirkan 23 tahun lalu, kini berada lagi di rumah ini dan berkumpul bersama.
"Mami senang sekali saat kita bisa kumpul bersama seperti ini. Oh ya, Land lusa Mami akan mengadakan acara anniversary pernikahan Mami dan Papi. Apa kalian mau mengundang beberapa teman kalian?"
Mendengar itu, Erlita langsung bersemangat. Pesta adalah hal yang dia sukai, karena disana dia bisa bebas memakai make up dan memakanan berbagai makanan.
"Aku mau undang beberapa temanku ya Mi"
"Boleh Sayang, kamu boleh undang teman-teman kamu..." Mami beralih menatap Erland. "...Kamu juga mau undang teman kamu Land?"
"Emm. Iya Mi, paling hanya Riki dan Beno"
Erlita langsung menatap saudara kembarnya dengan gemas dan kesal. Sudah seperti ini, apa Erland benar-benar telah berubah menjadi pria bodoh. Kenapa dia tidak memanfaatkan keadaan untuk mengundang Adriana. Gumamnya kesal.
"Emm. Sepertinya aku meminta tiga undangan saja Mi"
Erlita langsung tersenyum mendengar ucapan Erland barusan. Tentu dia tahu siapa yang ingin Erland undang. Jika bukan kedua sahabatnya, pasti satu lagi adalah Adriana.
Setelah berbincang-bincang ringan bersama keluarganya. Saat ini Erland sudah berada di dalam kamarnya. Berdiri di dekat jendela yang tirainya sengaja dia buka. Menatap langit malam yang terlihat gelap gulita tanpa cahaya bulan dan bintang di malam hari. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana panjang yang di pakainya.
"Ternyata di abaikan seperti ini sangat menyakitkan. Maafkan aku karena dulu juga sering mengabaikanmu. Tidak menyadari cinta tulusnya"
Penyesalan hanyalah tinggal penyesalan yang kini menyelimuti hatinya. Namun, apa yang bisa dia lakukan saat ini? Selain berusaha membuat Adriana memaafkannya dan kembali padanya. Meski Erland sadar jika semuanya tidak akan mudah, tapi dia akan selalu berusaha.
Erland masih berada dalam dunianya sendiri, ketika pintu kamar di ketuk dan langsung terbuka begitu saja. Erlita masuk dan duduk di atas sofa dekat jendela, menatap saudaranya yang berdiri menghadap jendela.
"Apa kau menyadari perasaanmu sekarang? Ck. Dasar bodoh!"
Erland diam, dia tidak mau membantah ucapan Erlita yang mengatainya bodoh. Karena pada nyatanya dirinya memang bodoh sampai tidak sadar akan perasaan yang sudah tumbuh dalam hatinya. Selalu merasa tidak yakin dengan apa yang dia rasakan, sampai pada akhirnya dia harus merasakan penyesalan ini.
"Sekarang kau gunakan kesempatan di acara anniversarry Mami dan Papi untuk meminta maaf pada Adriana"
"Ya, aku akan lakukan itu"
"Bagus"
...⭐⭐⭐⭐⭐⭐...
"Adriana..."
Panggilan itu membuat Adriana menghentikan langkah kakinya. Dia menoleh pada sumber suara, terlihat Erlita yang berjalan ke arahnya.
Sampai di depannya, Erlita memberikan sebuah undangan pada Adriana. "Ini untukmu, datang ya ke acara anniversarry Mami dan Papi. Aku sengaja mengundangmu, karena kamu sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri"
Semoga saja sebentar lagi benar-benar akan menjadi saudara ipar.
Ingin menolak, tapi Adriana tidak kuasa melakukannya. Jadi dia terima saja kartu undangan itu. "Emm. Iya Kak, aku akan usahakan datang ya"
"Jangan sampe gak dateng ya Ri" Soalnya bakal ada yang minta maaf sama kamu dengan dramatis gitu.
Adriana mengangguk saja sebagai persetujuan.
Bersambung
Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya.. Berikan bintang rate 5
otw bucin ni si Pendy,
Land kmu kmna sii ??