Mengisahkan tentang perjuangan hidup seorang gadis bernama Anindyta Kailila .
Dalam menggapai cita-citanya dengan
keadaan hidup yang sederhana.
Bekerja sebagai asisten seorang model papan atas, merupakan batu loncatan baginya untuk mengais rupiah dengan tetap harus pintar membagi waktu mengurus ayahnya yang sakit.
Jangan tanyakan tentang kisah cintanya.
Sebab semenit saja, otak dan hatinya tak pernah kosong, karena perintah dari sang model yang selalu datang bertubi-tubi.
Namun, apalah dayanya jika ternyata kegigihannya bekerja justru mempertemukannya dengan seorang CEO yang ternyata kekasih sang model.
Bahkan perasaan mereka tidak dapat di bendung untuk saling jatuh cinta.
Mungkinkah seorang asisten mendapatkan cinta seorang presdir bahkan kekasih bosnya sendiri...?
Ikuti ceritaku " Di Balik Layar"
Semoga di sukai pembaca.
Salam santun
salam sehat untuk semua
🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 : BERTEMU DAREL
Terlihat hidangan aneka jenis makanan, dari menu berat sampai menu ringan tersaji di lengkapi live music bagi mereka yang hobby menyanyi. Sehingga mereka bebas memilih melakukan apa saja di sana.
Felysia yang sejak dulu memang telah memiliki aura bintang di kampusnya, tentu saja masih di kenali teman temannya 1 angkatan. Mereka tampak duduk mengelompok sesuai keakraban saat sama sama menimbah ilmu di kampus itu.
Alunan demi alunan lagu lagu yang di bawakan oleh penyanyi yang telah mereka sewa terdengar membawakan tembang hits di masa nya, membuat mereka seakan kembali pada masa perkuliahan mereka. Di pandu oleh MC yang rada kocak juga berasal dari angkatan mereka yang tentu masih memiliki daftar nama nama mereka yang hadir saat itu. Menambah suasana ramai dan riuh di ballroom itu.
Saat mereka tenggelam dalam obrolan dan hangatnya pertemuan itu. Tiba-tiba keadaan ruang itu hening seakan tersihir oleh kehadiran seorang pria tampan yang begitu mempesona. Pada saat itu, di pintu masuk tampak seorang pria tampan lagi maskulin, datang bersama satu teman laki-laki yang juga tampak keren. Melangkah ramah dengan senyum yang mengembang di sudut bibirnya.
"Itu siapa?" tanya Felysia dengan Hana yang duduk di area meja yang sama dengannya.
"Itu kan Darel,masa kamu lupa, Fe? Bukankan dulu cintanya pernah kamu tolak!! Ha ha ha " Ucap Hana spontan. Membuat Felysia terdiam dan mengingat kembali ke masa lalu.
Belum lepas dari keterkejutannya, kembali Hana menerangkan.
"Dia juga sebagai donatur terbesar untuk acara kita malam ini, makanya kita bisa mengadakan acara ini di sini dengan fasilitas mewah." Ujar Hana tanpa di tanya oleh Felysia.
"Darel... sini!!!" Seru Hana yang sejak dulu memang akrab dengan Darel.
"Da ... Darel Emilio Aswindra?" Ucap Felysia terbata namun masih ingat nama lengkap pria itu. Pria yang pernah ia tolak cintanya sewaktu di kampus dulu. "Ya Tuhan, mengapa ia tampak berbeda? Dari cara berpakaiannya, sepertinya dia adalah pria sukses." Batin Felysia di dalam hatinya.
Darel yang di panggil namanya pun mendekat kearah Hana yang dengan antusias memanggilnya tadi.
"Apakah di sini masih kosong?" tanya Darel pada Hana seraya mendekat ke area meja itu.
"Iya, masih kosong. Duduk lah." Ujar Hana ramah sambil berjabat tangan.
"Terima kasih Hana." Ujar Darel sopan.
"Darel oh Darel, sejak kamu ke LN kita telah lama lose kontak." Ucap Hana begitu akrab pada Darel.
"Iya, maaf Hana. Aku berganti nomor kontak saat di sana." Terdengar Darel menjelaskan pada Hana.
"Oh, dia melanjutkan studi ke LN. Kaya dong." Felysia masih bermonolog dalam hatinya.
"Hai... kamu Felysia Lovita si gadis model kan." Sapa Darel pada Felysia
Dan itu membuat Felysia sedikit gugup.
"I .. iya, Darel apa kabar?" jawab Felysia yang belum bisa menutupi rasa gugupnya.
"Kabarku tentulah baik, Felysia. Gimana karier mu masih on fire kan di dunia permodelan." Darel so akrab.
"Ya ... gitu deh. Kamu sekarang kerja di sini?" tanya Felysia yang sudah dapat mencair dengan suasana.
"Iya, aku bekerja di sini, aku ikut bekerja di perusahaan milik suami kakakku. Belajar berbisnis, kali-kali aja bisa jadi orang sukses." Ucap Darel sedikit berbohong.
"Dari gaya berpakaian mu sih, kayaknya aja udah sukses niih." Kata Felysia sambil menyeruput minuman di hadapannya.
"Ah... pakaian ini. Hanya aku pinjam dari suami kakak ku. Supaya terlihat kaya ha ... ha ... ha.!!" Lanjut Darel masih membohongi Felysia.
Sesekali Darel melirik pada laki-laki yang datang bersamanya, agar tetap tutup mulut tentang status yang sebenarnya.
"Ha ... ha ... ha ... mana mungkin segala pinjam baju demi reuni. Udah ah, Darel !!! Sejak dulu kamu bukan tipe orang yang pintar berbohong." Lanjut Felysia
Kemudian terlihat mereka masuk dalam obrolan yang semakin akrab. Dan berakhir dengan bertukar kontak. Agar dapat lebih intens berhubungan.
POV Darel
Akhirnya aku bertemu dengan wanita cinta masa laluku ini. Bagaimanapun sakitnya hatiku saat ia menolak ku di masa itu. Aku tetap penasaran ingin bertemu dengannya kembali. Setidaknya ia adalah orang yang mampu membakar semangatku, untuk aku maju. Dendam dengan penghinaan yang di lontarkan Felysia saat itu. Merupakan pegangan bagi Darel, untuk harus menjadi orang sukses. "Aku harus sukses, aku harus kaya agar tidak di hina wanita"
Dengan penolakan itulah Darel. Sangat bersemangat. Memang saat Darel kuliah, usaha orang tuannya memang masih di rintis. Sehingga , memang benar yang di katakan Felysia waktu itu. Darel yang kemana-mana hanya dengan kendaraan roda dua nya.
Dan, saat usaha ayahnya makin maju.
Darel yang di tawarkan ayahnya melanjutkan kuliahnya di LN. Tentu tidak menolak sama sekali. Sehingga, sepulangnya dari sana. Darel yang memang sudah memiliki saham di perusahan ayahnya, tentu langsung dapat posisi sebagai Direktur pemasaran di perusahaan ayahnya di Bandung. Dan sebagai CEO di perusahaan milik kakaknya Melisa Kurnia.
"Sepertinya cara pandang Felysia padaku tidak seperti dulu. Buktinya ia yang lebih dulu meminta nomor kontak ku. Baiklah, akan ku ikuti permainannya."
Darel masih bermonolog sendiri.
POV Felysia
Sepertinya Darel benar benar sudah berubah jadi pria tajir. Haruskah aku kejar dia? Tapi,apa dia masih memiliki rasa seperti dulu padaku. Ah... aku tidak peduli dengan perasaannya. Aku akan mencoba menarik perhatiannya lagi.
Acara reuni pun selesai, tentu di akhiri dengan sesi foto bersama. Nampak Darel dan Felysia yang mereka nobatkan menjadi icon pada acara malam itu. Sebab mereka nampak cocok jika di sandingkan. Mereka berdua bak raja dan ratu, karena penampilan mereka berdua yang sangat elegan.
Felysia tentu tidak menyia-yiakan kesempatan itu. Dia yang berprofesi sebagai model tentu bukan hal yang sulit baginya untuk melakukan sesi foto itu dengan gaya yang membuatnya lebih menarik bahkan terlihat mesra. Menjelang pulang, Felysia tentu sudah menghubungi Anin agar ia segera meluncur di depan hotel.
"Felysia..., apakah kamu datang sendirian ke sini?" tanya Darel saat mereka berjalan beriringan menuju depan hotel.
"Oh , tidak!! Aku di antar asistenku.
Itu dia sudah menunggu." Jawab Felysia saat melihat mobilnya sudah merapat di depan parkiran hotel itu.
"Yah, sudah di jemput. Baiklah di lain waktu kita bisa ketemu ya.." Ujar Darel seolah kecewa.
"Baiklah.. nanti kita atur waktu lagi ya, bye Darel." Ucapnya sambil membuka pintu mobilnya lalu masuk. Kemudian membuka kaca jendela untuk melambaikan tangannya pada Darel.
Sekilas Anin yang berada di balik kemudi itu, melihat pria sempurna yang sering ia lihat di Butik MJ.
"Mengapa lagi -lagi aku bertemu lelaki ini?" Seolah semesta ingin selalu mempertemukan ku dengannya. Ah, tetapi Felysia terlihat akrab dengannya. Berarti dia teman dekat Felysia dong." Anin membatin.
Bersambung
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen kalian sangat autor harapkan lho...
...Kasih 👍💌✍️🌹...
...seikhlasnya yaa...
...Biar makin semangat...
...Terima kasih...
selamat membaca yaaak