naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gara gara nara
Setelah tadi siang memantau pabrik bajunya, naresh menghabiskan waktu di cafe miliknya. Sejujurnya bisa saja dia langsung pulang, pekerjaan nya tak begitu berat dan waktunya cukup luang. Tetapi mengingat kini dia tak tinggal sendiri, naresh jadi urung.
Jika kalian bertanya apakah dia menyukai nara, jawabannya tentu saja tidak. Menurutnya nara terlalu ke kanak kanakan, labil dan tak bisa mengontrol emosinya. Bagi naresh, nara sangat menyebalkan.
Di tambah karena kejadian di lombok kemarin yang mengharuskan mereka menikah, akibatnya dia yang hendak melamar vania urung dan kini vania membencinya. Naresh tidak bisa memaafkan nara, nara adalah penyebab kehancuran hubungannya dan vania.
Dengan kaki yang berselonjor panjang di atas meja pun tumpang tindih, tangan yang melipat di depan dada, naresh bersandar pada kursi ruangannya seraya memejam. Tidak tidur, hanya mata nya yang tertutup. Pikirannya merembet kemana mana.
Tok tok tok!
“Masuk lah” naresh menjawab dengan suara seraknya.
Saat pintu terdengar di buka dan langkah seseorang masuk, naresh terpaksa membuka matanya. Masih dengan posisi yang sama, dia hembuskan nafas kasar.
Lalu menurunkan kakinya dan mengangkat tubuhnya. “Ada apa?” tanya nya pada sang pegawai.
Roni namanya, salah satu pegawainya. “Maaf mengganggu bos. Tapi, kak vania ada disini sama teman nya” ucap roni.
Naresh mengerutkan alisnya, lalu mengangguk. “Terima kasih. Lo bisa kembali kerja” kata naresh.
Roni mengangguk, agak menunduk dan undur diri. Naresh yang tadi biasa biasa saja sontak bangkit, senyum lebar terpatri di wajahnya.
Dia masuk ke dalam kamar mandi lalu berkaca, merapikan penampilan nya dan menyugar rambutnya ke belakang. Di rasa dirinya sudah cukup tampan, naresh memutuskan keluar dan menghampiri kekasihnya. Ralat, mantan kekasih.
“vania” naresh memanggil gadis itu.
Vania yang tengah mengobrol dengan dua temannya sontak menoleh padanya, lalu berekspresi malas.
“Van, aku perlu ngomong sama kamu” naresh mencoba meraih tangan gadis itu tetapi di tepis.
“gak ada yang perlu di omongin” singkat vania.
Wajah naresh berubah sendu. “Van… “ katanya memohon.
Vania menghela nafas kasar nya lalu menatap naresh datar. “apa? Ngomong aja”
“Nggak disini” naresh menggeleng.
Lagi lagi vania mendengus, dia menatap kedua temannya dan memberi kode bahwa dia akan bicara bersama naresh. Dua temannya tampak mengangguk pelan.
“ck, dimana?”
Naresh membaws vania menuju ruangannya, vania melipat tangan di depan dada dan menatap naresh tajam.
“Mau ngomong apa? Cepet!” ucapnya memburu.
“aku gak mau kita putus van, sebentar lagi kita nikah” kata naresh.
Vania terkekeh mendengarnya, menertawakan omong kosong pria itu. “lo udah nikah sama nara, kalo lo lupa” tekan wanita itu.
Naresh menggeleng, meriah tangan vania dan menggenggam nya. “aku terpaksa van, ini karena kecelakaan. Aku gak ada niatan buat ninggalin kamu dan nikah sama dia, aku terpaksa van. Percaya sama aku”
“aku udah gak peduli, sekarang kita gak ada hubungan apapun. Jangan deket deket gue lagi, lo udah jadi suami orang” tandas vania menyentak tangan naresh yang menggenggam tangannya.
Dia berlalu pergi, meninggalkan ruangan itu dan mengajak teman temannya untuk pulang.
Naresh mendengus kasar, menjambak rambutnya frustasi dan tangannya terkepal. Ini semua gara gara nara, ya, nara harus mempertanggung jawabkan semua ini.
Naresh mengambil kunci mobil nya lalu pergi dari cafe itu tanpa pamit. Dia harus berbicara pada nara, apalagi nara sepakat dengan apa yang dia ucapkan waktu itu.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor