Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
"Kirain tadi malam mau dibawa kesini?" tanya Tante Ira yang menyambut mereka di teras rumahnya.
"Kemalaman tan, dari pada kami mengganggu." jawab Ifah sambil meletakkan kotak atau box kue di kamar yang sudah ditunjuk oleh tantenya. "Kami mau langsung pulang karena masih ada di rumah."
"Iya. Banyak juga ternyata Fah!" heran sang tante.
"Iya tan, karena uang yang dikirim juga banyak." jawab Ifah jujur.
"Enak bener dia." batin tantenya sambil memandang punggung Ifah menghilang dari jangkauan.
"Semangat de." ucap Ifah dan disenyumi oleh Nayla.
"Gimana kak, deg deg an gak?" balik tanya sang adik.
"Iya sih." jawabnya singkat sambil becanda dijalan pulang supaya terasa dekat.
"Emang jam berapa tiba?"
"Bentar lagi de, jam 10 lamaran nya." Mereka melanjutkan untuk mengantar box ke rumah tante Ira lalu kembali pulang dan mandi karena harus segera bersiap untuk acara lamaran.
Tepat pukul 10.00 lamaran dimulai.
"Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kami untuk berkunjung dan bersilaturrahim kesini." ucap Imam masjid di Palopo atas nama Ustadz Ibrahim. "Saya mewakili rombongan untuk menyampaikan niat baik dari saudara Saddam yang ingin melamar putri bapak Muhammad Abdullah untuk menjadi isterinya." imbuhnya.
"Terima kasih karena sudah rela menyempatkan waktu datang untuk melamar putri kami secara langsung, saya secara pribadi orang tua kandung Nurul Ifah memberikan restu tetapi semua keputusan ada pada putri kami karena dia yang akan menjalani hiruk pikuk rumah tangga bersama sang suami yaitu Saddam." ucap papa Abdul. "Silahkan Nurul Ifah putri kami untuk menjawab langsung pertanyaan dari sang ustadz." imbuhnya.
"Terima kasih. Saya Nurul Ifah insya Allah siap untuk dipersunting oleh Saudara Saddam Putra Eka sebagai calon isterinya yang sah." jawab Ifah lantang. Lalu disambut tepuk tangan meriah oleh semua tamu undangan. Mereka hanya mengundang para keluarga dan beberapa tetangga saja. Sisanya tamu dari Palopo yang mengantar untuk melamar sekitar 3 mobil avanza.
"Alhamdulillah." ucap semua orang lalu diadakan doa bersama oleh ustadz Ibrahim. Prosesi lamaran berjalan lancar, saatnya menjamu tamu untuk makan siang dan bercerita untuk saling mengenal.
"Silahkan dinikmati hidangannya bapak dan ibu semua." ucap ibu Narti ramah.
"Terima kasih bu." ucap ayah Putra mewakili. "Ini lebih dari cukup." imbuhnya.
"Kayak pesta ini bu." sahut tetangga ibu Setya. "Lengkap menunya baru mantap rasanya nikmat." imbuhnya.
"Alhamdulillah. Begini keadaan kami bu, sederhana." ucap tante Itoh.
"Ini sungguh mewah bu." ujar bu Setya. Mereka melanjutkan ngobrol sambil makan buah usai makan nasi. Siang mereka pamit undur diri kembali ke rumah tante Ira untuk beristirahat sebelum kembali ke Palopo dengan mobil yang menempuh perjalanan sekitar 15 jam.
"Terima kasih bu sudah berkunjung kemari." ucap mami Narti pada calon besan.
"Sama sama bu. Mari kami pamit pulang!" ucap bu Setya. Mereka pulang ke rumah om Umar, om Ifah ini sedang sakit sehingga tidak hadir diacara lamaran Ifah.
"Alhamdulillah kelar juga." gumam Ifah usai foto foto bersama dengan sang adik dan calon mertua. Tidak lupa pula diadakan pemasangan cincin dijari manis Ifah sebelah kiri.
Sorenya ibu Setya beserta rombongan kembali ke Palopo, Ifah dan Nisa ikut beserta rombongan karena harus bersekolah dan Ifah akan mengurus wisudanya.
"Hati²." ucap Nayla yang harus ditinggal lagi oleh kedua saudaranya yaitu Ifah sang kakak dan Nisa sang adik.
Tepat bulan Juni 2018 Ifah di wisuda tetapi Keluarga Ifah tidak akan hadir karena akan hadir diacara akad nikahnya karena akan diadakan di Palopo.
"Kak. Aku lebaran pulang ya! Nanti aku wisuda gak hadir." ucap Nisa sebelum pulang kampung lagi.
"Iya gak apa apa de." jawab Ifah dengan senyum indahnya. Nisa pulang kampung untuk lebaran idulfitri di rumahnya bersama papa dan keluarga sedangkan Ifah berada di Palopo.
***
"Selamat ya!" ucap Saddam saat ketemu Ifah di kampus usai pembacaan pengumuman jika Ifah menjadi mahasiswi dengan predikat Cumlaude di Prodi Pendidikan Agama Islam. Ifah wisuda bersamaan dengan Hana di cerita Terpaksa Menikahi, Hana juga mendapatkan gelar Cumlaude di Prodi Manajemen Pendidikan Islam. Mereka memang tidak akrab hanya sekedar tau saja.