"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Kemunculan ayah kandung Enza secara tiba-tiba mengungkapkan satu rahasia besar yang selama ini keluarga besar Arnold maupun Gultom tutup-tutupi.
Enza tiba-tiba meminta cerai kepada Orlando karena suatu hal dan setelah perceraian itu. Enza tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Enza lebih banyak diam setelah dipergoki masuk ke salah satu ruangan terlarang kediaman Gultom.
"Kamu kenapa?" tanya Orlando menatap wajah menegang istrinya.
"Aku tidak apa-apa." jawab Enza meneguk jus di depannya hingga habis tak tersisa.
"Jika kamu ingin bertanya, kamu bisa menanyakannya padaku." kata Orlando menyantap makan malamnya.
"Tapi setelah selesai makan malam." lanjut Orlando menatap wajah gugup istrinya.
Tak terasa makan malam telah usai. Enza dan Orlando memutuskan naik ke lantai 2. Tak ada satupun dari mereka yang ingin memulai obrolan.
Setibanya di kamar Orlando melangkah ke kamar mandi dan Enza berbaring di atas tempat tidur. Tiba-tiba suara teriakan kesakitan tadi sore kembali hadir menghantui pikirannya.
"Apa itu hantu? Bukankah hantu sangat suka tinggal di tempat yang lembab dan gelap." gumam Enza menarik selimut menutupi setengah dari tubuhnya. Ia tidur menyamping membelakangi kamar mandi.
Tiba-tiba sebuah tangan besar menyentuh bahu Enza dari belakang.
"Aaaaaaa!!"
"Pergi kau! Pergi!" teriak Enza memukul-mukul angin sembari memejamkan kedua matanya.
Orlando menautkan kedua alisnya melihat tingkah Enza.
"Kamu kenapa?" tanya Orlando menatap wajah panik istrinya.
Enza membuka kedua matanya dan menatap suaminya dengan perasaan lega.
"Aku pikir kamu hantu." lirih Enza membuat Orlando tertawa pelan.
"Sejak kapan kamu percaya dengan hal-hal mistis begitu. Bukankah kita berasal dari keluarga yang memiliki agama kepercayaan."
"Apa kamu tahu saat berada di lorong lembab dan gelap tadi sore. Aku mendengar suara jeritan kesakitan seseorang."kata Enza dengan wajah penuh keyakinan.
Deg
Orlando terdiam mendengar penuturan istrinya.
"Apa aku salah ngomong lagi." gumam Enza dalam hati saat melihat suaminya kembali terdiam.
Orlando tiba-tiba naik ke atas tempat tidur dan berbaring di samping istrinya. Tiba-tiba terselip ide jahil di dalam otak kecilnya.
"Sepertinya aku melihat hantu di kamar kita."
Orlando tersenyum menyeringai menatap wajah ketakutan istrinya.
"Benarkah?" tanya Enza dengan wajah ketakutan.
"Benar. Dia melangkah mendekat ke arah kita dengan wajah hancur dan berdarah-darah."
Orlando pura-pura memejamkan kedua matanya dan berbaring menyamping menghadap kearah tubuh istrinya.
Enza semakin ketakutan dan ingin menangis.
"Oh tidak! Dia melangkah mendekati mu dan berniat mencekik mu"
"Aaaaa!!" teriak Enza melompat ke samping memeluk tubuh suaminya dengan tubuh bergetar.
Orlando tertawa lepas setelah berhasil mengerjai istrinya.
"Mengapa kamu sangat percaya dengan keberadaan hantu."
Enza terdiam beberapa saat mencerna situasi yang sedang Ia hadapi. Setelah Ia sadar tiba-tiba tangannya bergerak cepat memukul-mukul dada bidang suaminya.
"Kamu sedang mengerjai ku!"
"Bagaimana jika aku punya penyakit jantung dan kambuh karena terkejut!"
"Apa kamu tidak takut aku mati karena terlalu panik!"
Pukulan Enza tiba-tiba berhenti dan tubuhnya mundur beberapa langkah sedikit berjarak dengan Orlando.
"Maaf." kata Enza sebelum membalikkan tubuhnya berbaring membelakangi Orlando.
"Aku baru sadar ternyata kami menikah tanpa cinta. Ingat Enza! Hanya kau yang mencintainya dengan begitu dalam! Namun tidak dengan sebaliknya!"
Suasana di kamar tiba-tiba berubah hening. Orlando menatap punggung Enza dengan tatapan rumit.
"Enza."
Orlando memanggil Enza dengan suara lembut.
"Hm."
Sahut singkat itu membuat Orlando merasa tidak nyaman.
"Ada yang ingin ku katakan padamu."
"Bicaralah." kata Enza tanpa membalikkan tubuhnya. Ia takut hal yang ingin Orlando katakan akan menyakiti perasaannya.
Orlando terdengar menghela napas berat sebelum mulai berbicara.
"Sejak Madre meninggal.... aku merasa kehilangan jati diriku. Aku bukanlah Orlando lemah-lembut, periang dan perhatian seperti beberapa tahun yang lalu."
"Enza aku tidak bisa mencintai mu meskipun aku ingin. Namun, kamu tidak perlu khawatir mengenai hubungan pernikahan kita. Aku akan mempertahankan pernikahan kita sampai kapan pun. Jika kamu ingin berpisah maka aku akan tetap pada pendirian ku yaitu mempertahankan pernikahan kita hingga maut memisahkan kita."
"Tapi..."
"Jika kamu ingin dicinta, maka aku tidak bisa melakukanya. Aku hanya bisa melakukan tugasku sebagai seorang suami. Aku akan memperlakukan mu dengan baik dan menjaga mu seumur hidupku."
Air mata Enza terjatuh mendengar penuturan suaminya.
Tiba-tiba tubuh Enza dipeluk dari belakang.
"Aku tidak akan meninggalkan mu. Aku akan menjagamu seumur hidupku." bisik Orlando mengecup telinga istrinya.
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya