NovelToon NovelToon
A World Without You

A World Without You

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Rebirth For Love
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tiwie Sizo

Arthazia sangat membenci Arslan, lelaki yang menjadi suaminya selama lebih dari tiga tahun belakangan. Segala cara dia lakukan agar bisa terbebas dari lelaki tak berperasaan itu, termasuk bekerja sama dengan musuh Arslan, hingga akhirnya surat cerai pun berhasil Arthazia dapatkan. Tapi siapa sangka, langkah itu justru membuat Arthazia berada dalam bahaya.

Saat semua telah berada di ujung tanduk, satu-satunya sosok yang datang untuk menyelamatkan Arthazia justru Arslan. Lelaki itu bahkan rela berkorban nyawa untuk sang mantan istri. Setelahnya, kebenaran akan perasaan Arslan untuk Arthazia pun terungkap. Arthazia sungguh menyesal karena tak pernah memahami bahasa cinta yang Arslan tunjukkan padanya selama ini.

Namun, saat Arthazia merasa tak mampu melanjutkan hidupnya lagi, tiba-tiba waktu kembali ke masa Arthazia belum bercerai. Lalu akankah kali ini semuanya menjadi berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seikat Bunga dari Mantan Suami

Arthazia menolak menandatangani surat serah terima kepemilikan semua aset yang hendak diberikan oleh Arslan. Jika hanya untuk sekedar biaya hidup, jumlah saldo yang ada di rekening Arthazia saat ini lebih dari cukup. Uang tersebut adalah uang bulanan yang ditransfer oleh Arslan selama ini, dan Arthazia tak banyak menggunakannya karena semua kebutuhannya sudah terpenuhi. Bahkan Arslan juga sering memberinya hadiah barang-barang mewah, sehingga Arthazia nyaris tak pernah berbelanja sendiri.

Arslan memang sangat royal untuk urusan materi, Arthazia juga mengakui hal itu. Hanya saja, sikapnya pada Arthazia terlampau dingin dan terlihat cenderung tak peduli, membuat Arthazia perlahan kehilangan kesabaran. Untuk sosok perempuan yang tak gila harta seperti Arthazia, sikap Arslan padanya tentu sangat menyakitkan. Bahkan meski setelah itu Arslan akan mengirimkan hadiah mewah sebagai kompensasi, rasanya itu tak bisa mengurangi penderitaan yang Arthazia alami.

"Katakan pada Arslan, saya berterima kasih atas niat baiknya, tetapi saya tidak bisa menerima itu semua. Jangan khawatir, saya tidak akan kelaparan meski tidak mendapatkan kompensasi perceraian darinya. Apa yang sudah dia berikan pada saya selama ini, sudah lebih dari cukup." Itu adalah kalimat yang Arthazia ucapkan pada kuasa hukum Arslan sebelum pergi.

Arthazia pikir, setelah ini akan ada drama merepotkan mengenai penolakannya, mengingat selama ini lelaki itu cukup pemaksa. Dulu Arslan akan selalu memastikan Arthazia menerima pemberiannya, meski Arthazia tak menginginkan semua itu. Akan tetapi, kali ini rupanya Arslan telah belajar untuk menghargai apa yang diinginkan dan tak diinginkan oleh Arthazia. Arslan tak berusaha membuat Arthazia menerima kompensasi perceraian darinya.

"Itu bagus dan melegakan," gumam Arthazia pada dirinya sendiri setelah beberapa hari berlalu tanpa ada upaya pemaksaan dari Arslan. Sepertinya, sekarang dia sudah bisa memulai hidup barunya dengan tenang.

"Artha, apa kamu sudah bangun?" Suara panggilan Nenek Julie membuyarkan lamunan Arthazia. Sejenak Arthazia tertegun karena tak pernah sebelumnya Nenek Julie mendatanginya pagi buta begini.

"Ya, Nek." Arthazia yang sedang menyeduh teh bergegas membukakan pintu. Dia kembali dibuat tertegun melihat Nenek Julie yang berdiri dengan buket bunga Lili di tangannya.

"Ini ada titipan untukmu," ujar Nenek Julie sambil memberikan buket bunga tersebut pada Arthazia.

Arthazia menerimanya dengan sedikit bingung. "Titipan buat saya?"

"Iya, tadi pagi-pagi sekali ada pria tampan datang ke rumahku, lalu menitipkan bunga ini untukmu. Entah dia pemalas atau apa, saat aku suruh dia naik dan memberikannya sendiri padamu, dia malah meninggalkan bunga ini begitu saja," sahut Nenek Julie. Terdengar setengah menggerutu.

Arthazia hanya bisa terpaku dengan raut wajah sedikit bingung bercampur heran.

"Pria itu bilang, kamu sudah banyak melakukan hal baik untuknya selama ini dan ingin memberimu hadiah, tapi tidak tahu apa yang kamu sukai, makanya dia menggantinya dengan bunga saja. Dia harap kamu tidak menolaknya." Nenek Julie kembali menjelaskan. "Tapi bukankah lebih baik memberikannya sendiri padamu? Kenapa harus menitipkannya padaku? Dia agak aneh. Sayang sekali, padahal wajahnya sangat tampan."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Nenek Julie barusan, Arthazia sedikit mengerutkan keningnya. Apakah itu Arslan? Benarkah lelaki itu yang menitipkan bunga ini untuknya? Perasaan Arthazia tiba-tiba menjadi berkecamuk tak menentu.

"Ya sudah, aku pulang dulu. Tadi aku cepat-cepat kemari karena takut bunganya layu jika tidak langsung aku berikan padamu," ujar Nenek Julie lagi berpamitan.

"Ah, iya, Nek. Terima kasih banyak." Arthazia berterima kasih sambil berusaha untuk tersenyum.

Nenek Julie melambaikan tangannya dan berlalu. Tetapi baru beberapa langkah, dia kembali menoleh.

"Kalau diingat-ingat, sepertinya aku melihat pria itu beberapa kali di seberang jalan," ujar Nenek Julie.

"Ya?"

"Iya, benar. Itu benar-benar dia. Beberapa kali aku melihat dia berdiri di seberang jalan sambil melihat ke atap gedung, kemudian dia pergi dengan menggunakan mobil mewah." Nenek Julie menambahkan.

Arthazia tak mampu mengatakan apapun. Dia hanya terdiam dengan raut wajah yang tak dapat dijabarkan. Sepertinya itu memang benar Arslan.

"Kupikir, tampaknya pria itu menyukaimu, Artha. Tapi kenapa dia tidak sekalian naik untuk menemuimu?"

Arthazia hanya bisa menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan jika dirinya tak bisa memberikan penjelasan apa-apa pada Nenek Julie.

"Ah, sudahlah. Maaf kalau aku terlalu ikut campur urusanmu. Hanya saja, Berhati-hatilah pada pria kaya. Mereka rata-rata mengerikan." Nenek Julie memberikan nasihat, sebelum akhirnya benar-benar pergi.

Sementara itu, Arthazia hanya bisa terpaku sembari memeluk bunga pemberian Arslan. Raut wajahnya berubah menjadi sendu. Harusnya ini bukanlah apa-apa untuknya. Seikat bunga dari mantan suaminya itu mestinya tak membuat dirinya terguncang. Tetapi kenapa dadanya justru terasa sesak? Tubuh Arthazia perlahan luruh ke lantai. Dia sungguh tak tahu rasa sakit macam apa yang sedang merajam hatinya saat ini

Bersambung ....

1
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
setuju kakTiw, tapi tetap sisakan nafas terakhir ya. supaya bisa ketemu arslan
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
inilah balasan atas Tekadmu dulu artazia
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mungkin akan lebih simpel, jika zia membuat pers conference yg membantah tentang semua fitnahan pada Arslan dari pada harus ketemu logan di apartemen nya. bahaya banget
Dewi Sariyanti
Karna gk punya vote lagi jd tk kasib ☕ sama iklan kak 🤭
Dewi Sariyanti: sama sama 👍👍👍
Dewi Sariyanti: sama sama 👍👍👍
total 3 replies
Dewi Sariyanti
Ya begitu lah arslan, yg namanya pasangan harus saling terbuka, kalo di tutup tutupi yg ada kesalahpahaman terus yg terjadi. Namanya pasangan susah senang ya di tanggung berdua, kalo kamu kasih senang doang gk kamu kasih tahu susahnya, bs jadi 2 kemungkinan, istri menuntut kesenangan terus tanpa mau tahu susahnya suami, nanti kalo susah dikit suami di tinggalin, yg kedua istri merasa gk di percaya dan gk di hargai kayak yg zia rasakan.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
nah setelah ini, apakah para wartawan akan meminta keterangan pada zia?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
cinta itu masih ada zia. sadarilah...
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
agak ngeri liat logan. zia janda kaya, selain semua kompensasi perceraian tadi, bukankah zia dulu punya usaha toko bunga warisan keluarganya, kan ya? masih adakah?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang sakit. membacanya saja sudah sakit. andai masih bisa diperbaiki. 🥺🥺🥺🥺
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan. kuat ya... semoga kalian bisa bersama lagi.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan datang karena ingin ditemani tiup lilin... 🥺🥺🥺
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
karena pernikahan memang tidak hanya tentang cinta 2 hati. tapi ada keluarga inti, keluarga besar, kerabat, sahabat & lingkungan yg pada akhirnya menyita tempat dalam rasa & pikiran kita.. terkadang itu menjadi sangat melelahkan.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
pasti gak enak banget perasaan zia saat itu. wajar jika dia Sekecewa ini.
aku tunggu erik & shelin kak. 🙏🙏🙏🙏
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan benar-benar merelakan zia tapi tidak dengan logan.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
lepaskan saja zia, Arslan. biar dia rasakan bagaimana hidup tanpamu.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
zia bener2 sangat keterlaluan. nanti pasti akan sangat menyesal
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yg kuat Arslan. terserah mau mempertahankan atau melepas zia. yg jelas saat ini banyak hal yg harus kamu pikirkan
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
arthazia sengaja masuk kandang ular demi berpisah dari Arslan. sangat tidak cerdas.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ternyata Arslan sendirian di dunia ini. tanpa saudara, hanya dengan ibu tiri yg merupakan bagian dari wasiat ayahnya. istri yg berubah benci karena tak tau apa yg dirasakan suaminya. kasian Arslan, 🥺
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
beginilah wanita jika sudah emosi. bertindak tanpa mikir panjang, walau terkadang sadar ibarat menggali kubur sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!