Setelah 19 tahun dirawat di sebuah RUMAH SAKIT JIWA, Avram Everglass yang mengidap Deviasi Seksual dan Berkepribadian Ganda melarikan diri dari sana untuk mencari Alceena Eugene.
Pelariannya itu dipicu oleh sebuah tayangan sinetron yang dibintangi oleh Amalthea Estrial, anak perempuan Alceena yang memiliki wajah sama persis dengan ibunya. Avram mengira jika Amalthea itu adalah Alceena.
Kepanikan memuncak, ketika terjadi "Tiga Pembunuhan Berantai" yang dilakukan oleh seseorang yang Sakit Jiwa!...
Apakah Avram yang melakukan itu?
Ataukah ada Pembunuh lainnya yang menjadi "Bayangan" Avram?
Apakah hubungan Devilia dengan Avram dan Alceena Eugene?
Penasaran gak? Baca kisahnya di sini, Gaess...❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
°A.E-16 : Hampir saja...!
...----------------...
Sebenarnya Amalthea Estrial (16 tahun), sudah malas untuk pergi keluar. Tidak ada sang papa, itu artinya dia harus pergi sendirian. Tidak ada yang mengantarkan dirinya.
Jika diminta, mama mungkin mau mengantarkan dirinya untuk periksa ke rumah sakit. Tapi, jika naik mobil yang disetiri Mama pasti lebih banyak kagetnya dari pada enaknya.
"Huh...! Gini nih kalau enggak ada Papa, mau periksa aja susah! Lebih baik sendiri dari pada sama Mama, bisa-bisa lahiran di jalan nanti aku...!" keluh Amalthea dalam hati.
Amalthea memilih untuk pergi naik taksi online pergi ke pusat perbelanjaan, sebelum dia ke rumah sakit. Thea butuh beli sepatu baru. Sepatu yang biasanya dia pakai sudah terasa sakit saat dipakai.
Mungkin ini adalah efek hamil, jadi kakinya mulai membengkak. Jadi dia harus memilih sepatu yang nyaman dan enak untuk dipakai jalan. Sepatu tanpa tumit pastinya, dan satu nomor lebih besar dari yang dia biasa pakai sebelum hamil.
Amalthea sudah keluar-masuk sekitar dua atau tiga toko sepatu, tiba-tiba dia mendadak merasa ingin buang air kecil. Terpaksa dia turun ke lantai bawah untuk mencari sebuah toilet.
Sesampainya di depan sebuah eskalator, matanya mendadak berkunang-kunang dan pandangannya berputar.
Peluh dingin membasahi sekujur tubuhnya dan kakinya terasa sangat lemas. Dia sempoyongan dan hampir terjatuh, ketika tiba-tiba ada sepasang tangan kuat yang menopang tubuhnya.
Amalthea tidak ingin jatuh pingsan disana, tapi dunianya mendadak....gelap! Setengah mati dia mencoba untuk mempertahankan dirinya agar tidak pingsan.
"Jangan... Jangan pingsan! Kamu harus tetap sadar! Ingat bayi kamu, Thea!!!" teriak Amalthea dalam hati.
Dia merasa tubuhnya dipapah ke sebuah bangku panjang yang ada di depan sebuah toko. Orang-orang mulai datang mengerumuninya. Sebagian ada yang ingin membantu dan sebagian lagi hanya ingin melihat.
"Bahaya banget, lagi hamil pergi sendirian gitu!" ujar pengunjung A.
"Iya... Dimana tuh suaminya?" timpal pengunjung B.
"Palingan suaminya lagi sibuk, atau dia keluar tanpa izin dari suaminya!" sarkas pengunjung C.
"Eh, kayanya masih muda banget gak sih? Kaya anak sekolahan gitu posturnya! Jangan-jangan dia hamil gak ada suaminya...!" ujar pengunjung A lagi.
"Iya... Masih muda banget udah hamil..!" sarkas pengunjung C.
"SUDAH.... SUDAH... BUBAR!" teriak pemilik toko tersebut ke arah kerumunan itu.
Ketika keadaan sudah cukup tenang, pemilik toko tersebut menyodorkan segelas teh hangat ke arah Amalthea.
Jika dalam keadaan normal, Amalthea pasti akan menolaknya. Tapi sekarang, dia menerimanya. Karena dia harus meyakinkan dirinya untuk tidak jatuh pingsan!
"Te...terima kasih..." ujar Amalthea kepada si pemilik toko itu.
'Gluuuk.... Gluuuk...'
Amalthea meneguk teh hangat itu dengan rakus. Kerongkongannya terasa segar, ketika air teh hangat itu melewati tenggorokannya.
'Aaaahhhh...."
Tenaganya pulih sekitar sepertiganya, dan kepalanya sudah terasa ringan.
Amalthea masih berjuang untuk mempertahankan dirinya. Dia membuka matanya, dipaksanya mata itu untuk melihat orang-orang yang sudah menolongnya. Terutama pria yang masih menyangga tubuhnya.
Pria itu berdiri tegak di sisi bangku tanpa sandaran itu. Dia menyangga tubuh Amalthea dari samping. Thea menoleh kearahnya untuk mengucapkan terima kasih.
Jika tidak ada pria itu, mungkin saja tubuhnya sudah terguling ke bawah tangga dan anaknya pasti tidak akan terselamatkan!
Saat ingin mengucapkan kata-kata itu, matanya terbeliak kaget ketika melihat pria itu....
"KAMU....!!!"
...----------------...
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
caranya follow akun ak dl ya.
thank you
Awal udah seru tapi aku ga bisa sering baca karena banyak kesibukan juga:(
Tetap semangat nulis yaaa!