NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:229k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecupan Spesial

Pagi hari, Danzel terbangun dan tak mendapati Luna di sebelahnya. Yang bisa ia lihat hanyalah sebuah kemeja, jas, dasi dan juga celana yang akan ia kenakan ke kantor. Selain itu, ada sebuah note yang sengaja diletakkan di bawah dasi. Danzel segera meraihnya dan membaca tulisan di note tersebut.

"Itu pakaian untuk kau kenakan ke kantor. Jika kau merasa tidak cocok dengan pilihanku, kau bisa menggantinya. Aku juga tidak bisa membantumu berpakaian hari ini."

Danzel terdiam setelah membaca sepotong catatan yang Luna tinggalkan. Entah mengapa, dia bisa merasakan kekecewaan Luna dalam tulisan tersebut.

Danzel menarik nafasnya panjang. Setelah itu, dia beranjak dari kasurnya dan bergegas ke kamar mandi. Dia kemudian keluar setelah membersihkan diri, lalu segera bersiap.

"Luna benar-benar tidak datang untuk membantuku," gumam Danzel dengan mata yang melirik ke arah pintu. Danzel memakai sembarang dasinya, lalu keluar dari kamar.

Langkah Danzel menuruni tangga terhenti saat mendengar tawa dari ruang tengah. Dia mempercepat langkahnya lalu berhenti di undakan tangga keempat dari terakhir. Tangannya mengepal saat melihat Luna sedang berbincang dengan Sekretaris Beni, bahkan keduanya tertawa dan sangat akrab.

Apa-apaan Luna? Dia mengabaikanku, dan malah tertawa bersama Beni disini? Batin Danzel kesal.

Laki-laki itu dengan cepat menuruni tangga dan mendekati mereka.

"Ekhm!" Danzel berdehem, membuat Luna dan Sekretaris Beni menoleh.

"Kau sudah bangun?" Luna beranjak dari duduknya, dan mendekati Danzel. Danzel hanya diam tak menjawab. Dia menatap sengit Sekretaris Beni lalu menatap Luna.

Stelan olahraga? Kau habis olahraga? Batin Danzel tak bisa bertanya langsung.

"Dasi mu kenapa begitu? Biar aku benarkan," ucap Luna, berjinjit hendak membenarkan dasi Danzel. Namun, Danzel dengan cepat menepis tangan Luna.

"Kenapa?" tanya Luna.

"Tidak perlu!" balas Danzel. "Ayo, Beni!" ajaknya, berjalan terlebih dahulu.

Sekretaris Beni dengan perasaan takut dan tak enak segera mengikuti Danzel. Sebelum itu, dia berpamitan pada Luna dan membawa bekal yang Luna titipkan tadi.

Luna dengan cepat berlari kecil mengikuti Danzel. Gadis itu merasa bingung dengan sikap Danzel. Dia tidak melakukan apa-apa, tapi Danzel tiba-tiba marah padanya.

"Danzel!!" teriak Luna, mencoba menghentikan Danzel. Namun, laki-laki itu tak berhenti.

Luna mempercepat larinya, dan menahan tangan Danzel yang hampir sampai mobil. Membuat Danzel menoleh, menatap Luna dengan tatapan tajamnya.

"Ada apa?" tanya Danzel dengan nada tak suka.

"Jangan marah," balas Luna. Membuat Danzel melempar pandangannya ke arah lain. "Kau belum sarapan. Kau tidak bisa melewatkan sarapanmu."

"Aku bisa sarapan di mobil atau di kantor." Danzel berbalik, hendak melajutkan jalannya, namun Luna lagi-lagi menahannya.

"Apa lagi Lun—"

Cup.

Satu kecupan dipipi dari Luna membuat Danzel bungkam. Laki-laki itu cukup terkejut saat Luna mengecup pipinya. Terlebih, Luna mengecupnya di depan Sekretaris Beni.

Danzel merasa senang dan jantungnya berdetak cepat. Namun, Danzel berusaha menutupi semuanya, dan menatap tajam Luna.

"Apa yang kau lalukan?!" tanya Danzel dengan sedikit membentak.

Luna bukannya takut, malah terkekeh kecil. Raut marah Danzel yang biasanya membuat ia takut, kini membuatnya merasa lucu karena wajah dingin dan sedang menampakkan raut marah itu, terlihat memerah dan salah tingkah di waktu yang bersamaan.

"Kenapa kau terkekeh?" tanya Danzel.

"Tidak," ucap Luna. "Sudah, sana berangkat! Jangan lupa sarapan," lanjutnya, sambil membuka pintu mobil untuk Danzel dan mendorongnya masuk mobil.

Danzel hanya bisa menurut. Dia menatap Luna melalui jendela mobil yang kacanya diturunkan, dengan tatapan dinginnya. Namun, tatapannya dibalas dengan senyuman manis oleh Luna. Gadis itu melambaikan tangannya pada sang suami.

"Hati-hati berkendara, Sekretaris Beni. Kau bukan hanya membawa nyawamu, tapi nyawa suamiku juga. Ingatlah! Istri dan anakmu selalu menunggu kepulanganmu dalam keadaan baik. Begitu juga denganku yang selalu menunggu kepulangan suamiku dalam keadaan baik. Jadi, berhati-hatilah dan fokus saat berkendara," ucap Luna panjang lebar.

"Baik, Nyonya," balas Sekretaris Beni. Laki-laki itu kemudian melajukan mobilnya, membawa Danzel menuju perusahaan.

Dalam perjalanan, Danzel tak henti-henti tersenyum saat mengingat kecupan dari Luna. Ini bukan pertama kalinya Luna mengecupnya. Tapi, kecupan kali ini adalah yang paling spesial. Bagaimana tidak spesial? Biasanya Luna mengecupnya ketika mereka berada di kamar.

Tapi, kali ini Luna mengecup pipinya saat mereka berada di luar. Dan yang paling membahagiakan adalah, Luna melakukannya tepat di depan Sekretaris Beni. Itu seolah menunjukkan, jika Luna adalah miliknya.

"Beni," panggil Danzel.

"Iya, Tuan?"

"Luna menitipkan bekal?"

"Iya, Tuan."

"Hentikan mobilnya. Berikan bekal itu. Aku ingin memakannya."

"Baik, Tuan," jawab Sekretaris Beni menurut. Laki-laki itu menghentikan mobil, lalu mengambil bekal yang Luna titipkan lalu memberikannya pada Danzel.

Danzel segera meraihnya dan melahap bekal tersebut. Rasa bekal yang Luna buatkan sangat enak. Danzel tanpa sisa menghabiskan bekal tersebut.

Setelah meneguk air mineralnya, Danzel menatap Sekretaris Beni yang kembali bersiap untuk melajukan mobil.

"Beni,"

"Iya, Tuan?"

"Kenapa kau pagi-pagi sekali di rumahku?"

"Maaf Tuan, saya kesana karena istri saya ingin saya memfoto langsung Nyonya dan dikirim padanya. Dia sedang mengandung. Keinginannya suka aneh-aneh Tuan."

Danzel mengangguk. "Kau tidak berolahraga bersama Luna kan?"

"Tidak Tuan," jawab Sekretaris Beni. "Saya juga tiba saat Nyonya sudah selesai olahraga dan sedang beristirahat."

Danzel mendengus kesal. "Lain kali, datang setelah aku telepon. Selain itu, jangan datang ke rumah tanpa izin dariku! Dan jangan sering-sering tertawa bersama Luna!"

"Baik, Tuan. Saya tidak akan mengulanginya lagi," ucap Sekretaris Beni.

***

Luna bersiap-siap menuju kantor. Langkahnya dia cepatkan dan langsung memasuki mobil yang sudah disiapkan Pak Wang.

"Pak, cepat sedikit ya, Pak. Aku sepertinya sudah terlambat," ucap Luna pada Pak Wang.

"Baik, Nyonya."

Pak Wang segera melajukan mobil menuju tempat kerja Luna setelah memastikan sang Nyonya duduk dengan nyaman.

Setelah cukup lama melakukan perjalanan akhirnya mereka tiba di perusahaan. Seperti biasa, Luna memilih turun di tempat yang sedikit jauh, lalu berjalan kaki hingga ke perusahaan.

"Lunaaa!" teriak Selly, menyambut kedatangan Luna.

Luna hanya bisa menutup wajahnya melihat tingkah sang sahabat. Di belakangnya, ada Ivan yang setia berada di dekat Selly.

"Ck. Kenapa kau berteriak? Ini kantor, bukan rumahmu," ucap Luna.

"Dia sedang bahagia," sahut Ivan, membuat Luna menatap Selly.

Luna mendekati Selly kemudian berbicara dengan suara yang berbisik. "Ada apa? Apa hari pernikahanmu dengan Ivan sudah di tetapkan?" tanya Luna.

"Belum," jawab keduanya serentak dengan suara yang pelan.

"Lalu?"

"Ada kabar bahagia. Seminggu lagi, perusahaan akan mengadakan tour. Kita akan liburan," ucap Selly dengan raut bahagia.

"Benarkah? Kalian tahu dari mana?" Luna bertanya dengan antusias.

"Benar. Iya kan, Van?"

"Iya. Memang belum ada pemberitahuan. Tapi, informasi ini akurat."

"Aaaa.... Senangnya. Akhirnya kita bisa menenangkan otak juga," teriak Luna gembira. Dia dan Selly saling berpelukan, membuat beberapa karyawan di divisi mereka terkekeh, tak heran lagi dengan tingkah dua orang yang bersahabatan itu.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!