Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari tahu.
Kurang dari satu jam, kini mobil Riko telah tiba di perusahaan.
Riko melintas di lobby gedung menuju lift petinggi perusahaan untuk mengantarkannya menuju lantai di mananya ruangnya berada.
Ting.
Suara bel serta pintu lift yang terbuka menandakan kini ia tiba di lantai yang di tuju.
Riko berjalan keluar dari lift menuju ruang kerjanya, di mana Kumala telah merubah posisinya dengan berdiri ketika menyadari kedatangan Riko.
"Selamat pagi tuan." seperti biasa Riko hanya mengangguk sekilas saat mendengar sapaan dari sekretarisnya tersebut. Dan Kumala yang sudah menjadi sekretaris Riko selama beberapa tahun terakhir sepertinya sudah terbiasa dengan hal itu.
Kumala segera menyusul langkah Riko menuju ruang kerjanya dengan membawa beberapa berkas penting yang harus di tandatangani olehnya selaku pimpinan perusahaan.
Riko melepas jas yang di kenakan kemudian menyampirkan di bahu kursi kebesarannya sebelum kemudian mulai menjatuhkan bokongnya di kursi kebesarannya.
"Ini berkas untuk proyek yang akan di kerjakan beberapa bulan lagi di Pulau Sulawesi, tuan." Kumala meletakkan beberapa map yang berisi berkas di atas meja kerja Riko.
Riko meraih map tersebut dan membukanya lalu mulai membacanya dengan teliti.
"Kapan rencananya proyek ini akan mulai di kerjakan??." tanya Riko setelah membaca beberapa poin penting di dalamnya.
"Sepertinya bulan depan tuan, dan tuan besar meminta anda sendiri yang harus turun langsung untuk meninjau lokasi, sebelum proyek pembangunan pusat perbelanjaan itu di kerjakan." terang Kumala sesuai dengan permintaan papa Abraham.
Riko menghela napas berat, jika seperti ini sudah pasti waktunya untuk mencari keberadaan istrinya akan berkurang, karena turun langsung ke lokasi pembangunan sudah pasti akan memakan waktu yang lumayan.
Namun demi kelangsungan perusahaan, Mau tidak mau Riko harus tetap bersedia.
"Baiklah." jawab Riko sebelum membubuhi tanda tangannya di atas berkas tersebut kemudian mengembalikannya kepada Kumala.
Kumala pun pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaannya dan Riko mengiyakannya.
Terlalu fokus dengan beberapa dokumen penting di hadapannya sampai sampai Riko tidak sadar jika waktu makan siang hampir terlewatkan, jika saja Kumala tidak datang ke ruangannya untuk mengingatkan dirinya.
"Aku sampai lupa dengan janjiku pada Boy semalam." secara bersamaan ketika Kumala masuk ke ruangannya untuk mengingatkan makan siang, Riko teringat akan janjinya kepada keponakan kesayangannya, Boy, untuk makan siang bersama.
Riko mematikan layar laptopnya serta merapikan beberapa berkas di mejanya, kemudian meraih kunci mobilnya di ata meja.
"Anak itu pasti sedang merajuk sekarang.". Gumam Riko tersenyum kala teringat tingkah lucu Boy jika sedang merajuk.
*
"Kamu makan dulu sayang, sekarang susah jam satu siang." sudah hampir setengah jam Cristi membujuk putranya untuk makan siang namun Boy masih saja menolaknya.
"Mah, Boy mau makan siang sama Om Riko ,mah." dengan posisi menyilangkan kedua tangannya di dada boy berucap dengan bibir mengerucut.
"Tapi boy, saat ini Om Riko pasti sedang sibuk bekerja. kamu bisa makan bareng om Riko di lain waktu."
"Tapi mah, semalam Om Riko sudah janji sama Boy, siang ini om Riko akan mengajak Boy jalan jalan dan makan siang bersama."
Di tengah kesibukan Cristi membujuk Boy tiba tiba seseorang yang sejak tadi kedatangannya di nantikan oleh bocah itu tiba.
"Maaf om terlambat." ucap Riko merasa bersalah pada Boy, ketika baru saja tiba di mansion di rumah Oma Marta.
"Om Riko." wajah Boy berubah ceria saat melihat kedatangan Riko. bocah itu berlari ke arah Riko berada.
Riko memposisikan diri dengan tinggi tubuh Boy. "Maaf sudah membuat keponakan ganteng Om lama menunggu." ucapnya.
"Tidak masalah Om." jawab Boy layaknya pria dewasa sehingga membuat seulas senyum terbit di wajah Riko.
"Kita berangkat sekarang saja Om." ajak Boy yang sudah tidak sabar ingin di ajak jalan jalan oleh Riko.
Sedangkan Cristi hanya menggeleng melihat tingkah putranya.
"Mbak, aku akan mengajak Boy berjalan jalan sebentar ke Mall." sebelum beranjak Riko pamit pada Cristi dan kakak sepupunya itu mengangguk sebagai jawaban.
"Om, kenapa istri Om nggak di ajak sekalian jalan jalan bareng??." tanya Boy ketika mobil yang di kendarai Riko melaju menuju sebuah pusat perbelanjaan.
"Istri Om sedang sibuk jadi tidak sempat jalan jalan bareng Om sama Boy." jawab Riko setelah cukup lama terdiam, bingung harus memberi jawaban apa pada bocah itu. Dan pada akhirnya, Riko pun memberi jawaban seperti itu pada boy.
"Oh begitu ya."
Untungnya jarak antara rumah Oma ke mall tak begitu jauh sehingga dalam waktu beberapa menit kini mobil Riko telah tiba di mall, jika tidak, bisa di pastikan lebih banyak lagi pertanyaan Boy tentang istrinya.
Mengajak Boy ke salah satu restoran yang berada di dalam Mall adalah tujuan utama Riko mengingat keponakan tersebut belum makan siang karena menunggunya tadi.
Setelah selesai makan siang, Riko mengajak Boy menuju taman bermain anak. Setelah melihat keponakannya itu telah puas bermain, Riko pun mengajak Boy ke toko mainan anak, yang juga masih berada di dalam kawasan Mall.
"Kamu pilih saja semua mainan yang kamu inginkan, Boy." ucap Riko dan Boy mengangguk dengan wajah berbinar.
"Asyik." Boy berlari kecil menuju sebuah rak yang berisikan mainan robot robot yang tertata rapi, dengan di ikuti Riko di belakang langkahnya.
Ketika menunggu Boy memilih beberapa mainan tak Sengaja pandangan Riko terarah pada seseorang yang kini tengah melintasi toko mainan.
"Mona." berbeda dengan waktu itu, kini Riko yakin jika wanita itu adalah mantan kekasihnya,Mona.
"Ternyata benar Mona telah kembali ke tanah air." gumam Riko.
"Apa benar dugaan Atala jika Mona ada hubungannya dengan kejadian malam itu??." batin Riko.
"Om, Boy mau yang ini." Riko kembali fokus pada Boy yang kini telah memegang beberapa robot robot di tangannya.
Riko pun mengajak Boy menuju kasir Toko untuk membayar terlebih dahulu sebelum kemudian mengajak Boy kembali, mengingat sudah cukup lama ia mengajak keponakannya itu berjalan jalan.
*
"Apa mbak akan kembali ke Palu sore ini??." tanya Riko ketika ia dan baru saja tiba di rumah Oma Marta.
"Rencananya begitu, soalnya dua hari lagi mas Tian akan berangkat ke kabupaten XXX untuk mengawasi pertambangan di sana." jawab Cristi.
"Kamu sendiri kapan akan main ke sana??." lanjut tanya Cristi sekedarnya.
"Kebetulan bulan depan Riko ada urusan pekerjaan di kota tempat tinggal mbak dan mas Tian, nanti Riko mampir ke rumah mbak." jawab Riko sebelum kemudian pamit karena masih banyak berkas yang harus ia periksa.
Di perjalanan kembali ke perusahaan Riko terus kepikiran dengan dugaan Atala.
"Sebaiknya aku suruh anak buahku untuk mencari tahu semua kegiatan Mona selama beberapa bulan terakhir di tanah air." Gumam Riko sebelum memasang handset di telinganya lalu menghubungi seseorang.