TOLONG JANGAN BOM LIKE. KALAU GAK NIAT BACA!!!
Hari pernikahan yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan bagi Isabella. Berubah menjadi mimpi terburuk bagi hidupnya.
Calon suami yang seharusnya bersanding dengannya, meninggal dalam kecelakaan. Seolah belum cukup sampai di situ penderitaannya. Sang Ayah yang terkena serangan jantung pun, meminta mantan muridnya dahulu yang sedang menghadiri acara pernikahan putrinya untuk menikahi sang putri.
Bella mau tidak mau menerima Alex sebagai suaminya. Meski tahu bahwa pria tersebut telah memiliki istri.
Awalnya, Bella mengira ia menjadi istri kedua Alex. Dan mencoba menerima kenyataan pahit tersebut. Tapi nyatanya tidak. Ia adalah istri ketiga dari pria tersebut. Kebenaran yang selama ini di tutupi oleh Alex dari Bella.
Sanggupkah Bella menerima kenyataan pahit tersebut? Di saat keadaannya telah berbadan dua.
Bisakah ia bertahan dalam statusnya yang ternyata istri ketiga Alex?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ivan witami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 DILEMA ALEX
Alex duduk di samping Bella sambil mengusap perutnya yang belum begitu terlihat membuncit. Alex berbicara di perut Bella membuat Bella tertawa geli. Nenek yang melihat cucunya begitu bahagia akan segera memiliki anak di usia 35 pun tersenyum geli.
“Alex!” Panggil sang Nenek.
“Iya, Nek?”
“Kau lebih sering disini atau di rumah Anna?” tanya Nenek membuat raut wajah Bella sedikit masam mendengar nama Madunya.
“Lebih sering disini, Nek. Aku ketemu Ana juga setiap hari di kantor. Paling pulang ke rumahnya dua hari dan selebihnya disini. Anna juga tidak keberatan, karena Anna memamg menyuruhku untuk lebih sering di sini malam hari.”
“Baguslah, Anna istri pertama yang bijak dan memang kamu harus lebih sering disini. Ibu hamil harus sering di dampingi.”
“Iya, Nek. Alex paham!”
“Ya sudah, Kalau gitu, Nenek mau tidur!” Nenek bangkit menuju kamar yang sudah di sediakan Mbok Imah bersama Rosi.
“Bang, Tidur yuk. Aku juga sudah ngantuk!”
“Ok!” Alex lalu membopong Bella masuk ke dalam kamar.
Alex membaringkan Bella dengan sangat hati-hati, lalu ia menyelimutinya. Alex pun berbaring di sampingnya dan memeluk sang istri.
“Sudah minum vitaminnya?” tanya Alex.
“Sudah.”
“Ya sudah tidur.”
Alex mengusap lembut lengan Bella. Raganya memang bersama Bella, tetapi pikirannya melayang memikirkan Irene. Dimana keberadaannya? Dengan siapa dan bagaimana kondisinya? Bohong jika ia tidak memikirkan istri keduanya itu. istri yang menggugat cerai dirinya. Apakah ia sanggup untuk mengucapkan kata talak dan selamat tinggal untuk istri yang begitu ia cintai?
Hatinya begitu delima untuk menghadiri panggilan pengadilan agama. Apakah ia siap dengan perpisahannya dengan Irene.
“Ren ... apa aku bisa tanpamu, Tapi apa aku masih pantas memikirkan cinta dan ego sendiri sedangkan ada Anna dan Bella yang harus aku lindungi. Mereka yang menghargaiku tapi kenapa aku justru tergila-gila denganmu Ren,” gumam Alex dalam hati.
Alex memperhatikan Bella yang sudah terlelap, lalu ia perlahan bangun dan membiarkan Bella tidur. Alex duduk di sofa dekat jendela, ia masih memikirkan Irene.
“Tuhan beri jalan terbaik. Jika melepas Irene adalah pilihan terbaik, tunjukkan sesuatu agar aku rela melepaskan dirinya, Jika memang sudah tidak ada lagi jodoh, tolong tunjukkan sesuatu yang mungkin aku bisa melepaskan tanpa berat hati,” batin Alex sambil memejamkan matanya.
Bayangan kisah kasihnya bersama Iren begitu jelas dimatanya. Entah apa yang di berikan Irene hingga dirinya tidak bisa lepas dari cinta Irene yang sedari dulu seperti tergantung dan tidak bisa hidup tanpanya.
Disisi lain Anna masih menanti kabar dari orang suruhannya untuk mencari keberadaan Iren sampai ia juga tidak bisa tidur. Ia melakukan itu semua demi kebahagiaan Alex. Anna duduk termenung di kursi ruang kerjanya di rumah. Asisten rumah tangganya yang melihat lampu ruang kerjanya masih menyala pun menghampirinya.
“Maaf, Nyonya. Apa Nyonya membutuhkan sesuatu?” tanya Asisten rumah tangganya melihat majikan masih tampak sibuk di meja kerjanya.
“Tidak, Mbak. Tapi tolong ambilkan obat saya saja di tempat biasa!”
“Baik, Nyonya!” Asisten rumah tangganya mengambilkan obatnya dan air hangat untuk Anna.
“Ini, Nyonya. Kalau membutuhkan sesuatu panggil saya saja.” sang pembantu pun meletakkan nampannya di atas meja.
“Iya, terima kasih Mbak.”
“Sama-sama, Nyonya! Maaf Nyonya, sebaiknya Nyonya istirahat. Saya lihat beberapa hari ini Nyonya terus begadang.”
“Tidak apa-apa, Mbak. Saya hanya menyelesaikan sedikit pekerjaan. Sebentar lagi juga tidur kok. Terima kasih atas perhatiannya.” Anna kemudian meminum obatnya sedangkan Nia, sang asisten pamit ke belakang.
Mana ada suami yg adil Kak, huh menyebalkan. Aku gemes sendiri..
liat aja nanti, pasti yg di utamain Anna bukan Bella. Padahal Bella yang menderita selama nikah sama Alex... Andai saja ada Brondong tajir, udah aku jodohin sama Bella, biar Alex tahu rasa.....🥱
thanks othor