"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Kemunculan ayah kandung Enza secara tiba-tiba mengungkapkan satu rahasia besar yang selama ini keluarga besar Arnold maupun Gultom tutup-tutupi.
Enza tiba-tiba meminta cerai kepada Orlando karena suatu hal dan setelah perceraian itu. Enza tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Setengah jam berlalu. Namun, kedua mata Enza mulai terasa berat. Apa lagi Orlando memeluk pinggangnya dengan sangat erat.
Enza menguap beberapa kali sebelum ikut masuk ke dalam mimpi mengikuti Orlando.
Suasana di kamar luas itu berubah sunyi.
Dua jam kemudian Orlando terbangun dari tidurnya. Ia mengangkat sedikit kepalanya dan menatap mata terpejam istrinya dengan tatapan lembut.
Dengan hati-hati Orlando mengangkat kepalanya dan melepaskan pelukannya. Sebelum turun dari ranjang, Ia mengecup kening Enza sekilas.
Orlando melangkah menuju ruangan kerjanya dan memeriksa beberapa dokumen. Dua jam telah berlalu. Orlando keluar dari ruangan kerjanya dan masuk ke dalam kamar mandi membersihkan diri sebelum turun ke lantai 1.
Orlando melangkah menuruni tangga sembari membalas pesan email dari beberapa kolega bisnisnya dan asistennya.
"Tuan." sapa kepala pelayan saat melihat kedatangan Orlando.
"Siapkan makan siang untuk Enza dan antar ke kamar kami. Saat istriku bangun nanti, katakan padanya aku sedang menjemput Zayana dan Xavi di sekolah" pesan Orlando sebelum keluar dari mansion.
Kepala pelayan mengangguk mendengar pesan majikannya.
Setibanya di depan sekolah kedua keponakannya. Orlando turun dari mobil dan menatap lurus kearah gerbang sekolah.
Beberapa anak seusia Zayana dan Xavi keluar dari gerbang sekolah dengan wajah lelah.
"Uncle!" teriak Zayana melompat ke dalam pelukan Orlando. Orlando dengan gesit menangkap tubuh keponakannya agar tidak terjatuh.
"Manja!" sindir Xavi langsung masuk ke dalam mobil.
Dengan wajah cemberut Zayana turun dari gendongan Orlando dan duduk di kursi penumpang samping saudaranya.
Orlando menghela napas dan ikut masuk ke dalam mobil.
"Kalian harus saling menyayangi seperti Padre, Uncle dan Aunty kalian. Mereka sudah saling menjaga dan melindungi sejak kecil." nasehat Orlando sepanjang perjalanan.
Keduanya saling bersitatap mendengar penuturan Orlando.
"Maaf." celetuk Xavi dengan suara pelan.
"Tidak apa-apa. Aku tahu kakak hanya bercanda." sahut Zayana memeluk tubuh saudara kembarnya dari samping.
Meskipun raut wajah Xavi seakan risih dipeluk saudari kembarnya. Namun, terselip senyuman tipis di ujung bibirnya.
Setibanya di depan kediaman Sean. Jejeran mobil-mobil mewah semakin banyak.
Dari luar mansion ketiganya bisa mendengar suara-suara obrolan yang terdengar nyaring.
"Hey! Berikan bonekaku!"
"Tidak mau!"
"Zo, Zu berhenti berdebat!" bentak seorang anak laki-laki menatap tajam kearah keduanya.
Dengan mata berkaca-kaca Zo memberikan bonekanya kepada Ozzura. Ozzura dengan wajah tak bersalah menerima boneka itu.
Zayana dengan cepat mendekati sepupunya dan mengandeng tangan anak perempuan itu kearah ruangan tamu.
"Nanti kita beli yang baru dan yang lebih mahal." kata Zayana tersenyum tipis.
Zo mengangguk dan tersenyum tipis mengikuti langkah sepupunya.
Semua keluarga besar mereka berkumpul di ruangan tamu sembari mengobrol bersama Sean.
Orlando bisa melihat tatapan iri di kedua bola mata Zu. Kedua tangan besarnya terulur mengelus kepala Zu dan mengajak ketiganya ke ruangan tamu. Xavi dan Oliver saling menatap tajam sebelum mengikuti langkah sang Uncle menuju ruangan tamu.
"Kalian sudah pulang sekolah? Siapa yang menjemput kalian?" tanya Kimberly mengelus kepala keponakannya.
"Uncle, Aunty."
Zayana mengajak semua sepupunya bermain di taman.
"Ternyata kalian semua berkumpul disini." celetuk Orlando saat melihat semua keluarga besarnya sudah berkumpul di ruangan tamu.
"Apa kau tidak membawa istrimu?" tanya Oscar menatap adik bungsunya.
"Enza masih tertidur nyenyak saat aku tinggalkan tadi." jawab Orlando duduk di sebelah suami Nica.
"Ternyata kakak sedang hamil anak keempat. Kalian membuatnya begitu cepat." celetuk Orlando mengalihkan pandanganya kearah Nica dan suaminya.
"Kualitas benih kami terlalu premium dan berkualitas tidak seperti mu." sahut Oscar tersenyum puas menatap wajah adiknya kesal adiknya.
"Bagaimana jika benihku juga bisa menghasilkan anak kembar." tantang Orlando menatap Oscar dengan penuh keyakinan.
"Buktikan. Aku hanya ingin bukti! Bukan ucapan yang tidak ada artinya."
Kali ini Ocean yang nyeletuk seperti itu. Ia ingin tahu bagaimana tanggapan Orlando akan ucapannya.
Orlando hanya cengengesan dan tidak bisa menjawab ucapan ayahnya.
Emily mengabadikan moment kebersamaan mereka dan mengunggahnya di Instagram pribadinya.
"Sebaiknya kita makan siang. Jarang-jarang kita bisa makan siang bersama." tawar Oscar menatap ayahnya dan semua anggota keluarga yang datang.
Tak beberapa lama beberapa pelayan menyajikan makan siang mewah di atas meja panjang ruangan tamu.
#
#
Disisi lain
Untuk menghilangkan perasaan jenuh dan bosannya selama kepergian suaminya. Enza mengitari seisi mansion Gultom.
Meskipun Enza dan keluarga besarnya sering mengunjungi kediaman Gultom. Tapi, ia tidak memiliki kebebasan masuk ke dalam beberapa ruangan rahasia milik keluarga besar Gultom.
Enza tahu kalau keluarga besarnya berasal dari keluarga mafia. Namun, definisi mafia yang ada di dalam pikirannya hanya seputar orang-orang besar yang menjalankan bisnis secara ilegal.
Mereka hanya akan membunuh orang-orang yang mengusik-nya dan ingin membunuhnya bukan sebaliknya.
Tubuh Enza tiba-tiba merinding saat berdiri di sebuah lorong gelap dan lembab. Ia bisa mendengar suara-suara jeritan kesakitan yang seakan-akan terdengar memantul di dari ujung lorong.
"Sakit!"
"Tolong!"
"Tolong lepaskan aku!"
Rasa penasaran di hatinya membawanya mengikuti asal suara itu.
"Apa yang kamu lakukan disini!"
Pertanyaan dari suara bariton tegas itu membuat tubuh Enza membatu.
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya