Setelah 19 tahun dirawat di sebuah RUMAH SAKIT JIWA, Avram Everglass yang mengidap Deviasi Seksual dan Berkepribadian Ganda melarikan diri dari sana untuk mencari Alceena Eugene.
Pelariannya itu dipicu oleh sebuah tayangan sinetron yang dibintangi oleh Amalthea Estrial, anak perempuan Alceena yang memiliki wajah sama persis dengan ibunya. Avram mengira jika Amalthea itu adalah Alceena.
Kepanikan memuncak, ketika terjadi "Tiga Pembunuhan Berantai" yang dilakukan oleh seseorang yang Sakit Jiwa!...
Apakah Avram yang melakukan itu?
Ataukah ada Pembunuh lainnya yang menjadi "Bayangan" Avram?
Apakah hubungan Devilia dengan Avram dan Alceena Eugene?
Penasaran gak? Baca kisahnya di sini, Gaess...❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
°A.E-15 : Kronologi!
...----------------...
"Mereka baru selesai menjalani grup terapi bersama Dokter Dryas, Dok. Saya membawa mereka semua ke dalam ruangan sosialisasi. Semua seperti biasanya. Sebagian pasien menonton televisi. Dysis dan Cullzen main pingpong tanpa bola, dan Rikkard mondar-mandir pakai helm!" ujar Hiram menjelaskan.
Dirinya masih terbaring dengan kepala diperban di ruang UGD, saat Dokter Cabas menemuinya untuk meminta penjelasan.
"Siapa yang bertugas untuk mengawasi mereka di ruangan itu?" tanya Dokter Cabas menahan marah.
"Saya dan Suster Haidee, Dok!" jawab Hiram.
"Apakah kalian benar-benar mengawasi gerak-gerik mereka atau kalian ikut menonton televisi? Apakah acaranya bagus?" tanya Dokter Cabas sinis.
"Semuanya tenang dan baik-baik saja, Dok! Kami masih bisa membawa mereka ke dalam kamar mereka masing-masing pada jam sembilan malam. Entah bagaimana, tiba-tiba kepala saya dipukul dari belakang! Dan saya tidak ingat apa-apa lagi..." jawab Hiram menjelaskan kejadiannya.
...💤💤💤...
'HAHAHAHAHAHAHAHA'
Casha tertawa terbahak-bahak sampai keluar airmata.
Dokter Cabas bisa mengetahuinya hanya dalam sekali lihat, bahwa percuma menanyainya dalam keadaan seperti ini.
"Hahahahaha.... Saya lari...." ujar Casha ditengah-tengah tawanya.
"Saya lari ke depan... Ke luar... Ke WC... Ke koridor... Ke depan.... Ke luar... Ke... Hahahaha" racau Casha ngawur.
"Haaaah! Bawa dia ke kamarnya, Suster! Beri dia obatnya!" titah Dokter Cabas dengan nada lelah.
"Baik, Dok!... Ayo, Casha!" jawab Suster Haidee.
Suster Haidee meraih tangan Casha dan membimbingnya ke arah pintu. Tidak ada perlawanan dari Casha, dia menurut sambil masih tertawa-tawa.
Tapi sesampainya di depan pintu, tawanya mendadak berhenti. Dan Casha mendadak tidak mau melangkah!
Suster Haidee menoleh dengan wajah keheranan. Mulutnya sudah terbuka untuk menanyakan kepada Casha, tapi dia membatalkannya.
Casha sedang menatap dirinya dengan tatapan yang membuat dirinya merinding... Tatapan tajam orang gila!!
"Dia milikku!... MILIKKU!!!" teriak Casha tiba-tiba.
Casha menggeram dengan suara besar dan berat. Seolah-olah dia sedang menirukan suara orang lain.
Jika Suster Haidee terkejut, Dokter Cabas merasakan lebih dari itu! Dokter Cabas kaget setengah mati..!
".....???!!!!"
...💤💤💤...
"Casha adalah seorang peniru ulung!" ujar Dokter Cabas di depan para stafnya.
"Telinga dia banyak, dan mulutnya lebih dari satu! Tapi malam ini, dia mendadak menirukan ucapan yang khas dari salah satu pasien kita yang melarikan diri. Kalian dengar baik-baik pertanyaan saya! Apa acara televisi pada saat itu, pada saat mereka berada di ruang sosialisasi antara jam delapan tiga puluh malam sampai jam sembilan malam?!" ujar Dokter Cabas dengan suara tegas.
"Si...sinetron, Dok!" jawab Suster Haidee gugup.
"Kisahnya tentang apa? P3l4curan?" tanya Dokter Cabas.
"P3mbunuhan, Dok!" jawab Suster Haidee.
"Siapa pemerannya?" tanya Dokter Cabas.
"Claus Gildas dan Amalthea Estrial, Dok! Yang jadi pembunuhnya kalau tidak salah... Dromica Humanis!" jawab Suster Haidee.
"Baiklah! Saya ingin melihat episode yang tadi ditayangkan. Cari tahu siapa produsernya... Besok saya harus menemui mereka!" titah Dokter Cabas pada Suster Haidee.
"Baik, Dok!" jawab Suster Haidee.
Dokter Cabas melangkah dengan lesu meninggalkan ruang rapat itu. Tiba-tiba Dokter Dryas berlarian kearahnya dari belakang.
"Dok...!" panggil Dokter Dryas tergesa.
Dokter Cabas hanya menolehkan kepalanya sekejap, tanpa menghentikan langkahnya.
"Apa yang sebenarnya di katakan oleh Casha, Dok? Apakah itu salah satu dialog dari sinetron yang mereka lihat?" tanya Dokter Dryas penasaran.
Dokter Cabas tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Apakah kamu familiar dengan kata-kata ini? 'Dia milikku!.... MILIKKU!!..." ujar Dokter Cabas mengulangi kata-kata Casha tadi.
Sekarang gantian Dokter Dryas yang berhenti melangkah. Dia terpaku sambil menatap Dokter seniornya itu.
"I...itu...."
...----------------...
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
caranya follow akun ak dl ya.
thank you
Awal udah seru tapi aku ga bisa sering baca karena banyak kesibukan juga:(
Tetap semangat nulis yaaa!